Halaman 404
Teks Arab
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ الْحَسَنِ، ثَنَا أَبُو شُعَيْبٍ الْحَرَّانِيُّ، ثَنَا أَبُو جَعْفَرٍ النُّفَيْلِيُّ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنِي عَبْدُ اللهِ بْنُ أَبِي بَكْرٍ، أَنَّهُ حُدِّثَهُ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ، قَالَ: " كُنْتُ يَتِيمًا لِعَبْدِ اللهِ بْنِ رَوَاحَةَ فِي حِجْرِهِ، فَخَرَجَ فِي سُفْرَتِهِ تِلْكَ مُرْدِفِي عَلَى حَقِيبَةِ رَاحِلَتِهِ، فَوَاللهِ إِنَّا لَنَسِيرُ لَيْلَةً إِذْ سَمِعْتُهُ يَتَمَثَّلُ بِأَبْيَاتِهِ هَذِهِ:
Teks Indonesia
Muhammad bin Ahmad bin Al Hasan menceritakan kepada kami, Abu Syu`aib Al Harrani menceritakan kepada kami, Abu Ja`far An-Nufaili menceritakan kepada kami, Muhammad bin Salamah menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Ishaq, Abdullah bin Abu Bakar menceritakan kepada kami, bahwa dia menceritakan hadits ini dari Zaid bin Arqam, dia berkata: Aku adalah anak yatim yang diasuh oleh Abdullah bin Rawahah di rumahnya. Dia berangkat dalam perjalanannya itu dengan memboncengku di atas koper perjalanannya. Demi Allah, kami berjalan selama satu malam, tiba-tiba aku mendengamya menggubah bait-bait syair ini: "Bila kaudekatkan aku dan membawaku, wahai untaku perjalanan empat malam sesudah bukit past Maka terserah kamu, sesukamu, tidak dipersalahkan Aku tidak mau pulang ke tempat keluargaku di belakangku Umat Islam akan pulang dan meninggalkanku di negeri Syam, pembaringan akhir yang menggairahkan Kau pulangkan setiap yang bemasab dekat kepada Ar-Rahman dalam keadaan terputus persaudaraan Di sini terserah kau, tidak pedulikan munculnya mayang kurma dan tidak pula buah kunna, yang esok bagian bawahnya." Ketika aku mendengarkan syair-syairnya itu, aku menangis. Lalu dia menepukku dan berkata, "Apa susahnya bagimu, Nak, sekiranya Allah mengaruniaku mati syahid dan kamu pulang di antara rombongan pasukan ini." Muhammad bin Ishaq berkata: Ibnu Abbad bin Abdullah bin Zubair juga menceritakan kepadaku, ayah asuhku menceritakan kepadaku —dan itu terjadi dalam peperangan itu— dia berkata: Ketika Zaid dan Ja`far terbunuh, Ibnu Rawahah mengambil alih bendera di atas kudanya, lalu dia turun dari kudanya dengan meneriakkan yel-yel semangat, lalu dia bersyair: "Aku bersumpah, wahai jiwaku, kau harus turun kancah dengan ketaatanmu, atau tidak suka, Tatkala umat telah panen dan mengikat lonceng mengapa kulihat dirimu tidak suka surga? Telah lama sekalikamu hidup dalam ketenangan, Kau tidak lain adalah setetes sperma dalam bejana." Abdullah bin Rawahah juga bersyair: "Wahai jiwa, kalau tak terbunuh, kau juga mati. Ini dia, takdir kematian telah tiba Apa yang kauharap, kau telah diberi. Apabila kau ikuti perbuatan keduanya, maka kau ditunjuki." Kedua orang dimaksud adalah kedua sahabatnya, yaitu Zaid dan Ja`far. Kemudian, ketika dia turun gelanggang, maka dia ditemui oleh anak pamanku dengan membawa daging yang besar. Dia berkata, "Kuatkan ototmu dengan ini, karena engkau akan menghadapi hari-hari yang berat." Kemudian dia mengambilnya dan menyantapnya. Setelah itu dia mendengar teriakan perang, lalu dia berkata, "Kamu masih berada di dunia." Setelah itu dia melemparkan daging itu dari tangannya, mengambil pedangnya, maju berperang hingga terbunuh. Ketika umat Islam menderita kekalahan (di awalnya), Rasulullah ﷺ• bersabda, "Zat mengambil bendera lalu berperang hingga terbunuh sebagai syahid. Kemudian da `far mengambil bendera dan berperang hingga terbunuh sebagai syahid. " Kemudian Rasulullah ﷺ diam hingga wajah sahabat-sahabat Anshar berubah karena mengira bahwa telah terjadi pada diri Abdullah hal-hal yang mereka tidak sukai. Kemudian beliau bersabda, "Kemudian Abdullah mengambilnya dan berperang hingga terbunuh sebagai syahid. " Kemudian beliau bersabda, "Mereka telah diangkat ke surga, sedang tidur di atas dipan-dipan dari emas. Aku melihat di dipan Abdullah ada kelambu yang tidak ada pada dipan kedua temannya. Lalu aku bertanya, `Karena apa ini?` Lalu aku diberitahu, `Keduanya langsung terjun ke kancah perang, sedangkan Abdullah bin Rawahah meneriakkan yel-yel`. "