Halaman 238
Teks Arab
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ الْحَارِثِ، ثَنَا الْفَضْلُ بْنُ الْحُبَابِ الْجُمَحِيُّ، ثَنَا مُسَدَّدٌ، ثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ سَعْدٍ، قَالَ: كُنْتُ بِالْكُوفَةِ فِي دَارِ الْإِمَارَةِ، دَارِ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، إِذْ دَخَلَ عَلَيْنَا نَوْفُ بْنُ عَبْدِ اللهِ فَقَالَ: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ بِالْبَابِ أَرْبَعُونَ رَجُلًا مِنَ الْيَهُوَدِ، فَقَالَ عَلِيٌّ: عَلَيَّ بِهِمْ، فَلَمَّا وَقَفُوا بَيْنَ يَدَيْهِ قَالُوا لَهُ: يَا عَلِيُّ صِفْ لَنَا رَبَّكَ هَذَا الَّذِي فِي السَّمَاءِ، كَيْفَ هُوَ، وَكَيْفَ كَانَ، وَمَتَى كَانَ، وَعَلَى أَيِّ شَيْءٍ هُوَ؟ فَاسْتَوَى عَلِيٌّ جَالِسًا وَقَالَ: مَعْشَرَ الْيَهُوَدِ اسْمَعُوا مِنِّي، وَلَا تُبَالُوا أَنْ لَا تَسْأَلُوا أَحَدًا غَيْرِي، إِنَّ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ هُوَ الْأَوَّلُ لَمْ يَبْدُ مِمَّا، وَلَا مُمَازَجُ مَعِمَّا، وَلَا حَالٌّ وَهُمَّا، وَلَا شَبَحٌ يُتَقَصَّى، وَلَا مَحْجُوبٌ فَيُحْوَى، وَلَا كَانَ بَعْدَ أَنْ لَمْ يَكُنْ فَيُقَالُ: حَادِثٌ، بَلْ جَلَّ أَنْ يُكَيِّفَ الْمُكَيِّفَ لِلْأَشْيَاءِ كَيْفَ كَانَ، بَلْ لَمْ يَزَلْ وَلَا يَزُولُ لِاخْتِلَافِ الْأَزْمَانِ، وَلَا لِتَقَلُّبِ شَانٍ بَعْدَ شَانٍ، وَكَيْفَ يُوصَفُ
Teks Indonesia
Abu Bakar Ahmad bin Muhammad bin Al ; Hants menceritakan kepada kami, Fadhl bin Hubab Al Jamhi menceritakan kepada kami, Musaddad menceritakan kepada kami, Abdul Warits bin Sa`id menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Ishaq, dari Nu`man bin Sa`d, dia berkata: Aku berada di Kufah di rumah keamiran, yaitu rumah Ali bin Abu Thalib. Tiba-tiba Nauf bin Abdullah masuk dan berkata, "Wahai Amirul Mukminin! Di pintu ada empat puluh orang yahudi." Ali berkata, "Suruh mereka masuk." Ketika mereka berdiri di depan Ali, mereka berkata kepadanya, "Wahai Ali! Gambarkan kepada kami Tuhanmu yang ada di langit; bagaimana Dia? Bagaimana keadaannya? Kapan Dia ada? Dan di atas apa Dia?" Kemudian Ali duduk dengan tegak dan berkata, "Wahai orang-orang yahudi! Dengarkan ucapanku, jangan sekali-sekali kalian bertanya kepada selainku. Sesungguhnya Tuhanku itu yang Mahaawal tanpa awalan, tidak bercampur dengan sesuatu, tidak berada dalam satu kondisi, bukan hantu yang gentayangan, tidak terhijab, bukan ada setelah tiada sehingga disebut baru, melainkan Dia senantiasa ada di berbagai zaman, bukan berubah-ubah dari satu keadaan kepada keadaan lain. Dan bagaimana mungkin digambarkan dengan sosok dan bagaimana mungkin disifat dengan ungkapan yang fasih, dzat yang tidak berada dalam sesuatu sehingga dikatakan tercirikan, dan tidak dijelaskan sehingga dikatakan eksis? Sebaliknya, Dia ada tanpa cara. Dia lebih dekat dari tali urat leher, dan lebih jauh dalam hal keserupaan dari setiap yang jauh.Tidak tersembunyi dari-Nya kedipan mata sekejap dari hamba-hamba Allah, dan tidak pula bisikan kata, bergulirnya sebutir pasir dan bentangan langkah di gelapnya malam yang gulita. Tidak tertutup baginya bulan yang bercahaya, rekahan matahari yang bersinar terang, datangnya malam dan berlalunya siang, melainkan Dia Maha Meliputi setiap yang hendak Dia ciptakan. Dialah yang Maha Mengetahui setiap tempat, setiap keadaan, dan setiap waktu, setiap tujuan akhir dan jangka waktu. Jarak waktu hanya dilekatkan pada makhluk, dan batasan hanya dinisbatkan kepada selain-Nya. Dia tidak menciptakan segala sesuatu dari fondasi awal, dan tidak pula dengan awalan-awalan yang sebelumnya ada permulaan. Melainkan Dia ciptakan apa yang Dia ciptakan, lalu Dia tegakkan ciptaannya, membentuk rupanya dan roembaguskannya. Dia sendiri dalam ketinggian-Nya, sehingga tiada sesuatu pun yang punya kekuatan menolak darinya, dan tiada bagi-Nya manfaat dari kepatuhan makhluk. Nya. Perkenan-Nya terhadap orang-orang yang berdoa sangat cepat. Malaikat di langit dan bumi kat kepada-Nya. Pengetahuan-Nya tentang orang-orang yang mati sirna seperti pengetahuan-Nya tentang makhluk yang masih hidup dan berbolak-balik. Pengetahuan-Nya tentang yang ada di Langit yang tinggi seperti pengetahuan-Nya tentang yang ada di bumi rendah. Dia mengetahui segala sesuatu, tidak terbingungkan oleh suara, tidak tersibukkan oleh bahasa, Maha Mendengar terhadap berbagai jenis suara, tanpa indera yang dikenal manusia. Dialah yang Maha Mengatur, Maha Melihat, Maha Mengetahui segala perkara, Maha Hidup lagi terus-menerus mengurusi makhluk-Nya. Maha Suci Allah yang berbicara kepada Musa tanpa indera dan alat, tanpa bibir dan rongga mulut. Maha Suci Dia dari cara. Barangsiapa menduga bahwa Tuhan kami terbatas, maka dia tidak mengenal Khaliq yang disembah. Barangsiapa menyebutkan bahwa Dia dilingkupi ruang, maka dia pasti dilanda kebingunan dan kesimpang-siuran. Melainkan Dialah yang meliputi setiap tempat. Jika kamu benar, wahai orang yang mengada-ada dalam menggambarkan Ar-Rahman tidak sesuai dengan yang diwahyukan, maka gambarkanlah untukku malaikat Jibril dan Israfil? Itu jauh dari kemungkinan. Apakah kamu tidak mampu melukiskan makhluk sepertimu, tetapi kamu melukiskan Khaliq yang disembah. Kamu bisa mengetahui sifat orang yang memiliki cara dan sarana, lalu bagaimana dengan Dzat yang tidak terkena kantuk dan tidak tidur? Bagi-Nya apa-apa yang di bumi dan langit, serta apa-apa yang ada di antara keduanya. Dialah Tuhan Pemilik Arasy yang Agung." Ini adalah hadits gharib yang berasal dari Nu`man. Demikialah Ibnu Ishaq meriwayatkannya dari Nu`man secara mursal.