Daftar Kitab

Halaman 1785



Teks Arab

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ مُحَمَّدٍ الْعَبْدِيُّ، ثنا أَبِي، ثنا أَبُو بَكْرِ بْنُ عُبَيْدٍ الْقُرَشِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى الْأَزْدِيُّ، ثنا جَعْفَرٌ الرَّازِيُّ، عَنْ أَبِي جَعْفَرٍ السَّائِحِ، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، وَغَيْرُهُ، يَزِيدُ بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ فِي الْحَدِيثِ: أَنَّ عَامِرَ بْنَ عَبْدِ قَيْسٍ " ⦗٨٩⦘ كَانَ مِنْ أَفْضَلِ الْعَابِدِينَ وَفَرَضَ عَلَى نَفْسِهِ كُلَّ يَوْمٍ أَلْفَ رَكْعَةٍ يَقُومُ عِنْدَ طُلُوعِ الشَّمْسِ فَلَا يَزَالُ قَائِمًا إِلَى الْعَصْرِ ثُمَّ يَنْصَرِفُ وَقَدِ انْتَفَخَتْ سَاقَاهُ وَقَدَمَاهُ فَيَقُولُ: يَا نَفْسُ إِنَّمَا خُلِقْتِ لِلْعِبَادَةِ يَا أَمَّارَةُ بِالسُّوءِ فَوَاللهِ لَأَعْمَلَنَّ بِكِ عَمَلًا حَتَّى لَا يَأْخُذُ الْفِرَاشُ مِنْكِ نَصِيبًا قَالَ: وَهَبَطَ وَادِيًا يقَالُ لَهُ وَادِي السِّبَاعِ وَفِي الْوَادِي عَابِدٌ حَبَشِيٌّ يُقَالُ لَهُ: حُمَمَةُ فَانْفَرَدَ عَامِرٌ فِي نَاحِيَةٍ وَحُمَمَةُ فِي نَاحِيَةٍ يُصَلِّيَانِ لَا هَذَا يَنْصَرِفُ إِلَى هَذَا وَلَا هَذَا يَنْصَرِفُ إِلَى هَذَا أَرْبَعِينَ يَوْمًا وَأَرْبَعِينَ لَيْلَةً إِذَا جَاءَ وَقْتُ الْفَرِيضَةِ صَلَّيَا ثُمَّ أَقْبَلَا يَتَطَوَّعَانِ ثُمَّ انْصَرَفَ عَامِرٌ بَعْدَ أَرْبَعِينَ يَوْمًا فَجَاءَ إِلَى حُمَمَةَ فَقَالَ: مَنْ أَنْتَ يَرْحَمُكَ اللهُ؟ قَالَ: دَعْنِي وَهَمِّي قَالَ: أَقْسَمْتُ عَلَيْكَ قَالَ: أَنَا حُمَمَةُ، قَالَ عَامِرٌ: لَئِنْ كُنْتَ حُمَمَةَ الَّذِي ذُكِرَ لِي لَأَنْتَ أَعْبُدُ مَنْ فِي الْأَرْضِ، أَخْبِرْنِي عَنْ أَفْضَلِ خَصْلَةٍ قَالَ: إِنِّي لَمُقَصِّرٌ وَلَوْلَا مَوَاقِيتُ الصَّلَاةِ تَقْطَعُ عَلَيَّ الْقِيَامَ وَالسُّجُودَ لَأَحْبَبْتُ أَنْ أَجْعَلَ عُمْرِي رَاكِعًا وَوَجْهِي مُفْتَرِشًا حَتَّى أَلْقَاهُ وَلَكِنَّ الْفَرَائِضَ لَا تَدَعُنِي أَفْعَلُ ذَلِكَ فَمَنْ أَنْتَ رَحِمَكَ اللهُ؟ قَالَ: أَنَا عَامِرُ بْنُ عَبْدِ قَيْسٍ قَالَ: إِنْ كُنْتَ عَامِرًا الَّذِي ذُكِرَ لِي فَأَنْتَ أَعْبُدُ النَّاسِ، فَأَخْبِرْنِي بِأَفْضَلِ خَصْلَةٍ قَالَ: إِنِّي لَمُقَصِّرٌ، وَلَكِنْ وَاحِدَةٌ، عَظَّمْتُ هَيْبَةَ اللهِ فِي صَدْرِي حَتَّى مَا أَهَابُ شَيْئًا غَيْرَهُ فَاكْتَنَفَتْهُ السِّبَاعُ فَأَتَاهُ سَبْعٌ فَوَثَبَ عَلَيْهِ مِنْ خَلْفِهِ فَوَضَعَ يَدَيْهِ عَلَى مَنْكِبِهِ وَعَامِرٌ يَتْلُو هَذِهِ الْآيَةَ: {ذَلِكَ يَوْمٌ مَجْمُوعٌ لَهُ النَّاسُ وَذَلِكَ يَوْمٌ مَشْهُودٌ} [هود: ١٠٣] فَلَمَّا رَأَى السَّبْعُ أَنَّهُ لَا يَكْتَرِثُ بِهِ ذَهَبَ قَالَ حُمَمَةُ: بِاللهِ يَا عَامِرُ مَا هَالَكَ مَا رَأَيْتَ؟ قَالَ: إِنِّي لَأَسْتَحِي مِنَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ أَهَابَ شَيْئًا غَيْرَهُ قَالَ حُمَمَةُ: لَوْلَا أَنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ ابْتَلَانَا بِالْبَطْنِ فَإِذَا أَكَلْنَا لَا بُدَّ لَنَا مِنَ الْحَدِيثِ مَا رَآنِي رَبِّي إِلَّا رَاكِعًا أَوْ سَاجِدًا، وَكَانَ يُصَلِّي فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ ثَمَانِمِائَةِ رَكْعَةٍ وَكَانَ يَقُولُ: إِنِّي لَمُقَصِّرٌ فِي الْعِبَادَةِ وَكَانَ يُعَاتِبُ نَفْسَهُ "

Teks Indonesia

Muhammad bin Ahmad bin Muhammad Al Abdi mencejritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami, Abu Bakar bin Ubaid Al Qurasyi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Yahya Al Azdi menceritakan kepada kami, Ja’far Ar-Razi menceritakan kepada kami dari Abu Ja’far As-Saih, Ibnu Wahb dan yang lainnya mengkabarkan kepada kami, sebagiannya menambahkan kepada sebagian lainnya di dalam hadits ini: "Bahwa Amir bin Abdu Qais termasuk kalangan para ahli ibadah yang paling utama. Ia mewajibkan atas dirinya seribu rakaat setiap hari. Ia berdiri (shalat) sejak terbitnya matahari, dan masih berdiri hingga Ashar. Kemudian ia pulang, sementara kedua betis dan kakinya telah membengkak, lalu ia berkata, ‘Wahai diri, sesungguhnya engkau diciptakan untuk ibadah. Wahai yang mengajak kepada keburukan, demi Allah, sungguh aku melakukan amal denganmu hingga tempat tidur tidak mengambil bagian darimu.’ Ia pemah menuruni suatu lembah yang bernama lembah binatang buas. Di lembah itu terdapat seorang ahli ibadah habasyi yang bernama Humamah. Amir menyendiri di salah satu sudut, sementara Humamah di sudut lainnya. Kedua shalat, dimana mana yang ini tidak menghampiri yang itu, dan yang itu tidak menghampiri yang ini, demikian selama empat puluh hari empat puluh malam. Bila tiba waktu shalat fardhu, keduanya shalat, kemudian kembali melakuan shalat-shalat tathawwu’. Kemudian pada suatu hari setelah empat puluh hari, Amir kembali, lalu ia mendatangi Humamah, lalu berkata, ‘Siapa engkau, semoga Allah merahmatimu?’ Ia berkata, ‘Biarkan aku dengan kedukaanku.’ Amir berkata, Aku bersumpah kepadamu.’ Ia menjawab, Aku Humamah.’ Amir berkata, ‘Jika engkau Humamah yang pemah disebutkan kepadaku, tentu engkau adalah yang paling ahli ibadah di bumi. Beritahukanlah kepadaku tentang karakter yang paling utama.’ Ia berkata, ‘Sesungguhnya aku benar-benar seorang yang lalai. Seandainya bukan karena waktu-waktu shalat yang memutus berdiri dan sujud, niscaya aku ingin menjadikan umurku dalam keadaan ruku dan wajahku terhampar hingga aku beijumpa dengan-Nya. Akan tetapi, shalat-shalat fardhu tidak membiarkanku melakukan itu. Lalu siapa engkau, semoga Allah merahmatimu?’ Amir menjawab, Aku adalah Amir bin Abdu Qais.’ Ia berkata, ‘Jika engkau Amir yang pemah disebutkan kepadaku, tentu engkau adalah manusia yang paling ahli ibadah. Maka beritahukanlah kepadaku tentang karakter yang paling utama.’ Amir berkata, ‘Sesungguhnya aku benar-benar seorang yang lalai, akan tetapi ada satu hal, betapa besarnya rasa takut kepada Allah di dadaku, sampai-sampai aku tidak takut sesuatu pun selain-Nya.’ Lalu ia dikepung oleh beberapa hewan buas, lalu salah seekornya menerkamnya dari belakangnya dan menempatkan kedua kaki depannya di atas bahunya, namun Amir membaca ayat ini: `Hari kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapi)nya, dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala makhluk). (Qs. Huud 11: 103). Ketika binatang buas itu melihatnya tidak bergeming, maka ia pun pergi. Humamah berkata, ‘Demi Allah wahai Amir, tidakkah menakutkanmu apa yang kau lihat itu?’ Amir menjawab, ‘Sesungguhnya aku benar-benar malu kepada Allah bila aku takut sesuatu selain-Nya.’ Humamah berkata, ‘Seandainya Allah tid^k menguji kita dengan perut, yang mana bila kita makan maka kita akan berhadats, tentu Rabbku tidak akan melihatku kecuali dalam keadaan ruku atau sujud.’ Ia biasa shalat`delapan rakat dalam sehari semalam, dan ia berkata, ‘Sesungguhnya aku ini benar-benar orang yang lalai dalam ibadah.’ Ia mencela dirinya.”