Halaman 1773
Teks Arab
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ جَعْفَرٍ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَبَّاسِ بْنِ أَيُّوبَ، ثنا يَحْيَى بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ السَّكَنِ، ثنا يَحْيَى بْنُ كَثِيرٍ أَبُو غَسَّانَ، ثنا الْهَيْثَمُ بْنُ جُرْمُوزٍ، عَنْ حَمْدَانَ، عَنْ سُلَيْمَانَ التَّيْمِيِّ، عَنْ أَسْلَمَ الْعِجْلِيِّ، عَنِ أَبِي الضَّحَّاكِ الْجَرْمِيِّ، عَنْ هَرِمِ بْنِ حَيَّانَ الْعَبْدِيِّ، قَالَ: قَدِمْتُ فَلَمْ يَكُنْ لِي هُمٌّ إِلَّا أُوَيْسًا أَسْأَلُ عَنْهُ فَدَفَعْتُ إِلَيْهِ بِشَاطِئِ الْفُرَاتِ يَتَوَضَّأُ وَيَغْسِلُ ثَوْبَهُ فَعَرَفْتُهُ بِالنَّعْتِ فَإِذَا رَجُلٌ آدَمُ مَحْلُوقُ الرَّأْسِ كَثُّ اللِّحْيَةِ مَهِيبُ الْمَنْظَرِ فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ وَمَدَدْتُ إِلَيْهِ يَدِي لِأُصَافِحَهُ فَأَبَى أَنْ يُصَافِحَنِي فَخَنَقَتْنِي الْعَبْرَةُ لِمَا رَأَيْتُ مِنَ حَالِهِ فَقُلْتُ: السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا أُوَيْسُ كَيْفَ أَنْتَ يَا أَخِي؟ قَالَ: " وَأَنْتَ فَحَيَّاكَ اللهُ يَا هَرِمُ بْنُ حَيَّانَ مَنْ دَلَّكَ عَلَيَّ؟ قُلْتُ: اللهُ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ: " {سُبْحَانَ رَبِّنَا إِنْ كَانَ وَعَدُ رَبِّنَا لَمَفْعُولًا} [الإسراء: ١٠٨] " قُلْتُ: يَرْحَمُكَ اللهُ مِنْ أَيْنَ عَرَفْتَ اسْمِي وَاسْمَ أَبِي؟ فَوَاللهِ مَا رَأَيْتُكَ قَطُّ وَلَا رَأَيْتَنِي، قَالَ: عَرَفَتْ رُوحِي رُوحَكَ حَيْثُ كَلَّمَتْ نَفْسِي؛ لِأَنَّ الْأَرْوَاحَ لَهَا أَنْفُسٌ كَأَنْفُسِ الْأَجْسَادِ وَإِنَّ الْمُؤْمِنِينَ يَتَعَارَفُونَ بِرُوحِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَإِنْ نَأَتْ بِهِمُ الدَّارُ
Teks Indonesia
Abdullah bin Muhammad bin Abbas bin Ayyub menceritakan kepada kami, Yahya bin Muhammad bin As-Sakan menceritakan kepada kami, Yahya bin Katsir Abu Ghassan menceritakan kepada kami, Al Haitsam bin Jurmuz menceritakan kepada kami dari Hamdan, dari Sulaiman At-Taimi, dari Aslam Al Ijli, dari Abu Adh-Dhahhak Al Jarmi, dari Harim bin Hayyan Al Abdi, ia berkata, “Aku datang, dan tidak ada kepentinganku kecuali Uwais, aku bertanya mengenainya, lalu aku diarahkan kepadanya di tepi sungai Euphrat, ia sedang berwudhu dan mencuci pakaiannya. Lalu aku pun tahu dari tandanya, karena ia seorang lelaki hitam, berkepala botak, berjanggut lebat, dan tampilan berwibawa. Maka aku pun memberi salam kepadanya dan mengulurkan tanganku untuk menjabatnya, namun ia menolak berjabat tangan denganku, maka aku pun menahan air mata saat melihat kondisinya. Lalu aku berkata, `Assalaamu alaika wahai Uwais, bagaimana kabarmu wahai saudaraku?’ Ia berkata, ‘Dan engkau juga, semoga Allah memberi keselamatan kepadamu, wahai Harim bin Hayyan. Siapa yang menunjukkanmu kepadaku?’ Aku menjawab, `Allah ^.’ Ia berkata, ‘Maha Suci Tuhan kami; sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi.’ Aku berkata, ‘Semoga Allah merahmatimu. Darimana engkau tahu namaku dan nama ayahku? Demi Allah, aku tidak pernah melihatmu, dan engkau tidak pernah melihatku.’ Ia berkata, ‘Ruhku mengetahui ruhmu sebagaimana yang dikatakan jiwaku. Karena para ruh itu memiliki jiwa seperti jiwan-jiwa jasad, dan orang- orang beriman itu saling mengenali dengan ruh Allah walaupun mereka berjauhan dan berpencar-pencar tempatnya.’ Aku berkata, ‘Ceritakanlah kepadaku suatu hadits dari Rasulullah agar aku menghafalnya darimu.’ Ia berkata, ‘Sesungguhnya aku tidak pemah berjumpa dengan Rasulullah dan aku tidak pemah bersama beliau. Aku tahu beberapa orang yang pemah melihat beliau dan telah sampai kepadaku dari haditsnya sebagaimana sebagian yang sampai kepada kalian. Bukannya aku ingin membuka pintu ini terhadap diriku, aku tidak ingin menjadi qadhi atau pemberi fatwa, ada kesibukan di dalam diriku.’ Aku berkata, ‘Kalau begitu, bacakanlah kepadaku ayat-ayat dari Kitabullah agar aku mendengarnya darimu. Dan berdoalah kepada Allah untukku dengan doa-doa, dan berilah aku wasiat.’ Lalu ia pun menggandeng tanganku, lalu mengajakku beijalan di tepi sungai Euphrat, kemudian ia berkata, ‘Tuhanku berfirman, dan perkataan yang paling haq adalah firman Tuhanku perkataan yang paling benar adalah perkataan Tuhanku Hb, dan sebaik-baik perkataan adalah perkataan Tuhanku. "Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari syetan yang terkutuk." "Sesungguhnya hari keputusan (Hari Kiamat) itu adalah waktu yang dijanjikan bagi mereka semuanya." (Qs. Ad-Dukhaan 44: 40).’ Kemudian tersedu-sedu, maka aku kira ia pingsan, tapi kemudian ia membacakan ayat: " Yaitu hari yang seorang karib tidak dapat memberi manfaat kepada karibnya sedikit pun, dan mereka tidak akan mendapat pertolongan, kecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang." (Qs. Ad-Dukhaan 44: 41-42). Kemudian ia memandang kepadaku lalu berkata, ‘Wahai Harim bin Hayyan, ayahmu telah meninggal, dan engkau juga hampir meninggal. Abu Hayyan telah meninggal, mungkin ke surga dan mungkin ke neraka. Adam telah meninggal, Hawwa` telah meninggal. Wahai Ibnu Hayyan, Ibrahim kekasih Ar-Rahmaan telah meninggal. Wahai Ibnu Hayyan, Musa yang diajak bicara Ar- Rahmaan telah meninggal. Wahai Ibnu Hayyan, Muhammad Rasulullah wa alaihim ajma ’in telah meninggal. Wahai Ibnu Hayyan. Abu Bakar khalifah kaum muslimin telah meninggal. Dan saudaraku, teman baikku, Umar, juga telah meninggal. Kasian Umar, kasian Umar.’ Hal itu memang terjadi di akhir masa khilafah Umar. Aku berkata, ‘Semoga Allah merahmatimu, sesungguhnya Umar belum meninggal. Ia berkata, ‘Sudah. Sesungguhnya Tuhanku & telah memberitahukan kematiannya kepadaku, dan aku tahu apa yang aku katakan. Aku dan kamu juga nanti akan termasuk orang- orang yang mati.’ Kemudian ia berdoa dengan beberapa doa ringan, lalu berkata, ‘Ini wasiatku untukmu, wahai Ibnu Hayyan, Kitabullah berita kematian orang-orang shalih dari kaum mukminin, berita kematian orang-orang shalih dari kaum muslimin. Dan aku memberitahukan kepadamu tentang kematianku, maka hendaklah engkau selalu mengingat mati. Jika engkau bisa untuk tidak memisahkan hatimu walaupun sekejap mata, maka lakukanlah. Dan peringatkanlah kaummu bila engkau kembali kepada mereka. Bersungguh-sungguhlah untuk dirimu, dan janganlah engkau meninggalkan jama’ah, sehingga engkau meninggalkan agamamu tanpa kau sadari, lalu engkau mati kemudian masuk neraka pada hari kiamat.’ Kemudian ia berkata, ‘Ya Allah, sesungguhnya orang ini mengaku mencintaiku karena-Mu, dan ia mengunjungiku karena-Mu, maka masukkanlah ia kepadaku sebagai peziarah di surga negeri yang damai, dari jadikanlah ia rela dengan keduniaan yang sedikit, dan apa-apa yang Engkau anugerahkan kepadanya di dunia dalam kesedikitan dan kesehatan. Dan jadikanlah ia termasuk orang-orang yang mensyukuri apa-apa yang Engkau anugerahkan kepadanya.’ Lalu ia berkata, ‘Wahai Harim bin Hayyan, aku pamit kepadamu, semoga keselamatan bagimu. Aku tidak akan melihatmu lagi setelah hari ini walaupun kau mencariku, dan janganlah engkau menanyakan tentang aku. Aku akan mengingatmu dan mendoakanmu, insya Allah. Pergilah dari sini, hingga aku pun pergi dari sini.’ Lalu aku memintanya agar berjalan bersamaku sesaat, namun ia menolakku, dan ia meninggalkanku sambil menangis, dan aku pun menangis. Kemudian ia masuk ke gang. Kemudian setelah itu beberapa kali aku mencarinya dan menanyakannya, namun aku tidak menemukan seorang pun yang memberitahuku mengenainya.” Diriwayatkan juga seperti itu oleh Yusuf bin Athiyyah Ash- Shaffar dari Sulaiman At-Taimi, dan Adh-Dhahhak Al Jarmi mengatakan, “Dari Harim.” Diriwayatkan juga oleh Saif bin Harun Al Burjumi dari Manshur bin Muslim, dari seorang syaikh dari Bani Haram, ia berkata, “Aku mendengar Harim bin Hayyan Al Abdi berkata, Aku keluar dari Bashrah untuk mencari Uwais Al Qami, lalu aku datang ke Kufah’.” Lalu ia menyebutkan hadits yang semakna itu. Diriwayatkan juga menyerupai itu oleh Abu Ishmah dari Harim.