Halaman 1228
Teks Arab
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ أَحْمَدَ، ثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْمُبَارَكِ الصَّنْعَانِيُّ، ثَنَا يَزِيدُ بْنُ الْمُبَارَكِ، ثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الذِّمَارِيُّ، ثَنَا الْقَاسِمُ بْنُ مَعْنٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: " لَمَّا مَاتَ مُعَاوِيَةُ تَثَاقَلَ عَبْدُ اللهِ بْنُ الزُّبَيْرِ عَنْ طَاعَةِ يَزِيدَ بْنِ مُعَاوِيَةَ، وَأَشْهَرَ شَتْمَهُ، فَبَلَغَ ذَلِكَ يَزِيدَ فَأَقْسَمَ لَا يُؤْتَى بِهِ إِلَّا مَغْلُولًا، وَإِلَّا أَرْسَلَ إِلَيْهِ، فَقِيلَ لِابْنِ الزُّبَيْرِ: أَلَا نَصْنَعُ لَكَ غُلًّا مِنْ فِضَّةٍ تَلْبَسُ عَلَيْهِ الثَّوْبَ وَتَبَرُّ قَسَمَهُ، فَالصُّلْحُ أَجْمَلُ بِكَ؟ قَالَ: لَا أَبَرَّ اللهُ قَسَمَهُ، ثُمَّ قَالَ: "
Teks Indonesia
Sulaiman bin Ahmad menceritakan kepada kami, Ali bin Mubarak Ash-Shan`ani menceritakan kepada kami, Yazid bin Mubarak menceritakan kepada kami, Abdul Malik bin Abdurrahman Adz-Dimari menceritakan kepada kami, Qasim bin Ma`n menceritakan kepada kami dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dia berkata, "Ketika Muawiyah meninggal dunia, Abdullah bin Zubair merasa berat untuk menaati Yazid bin Muawiyah, dan dia mengecamnya secara terbuka. Berita itu pun sampai kepada Abdul Aziz, lalu dia bersumpah bahwa Abdullah bin Zubair akan didatangkan dalam keadaan terbelenggu. Lalu seseorang berkata kepada Abdullah bin Zubair, "Tidakkah engkau sebaiknya memakai belenggu dari perak lalu engkau menutupinya dengan kain supaya engkau bisa membantunya membuktikan sumpahnya, karena perdamaian itu lebih baik bagimu?" Dia menjawab, "Demi Allah, aku tidak mau membuktikan sumpahnya." Kemudian dia berkata dalam syair: "Aku tidak akan melunak kepada selain kebenaran yang aku cari Hingga melunak gigi geraham orang yang mengunyah batu. " Kemudian dia berkata, "Demi Alah, aku lebih suka ditebas pedang dalam keadaan mulia daripada dilecut dengan cambuk dalam keadaan hina." Kemudian dia mengajak orang-orang untuk setia kepadanya dan menunjukkan pembangkangan kepada Yazid bin Muawiyah. Setelah itu Yazid mengutus Hushain bin Numair Al Kindi untuk menemui Abdullah bin Zubair dan berkata kepadanya, "Wahai Ibnu Bardza`ah Al Hammar! Waspadailah muslihat orang-orang Quraisy, dan janganlah engkau bergaul dengan mereka kecuali dengan tegas." Setelah itu Hushain tiba di Makkah, memerangi Ibnu Zubair dan membakar Ka`bah. Setelah mendengar berita kematian Yazid, maka dia pun melarikan diri. Kemudian, ketika Yazid mati, Marwan bin Hakam mengajak umat Islam untuk membaiat dirinya. Setelah Marwan mati, Abdul Malik mengajak umat Islam untuk membaiat dirinya. Kemudian dia memberangkatkan Hajjaj bersama pasukan ke Makkah. Setibanya di Makkah, dia mengambil tempat di Abu Qabis dan memasang manjaniq (ketapel besar) untuk menggempur Ibnu Zubair dan para pengikutnya di masjid. Pada pagi hari Ibnu Zubair terbunuh, dia menemui ibunya, yaitu Asma binti Abu Bakar yang saat itu berusia seratus tahun tetapi tidak ada satu giginya pun yang tanggal dan penglihatannya juga belum kabur. Asma berkata, "Wahai Abdullah! Apa yang kaulakukan dalam perangmu?" Dia menjawab, "Mereka telah sampai di suatu tempat." Dia tertawa lalu berkata, "Sesungguhnya kematian itu membawa keadaan yang rileks." Lalu Asma berkata, "Anakku! Barangkali engkau bisa mewujudkan harapanku. Aku tidak senang sekiranya aku mati sebelum aku melihat salah satu dari ujung perjalananmu; apakah engkau berkuasa sehingga hatiku menjadi senang, ataukah engkau terbunuh sehingga aku bisa bersabar dan berharap pahala." Ibnu Zubair lah berpamitan dengan Asma binti Abu Bakar, lalu Asma berkata, "Anakku! Jangan sampai engkau berhenti melakukan perilaku baikmu lantara takut dibunuh/` Ibnu Zubair pun keluar dari rumah Asma lalu masuk masjid. Saat itu seseorang bertanya kepadanya, "Tidakkah sebaiknya engkau ajak mereka membicarakan perdamaian?" Dia menjawab, "Apakah ini saatnya perdamaian? Demi Allah, seandainya mereka mendapati kalian di dalam Ka`bah, maka mereka tetap menyembelih kalian." Kemudian dia bersyair: "Aku bukanlah penjual hidup dengan hina Dan tidak menaiki tangga karena takut mati." Kemudian dia menjumpai keluarga Zubair untuk menasihati mereka. Dia berkata, "Hendaknya pedang kalian mengarah sesuai wajahnya, dan janganlah sampai pedang kalian patah lalu membela diri seperti perempuan. Demi Allah, aku tidak pernah menghadapi pasukan musuh kecuali dalam barisan pertama. Aku juga tidak pernah merasakan sakit sama sekali kecuali rasa sakit akibat obat." Kemudian dia menyerang pasukan musuh bersama Sufyan. Orang pertama yang menghadapi Ibnu Zubair adalah Aswad. Dia menebasnya dengan pedangnya hingga kakinya pincang. Kemudian Aswad berkata, "Hai anak perempuan pezina!" Ibnu Zubair berang kepadanya dan berkata, "Celakalah kau, hai anak Ham! Apakah Asma perempuan pezina?" Kemudian dia mengusir mereka dari masjid. Dia terus memerangi mereka dan mengusir mereka dari masjid sambil berkata, "Aku akan melindungi segala sesuatu yang menjadi hakku." Di atas masjid terdapat para pengikutnya yang melempari musuhnya dengan batu bata, tetapi batu bata itu justeru jatuh dan mengenai ubun-ubunnya hingga kepalanya pecah. Dia sempat berdiri sambil bersyair: "Bukan pada punggung lukaku berdarah Tetapi pada kaki kami darah menetes. " . Kemudian dia jatuh. Saat itulah ada dua maula yang menelungkupi tubuhnya sambil berkata, "Seorang menjaga tuannya." Kemudian Ibnu Zubair didekati musuh dan dipenggal lehernya.