Halaman 1647
Teks Arab
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ أَحْمَدَ، ثنا أَحْمَدُ بْنُ مَسْعُودٍ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ، ثنا الْأَوْزَاعِيُّ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، أَخْبَرَنِي عَوْفُ بْنُ الْحَارِثِ بْنِ الطُّفَيْلِ، وَهُوَ ابْنُ أَخِي عَائِشَةَ لِأُمِّهَا: أَنَّ عَائِشَةَ، بَاعَتْ رِبَاعَهَا فَقَالَ ابْنُ الزُّبَيْرِ: لَأَحْجُرَنَّ عَلَيْهَا فَقَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا: لِلَّهِ عَلَيَّ أَنْ لَا أُكَلِّمَ ابْنَ الزُّبَيْرِ حَتَّى أُفَارِقَ الدُّنْيَا فَطَالَتْ هِجْرَتُهَا فَاسْتَشْفَعَ ابْنُ الزُّبَيْرِ بِكُلِّ أَحَدٍ فَأَبَتْ أَنْ تُكَلِّمَهُ فَقَالَتْ: وَاللهِ لَا آثَمُ فِيهِ أَبَدًا فَلَمَّا طَالَتْ هِجْرَتُهَا كَلَّمَ الْمِسْوَرُ بْنُ مَخْرَمَةَ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ الْأَسْوَدِ عَائِشَةَ فَدَخَلُوا عَلَيْهَا مَعَهُمُ ابْنُ الزُّبَيْرِ فَاعْتَنَقَهَا ابْنُ الزُّبَيْرِ فَبَكَى وَبَكَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهَا بُكَاءً كَثِيرًا وَنَاشَدَها ابْنُ الزُّبَيْرِ اللهَ وَالرَّحِمَ فَلَمَّا أَكْثَرُوا عَلَيْهَا كَلَّمَتْهُ ثُمَّ بَعَثَتْ إِلَى الْيَمَنِ فابْتِيعَ لَهَا أَرْبَعُونَ رَقَبَةً فَأَعْتَقَتْهَا قَالَ عَوْفٌ: ثُمَّ سُمِعَتْ بَعْدَ ذَلِكَ تَذْكُرُ نَذْرُوهَا ذَلِكَ فَتَبْكِي حَتَّى تَبُلَّ دُمُوعُهَا خِمَارَهَا
Teks Indonesia
Sulaiman bin Ahmad menceritakan kepada kami, Ahmad bin Mas’ud menceritakan kepada kami, Muhammad bin Katsir menceritakan kepada kami, Al Auza’i menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri, Auf bin Al Harits bin Ath-Thufail -yaitu anak saudara seibu Aisyah - mengabarkan kepadaku: “Bahwa Aisyah menjual ternaknya’. Maka Ibnu Az-Zubair (keponakan Aisyah) berkata, ‘Sungguh aku akan meng-Aa/r-nya’. (mencegahnya menggunakan hartanya), maka Aisyah berkata, ‘Demi Allah aku tidak akan berbicara dengan Ibnu Az-Zubair hingga aku meninggalkan dunia’. Lalu berlangsunglah hal itu cukup lama, maka Ibnu Az-Zubair meminta pembelaan dari setiap orang, namun Aisyah tetap tidak mau berbicara dengannya, lalu Aisyah berkata, ‘Demi Allah, aku tidak akan berdosa selamanya karenanya’. Setelah semakin lama keengganannya itu, Al Miswar bin Makhramah dan Abdurrahman bin Al Aswad menemui Aisyah. Mereka masuk ke tempatnya disertai oleh Ibnu Az-Zubair, lalu Ibnu Az-Zubair memeluknya sambil menangis, dan Aisyah pun menangis dengan tangisan yang banyak. Ibnu Az-Zubair mempersumpahkannya kepada Allah dan atas dasar hubungan rahim. Setelah mereka banyak berbicara kepadanya, maka Aisyah pun mau berbicara kepada Ibnu Az-Zubair. Kemudian Aisyah mengutus utusan ke Yaman, lalu dibelikan empat puluh orang budak, lalu ia memerdekakannya.” Auf berkata, “Kemudian setelah itu aku mendengar ia (Aisyah) menyebutkan nadzamya itu, lalu ia menangis hingga membasahi penutup kepalanya.”