Daftar Kitab

Halaman 1806



Teks Arab

حَدَّثَنَا أَبُو مُحَمَّدِ بْنُ حَيَّانَ، ثنا أَبُو عَلِيٍّ الْمَالِكِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَهْمٍ الْأَنْبَارِيُّ، ثنا عَبْدُ اللهِ بْنُ الْمُبَارَكِ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ عَلِيٍّ الرِّفَاعِيِّ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ عَامِرِ بْنِ عَبْدِ قَيْسٍ، قَالَ: " يُعْرَضُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثَلَاثَ عَرَضَاتٍ: فَعَرْضَتَانِ حِسَابٌ وَمَعَاذِيرُ، وَالْعَرْضَةُ الثَّالِثَةُ تَطَايُرُ الْكُتُبِ فَآخِذٌ بِيَمِينِهِ وَآخِذٌ بِشِمَالِهِ "

Teks Indonesia

Abu Muhammad bin Hayyan menceritakan kepada kami, Abu Ali Al Maliki menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdurrahman bin Sahm Al Anbari menceritakan kepada kami, Abdullah bin Al Mubarak menceritakan kepada kami dari Ali bin Ali Ar-Rifa’i, dari Al Hasan, dari Amir bin Abdu Qais, ia berkata, “Pada Hari Kiamat nanti manusia akan dihadapan tiga kali penghadapan. Dua penghadapan berupa hisab dan pengemukaan alasan-alasan, dan penghadapan ketiga adalah beterbangannya kitab-kitab catatan amal. Lalu ia ada yang diambil tangan kanannya dan ada pula yang diambil tangan kirinya.” Kemudian Ibnu Al Mubarak mengatakan dari dirinya sendiri, “ Sungguh telah beterbangan catatan-catatan amal dengan terbuka di semua tangan, di dalamnya tercantum segala rahasia, dimana Yang Maha Perkasa mengetahui itu. Bagaimana kau bisa lupa padahal berita-berita sudah nyata, bahkan mengenai yang kecil, namun engkau tidak tahu apa yang terjadi. Mungkin Jtu adalah surga dan kehidupan yang tiada berakhir, atau Jahim sehingga tidak dibiarkan namun juga tidak ditinggalkan. Kadang menghempaskan para penghuninya dan kadang mengangkatnya, Bila mereka mengharapkan keluar dari kedukaan, mereka diredam. Agar ilmu berguna bagi pemiliknya sebelum kematian, Sungguh suatu kaum telah meminta kembali dengannya, namun mereka tidak juga kembali." Asy-Syaikh (Abu Nu`aim) berkata, “Demikian Amir meriwayatkannya secara mauquf. Diriwayatkan juga seperti itu oleh Ali bin Zaid dari Al Hasan, dari Abu Musa, dari Nabi secara marfu’. Tampaknya Amir bin Abdu Qais mendengarnya dari Abu Musa, lalu ai meriwayatkannya secara mursal, karena Amir termasuk yang belajar Al Qur`an dari Abu Musa dan para sahabatnya ketika ia datang ke Bashrah, dan ia mengajarkan Al Qur`an kepadanya. Diriwayatkan juga oleh Marwan Al Ashfar dari Abu Wail, dari Abdullah secara mauguf.” Kami mulai dengan penyebutan Uwais, karena ia merupakan penghulu para ahli ibadah kalangan tabi’in. Lalu yang keduanya adalah Amir bin Abdu Qais, ia berasal dari Bani Al Anbar, yaitu orang pertama yang dikenal ahli ibadah dan terkenal dari kalangan para ahli ibadah tabi’in di Bashrah, maka kami mendahulukannya dari yang lainnya yang berasal dari Kufah, Karena Bashrah lebih dulu daripada Kufah, sebab Bashrah dibangun empat tahun sebelum Kufah. Demikian juga penduduk Kufah lebih dikenal dan lebih dulu dalam hal ibadah daripada orang-orang Kufah. Di sisi lain, Amir bin Abdu Qais termasuk orang yang mengikuti Abu Musa Al Asy’ari dalam hal ibadah, dan darinya ia mempelajari Al Qur` an, dan darinya juga ia mengambil cara hidup. Demikian juga: