Halaman 252
Teks Arab
حَدَّثَنَا أَبِي، ثَنَا أَبُو جَعْفَرٍ مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ الْحَكَمِ، ثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، ثَنَا شُجَاعُ بْنُ الْوَلِيدِ، عَنْ زِيَادِ بْنِ خَيْثَمَةَ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ ضَمْرَةَ، عَنْ عَلِيٍّ، قَالَ: أَلَا إِنَّ الْفَقِيهَ كُلَّ الْفَقِيهِ الَّذِي لَا يُقَنِّطُ النَّاسَ مِنْ رَحْمَةِ اللهِ، وَلَا يُؤَمِّنُهُمْ مِنْ عَذَابِ اللهِ، وَلَا يُرَخِّصُ لَهُمْ فِي مَعَاصِي اللهِ، وَلَا يَدَعُ الْقُرْآنَ رَغْبَةً عَنْهُ إِلَى غَيْرِهِ
Teks Indonesia
Ayahku menceritakan kepada kami, Abu Ja`far Muhammad bin Ibrahim bin Hakam menceritakan kepada kami, Ya`qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Syuja` bin Walid menceritakan kepada kami, dari Ziyad bin Khaitsamah, dari Abu Ishaq, dari Ashim bin Dhamrah, dari Ali, dia berkata, "Ketahuilah bahwa faqih yang sejati adalah orang yang tidak membuat manusia berputus asa terhadap rahmat Allah, tidak membuat mereka merasa aman dari adzab Allah, tidak memberi mereka kelonggaran dalam melakukan maksiat kepada Allah, dan tidak membiarkan Al Qur’an menjadi sesuatu yang dibenci orang lain. Tidak ada kebaikan dalam ibadah yang tidak disertai ilmu, tidak ada kebaikan dalam ilmu yang tidak disertai pemahaman, dan tidak ada kebaikan dalam bacaan yang tidak disertai tadabbur (perenungan)."