Daftar Kitab

Halaman 387



Teks Arab

حَدَّثَنَا خُبَيْبُ بْنُ الْحَسَنِ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُمَرَ بْنِ أُسَيْدِ بْنِ حَارِثَةَ الثَّقَفِيِّ، حَلِيفِ بَنِي زُهْرَةَ، أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ، قَالَ: " بَعَثَ رَسُولُ اللهِ عَشَرَةَ رَهْطٍ عَيْنًا، وَأَمَّرَ عَلَيْهِمْ عَاصِمَ بْنَ ثَابِتٍ الْأَنْصَارِيَّ جَدَّ عَاصِمِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ، فَانْطَلَقُوا حَتَّى إِذَا كَانُوا بِالْهَدَةِ بَيْنَ عُسْفَانَ وَمَكَّةَ ذُكِرُوا لِحَيٍّ مِنْ هُذَيْلٍ يُقَالُ لَهُمْ بَنُو لِحْيَانَ، فَنَفَرُوا إِلَيْهِمْ بِقَرِيبٍ مِنْ مِائَةِ رَجُلٍ رَامٍ، فَاقْتَصُّوا آثَارَهُمْ حَتَّى وَجَدُوا مَأْكَلَهُمُ التَّمْرَ فِي مَنْزِلٍ نَزَلُوهُ، قَالُوا: نَوَى يَثْرِبَ، فَاتَّبَعُوا آثَارَهُمْ، فَلَمَّا أَحَسَّ بِهِمْ عَاصِمٌ وَأَصْحَابُهُ لَجَأُوا إِلَى فَدْفَدٍ، فَأَحَاطَ بِهِمُ الْقَوْمُ وَقَالُوا لَهُمُ: انْزِلُوا وَأَعْطُوا بِأَيْدِيكُمْ، وَلَكُمُ الْعَهْدُ وَالْمِيثَاقُ لَا نَقْتُلُ مِنْكُمْ أَحَدًا. فَقَالَ عَاصِمُ بْنُ ثَابِتٍ أَمِيرُ الْقَوْمِ: أَمَّا أَنَا وَاللهِ لَا أَنْزِلُ فِي ذِمَّةِ كَافِرٍ، اللهُمَّ أَخْبِرْ عَنَّا نَبِيَّكَ، فَرَمَوْهُمْ بِالنَّبْلِ فَقَتَلُوا عَاصِمًا فِي سَبْعَةٍ، وَنَزَلَ إِلَيْهِمْ ثَلَاثَةُ نَفَرٍ عَلَى الْعَهْدِ وَالْمِيثَاقِ، مِنْهُمْ خُبَيْبٌ الْأَنْصَارِيُّ، وَزَيْدُ بْنُ الدَّثِنَةِ، وَرَجُلٌ آخَرُ، فَلَمَّا اسْتَمْكَنُوا مِنْهُمْ أَطْلَقُوا أَوْتَارَ قِسِيِّهِمْ فَرَبَطُوهُمْ بِهَا، فَقَالَ الرَّجُلُ الثَّالِثُ: هَذَا أَوَّلُ الْغَدْرِ، وَاللهِ لَا أَصْحَبُكُمْ إِنَّ لِي بِهَؤُلَاءِ أُسْوَةً، يُرِيدُ الْقَتْلَ، فَجَرَّرُوهُ وَعَالَجُوهُ فَأَبَى أَنْ يَصْحَبَهُمْ فَقَتَلُوهُ، وَانْطَلَقُوا بِخُبَيْبٍ وَزَيْدٍ حَتَّى بَاعُوهُمَا بِمَكَّةَ بَعْدَ وَقْعَةِ بَدْرٍ، فَابْتَاعَ بَنُو الْحَارِثِ بْنِ عَامِرِ بْنِ نَوْفَلِ بْنِ عَبْدِ مَنَافٍ خُبَيْبًا، وَكَانَ خُبَيْبٌ هُوَ قَاتِلُ الْحَارِثِ بْنِ عَامِرٍ يَوْمَ بَدْرٍ، فَلَبِثَ خُبَيْبٌ عِنْدَهُمْ أَسِيرًا حَتَّى أَجْمَعُوا قَتْلَهُ، فَاسْتَعَارَ مِنْ بَعْضِ بَنَاتِ الْحَارِثِ مُوسَى يَسْتَحِدُّ بِهَا فَأَعَارَتْهُ إِيَّاهَا فَدَرَجَ بُنَيٌّ لَهَا حَتَّى أَتَاهُ، قَالَتْ: وَأَنَا غَافِلَةٌ فَوَجَدْتُهُ مُجْلِسَهُ عَلَى فَخِذِهِ وَالْمُوسَى بِيَدِهِ، قَالَتْ: فَفَزِعْتُ فَزْعَةً عَرَفَهَا خُبَيْبٌ، فَقَالَ: أَتَخْشَيْنَ أَنْ أَقْتُلَهُ، مَا كُنْتُ لِأَفْعَلَ ذَلِكَ، قَالَتْ ⦗١١٣⦘: وَاللهِ مَا رَأَيْتُ أَسِيرًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ خُبَيْبٍ، وَاللهِ لَقَدْ وَجَدْتُهُ يَوْمًا يَأْكُلُ قِطْفًا مِنْ عِنَبٍ فِي يَدِهِ، وَإِنَّهُ لَمُوثَقٌ فِي الْحَدِيدِ وَمَا بِمَكَّةَ مِنْ ثَمَرَةٍ، وَكَانَتْ تَقُولُ: إِنَّهُ لَرِزْقٌ رَزَقَهُ اللهُ خُبَيْبًا، فَلَمَّا خَرَجُوا بِهِ مِنَ الْحَرَمِ لِيَقْتُلُوهُ فِي الْحِلِّ، قَالَ لَهُمْ خُبَيْبٌ: دَعُونِي أَرْكَعُ رَكْعَتَيْنِ، فَتَرَكُوهُ ثُمَّ قَالَ: وَاللهِ لَوْلَا أَنْ تَحْسَبُوا أَنَّ مَا بِي جَزَعٌ لَزِدْتُ، اللهُمَّ أَحْصِهِمْ عَدَدًا، وَاقْتُلْهُمْ بَدَدًا، وَلَا تُبْقِ مِنْهُمْ أَحَدًا. ثُمَّ قَالَ:

Teks Indonesia

Khubaib bin Al Hasan menceritakan kepada kami, Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Ahmad bin Muhammad menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Sa`d menceritakan kepada kami, dari Ibnu Syihab Az-Zuhri, dari Umar bin Usaid bin Haritsah Ats-Tsaqafi —sekutu Bani Zahrah— bahwa Abu Hurairah berkata: Rasulullah ﷺ mengutus sepuluh orang dan mengangkat Ashim bin Tsabit Al Anshari, kakek Ashim bin Umar bin Khaththab sebagai pemimpin mereka. Kemudian mereka pergi. Hingga ketika mereka tiba di sebuah tempat antara Makkah dan Usfan, lalu berita mereka disampaikan kepada perkampungan Hudzail yang bemama Bani Lihyan, maka mereka memberangkatkan pasukan untuk menghadang para sahabat itu dengan jumlah sekitar seratus orang pemanah. Kemudian mereka mencari jejak para sahabat hingga mendapati bekas mereka makan kurma di sebuah tempat yang mereka singgahi. Mereka berkata, "Orang-orang itu menuju Yatsrib." Kemudian mereka mengejar para sahabat. Ketika Ashim dan para sahabatnya menyadari kedatangan mereka, maka Ashim dan para sahabatnya beriindung ke sebuah tempat yang tinggi dan keras, kemudian Orang-orang Hudzail itu mengepung mereka. Orang-orang Hudzail berkata, "Turunlah dan ftienyerahlah kalian! Kami berjanji untuk tidak membunuh seorang Pun di antara kalian." Namun Ashim bin Tsabit pemimpin rombongan itu berkata, "Demi Allah, aku tidak mau menerima perlindungan dari seorang kafir. Ya Allah, sampaikan kabar kami kepada Nabi-Mu." Kemudian orang-orang Hudzail itu memanahi rombongan sahabat dan berhasil membunuh Ashim bersama tujuh sahabat lain. Sementara tiga orang turun untuk menerima perjanjian. Di antara mereka adalah Khubaib Al Anshari, Zaid bin Datsinah dan seorang laki-laki lain. Ketika mereka bisa menaklukkan ketiga sahabat ini, mereka melepaskan tali busur mereka dan mengikat ketiga sahabat tersebut. Lalu laki-laki yang ketiga itu berkata, "Ini adalah pengkhiatan pertama, demi Allah. Aku tidak mau mengikuti kalian, lebih baik aku mengikuti mereka." Yang dia maksud adalah para sahabat yang telah terbunuh. Lalu mereka menyeretnya dan membujuknya, namun dia menolak untuk mengikuti mereka. Akhimya mereka membunuhnya. Mereka membawa Khubaib dan Zaid untuk mereka jual di Makkah setelah Perang Badar. Bani Al Harits bin Amir bin Naufal bin Abdu Manaf membeli Khubaib. Khubaib adalah orang yang membunuh Al Harits bin Amir pada waktu Perang Badar. Khubaib ada di tangan mereka sebagai tawanan hingga mereka sepakat untuk membunuhnya. Pada suatu hari, Khubaib meminjam pisau cukur kepada salah seorang anak perempuan Al Harits untuk mencukur, lalu perempuan itu meminjamnya. Setelah itu anak kecil perempuan tersebut berjalan mendekati Khubaib. Perempuan itu bercerita, "Aku lengah dan mendapati anakku sedang duduk di atas pahala Khubaib, dan pisau cukur ada di tangannya." Perempuan itu melanjutkan, "Aku kaget bukan kepalang, dan Khubaib mengetahui hal itu. Lalu dia berkata, "Apakah kamu takut aku membunuhnya? Aku tidak mungkin melakukan hal itu." Perempuan itu berkata, "Demi Allah. aku tidak pernah melihat tawanan yang lebih baik daripada Khubaib sama sekali. Demi Allah, pada suatu hari aku mendapatinya makan setangkai anggur di tangannya dalam keadaan dia terikat dengan besi, padahal di Makkah tidak ada buah-buahan." Dia berkata, "Sungguh, itu adalah rezeki yang diberikan Allah kepada Khubaib. Ketika mereka membawanya keluar dari Tanah Haram untuk mereka bunuh di tanah halal, Khubaib berkata kepada mereka, "Biarkan aku shalat dua rakaat." Lalu mereka membiarkannya shalat dua rakaat, kemudian dia berkata, "Demi Allah, seandainya bukan karena kalian akan mengiraku takut, maka aku pasti memanjangkan shalatku. Ya Allah, hitunglah jumlah mereka, hancurkan mereka sehancur-hancurnya, dan janganlah Engkau sisakan seorang pun di antara mereka." Kemudian dia berkata dalam syair: "Aku tidak peduli manakala aku terbunuh sebagai seorang muslim Pada bagian tubuh mana aku jatuh tewas di jalan Allah Itu juga demi Hah, bila Dia berkehendak maka Dia berkahi sendi-sendiri tubuh yang terpotong-potong." Kemudian Abu Sirwa`ah Uqbah bin Al Harits mendekatinya lalu membunuhnya. Khubaib adalah orang pertama yang toensunnahkan shalat bagi setiap muslim yang akan dibunuh setelah ditahan.