Halaman 1894
Teks Arab
حَدَّثَنَا أَبُو حَامِدِ بْنُ جَبَلَةَ، قَالَ: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ، قَالَ: ثنا أَبُو النَّضْرِ الْعِجْلِيُّ، قَالَ: ثنا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ مُوسَى، قَالَ: ثنا سُفْيَانُ، عَنْ نُسَيْرِ بْنِ ذُعْلُوقٍ، قَالَ: كَانَ الرَّبِيعُ بْنُ خُثَيْمٍ يَبْكِي حَتَّى تَبُلَّ لِحْيَتَهُ دُمُوعُهُ ⦗١٠٩⦘ فَيَقُولُ: أَدْرَكْنَا أَقْوَامًا كُنَّا فِي جَنْبِهِمْ لُصُوصًا
Teks Indonesia
Abu Hamid bin Jabalah menceritakan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin Ishaq menceritakan kepada kami, ia berkata: Abu An-Nadhr Al Ijli menceritakan kepada kami, ia berkata: Ubaidullah bin Musa menceritakan kepada kami, ia berkata: Sufyan menceritakan kepada kami dari Nusair Ibnu Dzu’luq, ia berkata, “Ar- Rabi’ bin Khutsaim pernah menangis hingga air matanya membasahi jenggotnya, lalu ia berkata, ‘Kami pernah hidup bersama sejumlah kaum dimana kami di sisi mereka hanya sebagai para pencopet’.”