Halaman 1097
Teks Arab
حَدَّثَنَا أَبُو حَامِدِ بْنُ جَبَلَةَ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ، ثَنَا
Teks Indonesia
Abu Hamid bin Jabalah menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ishaq menceritakan kepada kami, Abdul Warits bin Abdushshamad bin Abdul Warits menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, Al Husain bin Mu`allim menceritakan kepada kami, Abdullah bin Buraidah menceritakan kepada kami, bahwa Sulaiman bin Ar-Rabi`ah menceritakan kepadanya, bahwa dia menunaikan haji di masa pemerintahan Muawiyah, bersama Muntashir bin Harits Adh-Dhalbi, dalam rombongan ahli qira`ah dari Bashrah. Mereka berkata, "Demi Allah, kami tidak mau pulang sebelum kami berjumpa dengan seorang sahabat Nabi §j& yang diridhai, yang menceritakan sebuah hadits kepada kami." Lalu kami terus bertanya hingga kami diberitahu bahwa Abdullah bin Amr bin Ash Radhiyallahu Anhu sedang singgah di dataran rendah Makkah. Lalu kami pergi menemuinya, dan ternyata kami mendapati barang bawaan yang sangat besar yang terdiri dari tiga ratus unta, yaitu seratus unta rahilah (unta untuk dikendarai) dan dua ratus unta zamilah (unta pengangkut bekal dan barang). Kami bertanya, "Milik siapa bawaan yang berat ini?" Mereka menjawab, "Milik Abdullah bin Amr." Kami bertanya, "Apakah semua ini miliknya?" Padahal kami bercerita bahwa dia termasuk orang yang paling tawadhu`. Mereka berkata, "Seratus unta rahilah ini dijadikannya untuk angkutan bagi saudara-saudaranya. Sedangkan dua ratus unta ini untuk siapa saja yang singgah di tempatnya dari berbagai penjuru negeri dan untuk tamu-tamunya." Kami pun sangat takjub dengan tindakannya itu. Lalu mereka berkata, "Janganlah kalian heran, karena Abdullah bin Amr itu orang kaya, dan dia menganggap dirinya wajib memperbanyak bekal untuk membantu orang yang menemuinya di tempat singgahnya." Lalu kami bertanya, "Tunjukkan kami dimana dia sekarang?" Mereka berkata, "Dia sedang di Masjidil Haram." Lalu kami pun berangkat untuk mencarinya hingga kami menemukannya di belakang Ka`bah sedang duduk. Ternyata Abdullah bin Amr adalah laki-laki yang pendek, sedang sakit mata, mengenakan dua mantel dan sorban, tidak memakai gamis, dan menggantungkan dua sendalnya di tangan kirinya."