Daftar Kitab

Halaman 2150



Teks Arab

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ مَالِكٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي عَبْدُ اللهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، حَدَّثَنِي الحَسَنُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ، قَالَ: كَتَبَ إِلَيْنَا ضَمْرَةُ، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيٍّ، قَالَ: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ قُتَيْبَةَ، قَالَ: ثنا أَحْمَدُ بْنُ زَيْدٍ، قَالَ: ثنا ضَمْرَةُ، قَالَ: ثنا رَجَاءُ بْنُ جَمِيلٍ الْأَيْلِيُّ، قَالَ: قَالَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَبْدٍ الْقَارِئُ لِسَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ حِينَ قُدِّمَتِ الْبَيْعَةُ لِلْوَلِيدِ، وَسُلَيْمَانَ بِالْمَدِينَةِ مِنْ بَعْدِ مَوْتِ أَبِيهِمَا: إِنِّي مُشِيرٌ عَلَيْكَ بِخِصَالٍ ثَلَاثٍ قَالَ: وَمَا هِيَ؟ قَالَ: تَعْتَزِلُ مَقَامَكَ فَإِنَّكَ هُوَ وَحَيْثُ يَرَاكَ هِشَامُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ قَالَ: مَا كُنْتُ لِأُغَيِّرَ مَقَامًا قُمْتُهُ مُنْذُ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ: تَخْرُجُ مُعْتَمِرًا قَالَ: مَا كُنْتُ لِأُنْفِقَ مَالِي وَأُجْهِدَ بَدَنِي فِي شَيْءٍ لَيْسَ لِي فِيهِ نِيَّةٌ، وَقَالَ: فَمَا الثَّالِثَةُ؟ قَالَ: تَبَايعُ قَالَ: " أَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ اللهُ أَعْمَى قَلْبَكَ كَمَا أَعْمَى بَصَرَكَ، قَالَ: فَمَا عَلَيَّ؟ " قَالَ وَكَانَ أَعْمَى قَالَ رَجَاءٌ: فَدَعَاهُ هِشَامٌ إِلَى الْبَيْعَةِ فَأَبَى فَكَتَبَ فِيهِ إِلَى عَبْدِ الْمَلِكِ فَكَتَبَ إِلَيْهِ عَبْدُ الْمَلِكِ: مَا لَكَ وَلِسَعِيدٍ مَا كَانَ عَلَيْنَا مِنْهُ شَيْءٌ نَكْرَهُهُ، فَأَمَّا إِذْ فَعَلْتَ ⦗١٧١⦘ فَاضْرِبْهُ ثَلَاثِينَ سَوْطًا وَأَلْبِسْهُ تُبَّانَ شَعْرٍ وَأَوْقِفْهُ لِلنَّاسِ لِئَلَّا يَقْتَدِيَ بِهِ النَّاسُ. فَدَعَاهُ هِشَامٌ فَأَبَى وَقَالَ: لَا أُبَايعُ لِاثْنَيْنِ قَالَ: فَضَرَبَهُ ثَلَاثِينَ سَوْطًا وَأَلْبَسَهُ تُبَّانَ شَعْرٍ وَأَوْقَفَهُ لِلنَّاسِ. قَالَ رَجَاءٌ: حَدَّثَنِي الْأَيْلِيُّونَ الَّذِينَ كَانُوا فِي الشُّرَطِ بِالْمَدِينَةِ قَالُوا: عَلِمْنَا أَنَّهُ لَا يَلْبَسُ التُّبَّانَ طَائِعًا قُلْنَا لَهُ: يَا أَبَا مُحَمَّدٍ إِنَّهُ الْقَتْلُ فَاسْتُرْ عَوْرَتَكَ قَالَ: فَلَبِسَهُ فَلَمَّا ضُرِبَ قُلْنَا لَهُ: إِنَّا خَدَعْنَاكَ قَالَ: يَا مُعَجِّلَةَ أَهْلِ أَيْلَةَ لَوْلَا أَنِّي ظَنَنْتُ أَنَّهُ الْقَتْلُ مَا لَبِسْتُهُ لَفْظُ الْحَسَنِ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ

Teks Indonesia

Abu Bakar bin Malik menceritakan kepada kami, ia berkata: Abdullah bin Ahmad bin Hambal menceritakan kepadaku, Al Hasan bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, ia berkata: Dhamrah menuliskan kepada kami. Muhammad bin Ali juga menceritakan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin Al Hasan bin Qutaibah menceritakan kepada kami, ia berkata: Ahmad bin Zaid menceritakan kepada kami, ia berkata: Dhamrah menceritakan kepada kami, ia berkata: Raja` bin Jamil Al Aili menceritakan kepada kami, ia berkata, “Abdurrahman bin Abdul Qari` mengatakan kepada Sa’id bin Al Musayyib ketika diajukan pembai’atan kepada Al Walid dan Sulaiman setelah kematian ayah mereka, ‘Sesungguhnya aku akan mengajukan kepadamu tiga pilihan.’ Sa’id berkata, ‘Apa itu?’ Abdurrahman berkata, ‘Engkau merubah tempatmu, karena engkau adalah itu, dimana Hisyam bin Isma’il melihatmu.’ Sa’id berkata, ‘Aku tidak akan merubah tempatku yang telah aku duduki sejak empat puluh tahun yang lalu.’ Abdurrahman berkata, ‘Engkau pergi umrah.’ Sa’id berkata, ‘Aku tidak akan mengeluarkan hartaku dan memayahkan tubuhku untuk sesuatu yang tidak aku niati.’ Lalu Sa’id berkata, ‘Lalu apa yang ketiga?’ Abdurrahman berkata, ‘Engkau berbai’at.’ Sa’id berkata, ‘Tidakkah engkau sadar bahwa Allah telah membutakan hatimu sebagaimana membutakan penglihatanmu?’ Abdurrahman berkata, ‘Lalu apa yang harus kulakukan?’ Abdurrahman memang telah buta matanya.” Raja` berkata, “Lalu Hisyam memanggilnya untuk berbai’at namun Sa’id menolak, maka Hisyam pun mengirim surat kepada Abdul Malik, lalu Abdul Malik membalas: ‘Apa ada engkau dan Sa’id. Tidak sesuatu pun yang kami benci darinya. Adapun jika ingin engkau lakukan, maka cambuklah dia tiga puluh kali cambukan, dan pakaikanlah kepadanya celana pendek dari bulu, lalu berdirikan di hadapan orang banyak agar tidak diikuti oleh orang lain.’ Lalu Hisyam memanggilnya, namun Sa’id menolak dan berkata, ‘Aku tidak akan berbai’at untuk dua orang.’ Lalu Hisyam pun mencambuknya tiga puluh cambukan, dan memakaikan padanya celana pendek dari bulu serta memberdirikannya di hadapan orang-orang.” Raja` berkata, “Orang-orang Ailah yang berada di pinggiran Madinah menceritakan kepadaku, mereka berkata, ‘Kami tahu bahwa tidak mengenakan celana pendek itu karena patuh. Kami katakan kepadanya, ‘Wahai Abu Muhammad, sesungguhnya itu pembunuhan, maka tutupilah auratmu.’ Maka ia pun memakainya. Lalu ketika ia dicambuk, kami berkata, ‘Sesungguhnya kami memperdayaimu.’ Ia pun berkata, ‘Wahai penduduk baru Ailah, seandainya aku tidak tahu bahwa itu pembunuhan, maka aku tidak akan mengenakannya’.” Demikian lafazh Al Hasan bin Abdul Aziz.