Halaman 1933
Teks Arab
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ سِنَانَ، قَالَ: ثنا أَبُو الْعَبَّاسِ، قَالَ: ثنا ابْنُ يَزِيدَ، عَنْ حُصَيْنٍ: قَالَ: قَالَ الرَّبِيعُ بْنُ خُثَيْمٍ: عَجِبْتُ لِمَلَكِ الْمَوْتِ وَلِثَلَاثَةٍ لِمَلِكٍ يُمْنَعُ فِي حُصُونِهِ يَأْتِيهِ مَلَكُ الْمَوْتِ فَيَنْزِعُ نَفْسَهُ وَيَدَعُ مُلْكَهُ خَلْفَهُ وَمِسْكِينٍ مَنْبُوذٍ فِي الطَّرِيقِ يَقْذِرُهُ النَّاسُ أَنْ يَدْنُوَ مِنْهُ لَا يَقْذِرُهُ مَلَكُ الْمَوْتِ أَنْ يَأْتِيَهُ فَيَنْزِعَ نَفْسَهُ وَيَدَعَ طِبَّهُ خَلْفَهُ
Teks Indonesia
Ahmad bin Muhammad bin Sinan menceritakan kepada kami, ia berkata: Abu Al Abbas menceritakan kepada kami, ia berkata: Ibnu Yazid menceritakan kepada kami dari Hushain, ia berkata, “Ar-Rabi’ bin Khutsaim berkata, `Aku heran terhadap malaikat maut dan terhadap tiga hal; seorang raja yang berlindung di dalam bentengnya didatangi malaikat maut lalu mencabut nyawanya dengan meninggalkan kerajaannya di belakangnya, orang miskin yang tergeletak di jalan, yang mana manusia merasa jijik terhadapnya sehingga tidak mau mendekatinya, namun malaikat maut tidak jijik untuk mendatanginya lalu mencabut nyawanya dan meninggalkan aroma wanginya di belakangnya’.”