Halaman 1603
Teks Arab
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ أَحْمَدَ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ الْحَضْرَمِيُّ، ثنا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، ثنا أَبُو أُسَامَةَ، عَنْ سُفْيَانَ بْنِ عُيَيْنَةَ، عَنْ رَقَبَةَ بْنِ مَصْقَلَةَ، قَالَ: لَمَّا حُضِرَ الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ قَالَ: أَخْرِجُونِي إِلَى الصَّحْرَاءِ لَعَلِّي أَنْظُرُ إِلَى مَلَكُوتِ السَّمَاءِ يَعْنِي الْآيَاتِ. فَلَمَّا أُخْرِجَ بِهِ قَالَ: اللهُمَّ إِنِّي أَحْتَسِبُ نَفْسِي عِنْدَكَ فَإِنَّهَا أَعَزُّ الْأَنْفُسِ عَلَيَّ فَكَانَ مِمَّا صَنَعَ اللهُ ⦗٣٩⦘ عَزَّ وَجَلَّ لَهُ أَنَّهُ احْتَسَبَ نَفْسَهُ قَالَ الشَّيْخُ رَحِمَهُ اللهُ: وَقَدْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْبَيْتِ مِنْ وُلَاةِ الْفُقَرَاءِ وَأَهْلِ الصُّفَّةِ الْحُسَيْنُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ وَعَبْدُ اللهِ بْنُ جَعْفَرِ بْنِ أَبِي طَالِبٍ يُجَالِسَانِهِمُ اسْتِنَانًا فِي مُجَالَسَتِهِمْ وَمَحَبَّتَهُمْ بِالنَّبِيِّ ﷺ إِذْ أُمِرُوا بِالصَّبِرِ عَلَى مُجَالَسَتِهِمْ وَإِلْزَامِ مُوَاظَبَتِهِمْ وَمُخَالَطَتِهِمْ وَكَذَلِكَ مَنْ بَعْدَهُ مِنْ أَصْحَابِهِ أَكْثَرُوا زِيَارَتَهُمْ وَاخْتَارُوا مَوَدَّتَهُمْ وَمُجَالَسَتَهُمْ حَسْبَمَا انْتَشَرَ عَنْهُمْ وَاشْتُهِرَ وَأَنَّهُمْ كَانُوا يَرَوْنَ الْعَيْشَ الْهَنِيَّ مَعَهُمْ وَالْمُقَامَ السَّنِيَّ فِي مُخَالَطَتِهِمْ وَالْحَالَ الزَّرِيَّ فِي مُفَارَقَتِهِمْ وَمُنَابَذَتِهِمْ كَمَا حُكِيَ عَنِ الْحُسَيْنِ بْنِ عَلِيٍّ مِنَ التَّبَرُّمِ بِالْعَيْشِ مَعَ مَنْ يُخَالِفُ سِيَرَتَهُمْ
Teks Indonesia
Sulaiman bin Ahmad menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdullah Al Hadhrami menceritakan kepada kami, Utsman bin Abu Syaibah menceritakan kepada kami, Abu Usamah menceritakan kepada kami dari Sufyan bin Uyainah, dari Raqabah bin Mashgalah, ia berkata, “Ketika Al Hasan bin Ali merasakan hampir datangnya kematian, ia berkata, ‘Keluarkanlah aku ke pada sahara, mudah-mudahan aku bisa melihat kerajaan langit. Setelah ia dibawa keluar, ia berkata, ‘Ya Allah, sesungguhnya aku memperhitungkan diriku di hadapan-Mu, karena sesungguhnya diriku adalah yang paling berharga bagiku. Maka di antara yang Allah & lakukan terhadapnya adalah bahwa dirinya diperhitungkan.” Asy-Syaikh (Abu Nu`aim) berkata: Di antara ahli bait yang merupakan pengayom kaum fakir dan Ahli Shuffah adalah Al Husain bin Ali bin Abu Thalib dan Abdullah bin Ja’far bin Abu Thalib. Keduanya berbaur dengan mereka karena mengikuti Nabi & dan karena kecintaan mereka kepada Nabi karena mereka diperintahkan untuk bersabar dalam bergaul dengan mereka, membiasakan bergaul dan berbaur dengan mereka. Demikian juga para sahabat beliau setelah ketiadaan beliau, mereka sering mengunjungi para ahli shuffah, serta memilih untuk mencintai mereka dan duduk-duduk bersama mereka sebagaimana riwayat-riwayat yang tersebar dan masyhur dari mereka. Dan bahwa mereka memandang kehidupan yang tenteram adalah bersama mereka, kedudukan yang luhur adalah dalam berbaur dengan mereka, dan kondisi pengabaian adalah dalam meninggalkan mereka dan menjauhkan mereka, sebagaimana yang diceritakan dari Al Husain bin Ali tentang kejemuan hidup terhadap orang yang menyelisihi perilaku mereka, yaitu: