Daftar Kitab

Halaman 279



Teks Arab

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ الْيَقْطِينِيُّ، ثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ عَبْدِ اللهِ الرَّقِّيُّ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَوْفٍ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ خَالِدٍ الْبَصْرِيُّ، ثَنَا الْحَسَنُ بْنُ زَكَرِيَّا الثَّقَفِيُّ، عَنْ عَنْبَسَةَ النَّحْوِيِّ، قَالَ: " شَهِدْتُ الْحَسَنَ بْنَ أَبِي الْحَسَنِ، وَأَتَاهُ رَجُلٌ مِنْ بَنِي نَاجِيَةَ فَقَالَ: يَا أَبَا سَعِيدٍ بَلَغَنَا أَنَّكَ تَقُولُ: لَوْ كَانَ عَلِيٌّ يَأْكُلُ مِنْ حَشَفِ الْمَدِينَةِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُ مِمَّا صَنَعَ؟ فَقَالَ الْحَسَنُ: يَا ابْنَ أَخِي كَلِمَةُ بَاطِلٍ حَقَنْتُ بِهَا دَمًا، وَاللهِ لَقَدْ فَقَدُوهُ سَهْمًا مِنْ مَرَائِرِ طِيبٍ، وَاللهِ لَيْسَ بِسَرُوقَةٍ لِمَالِ اللهِ، وَلَا بِنَؤُمَةٍ عَنْ أَمْرِ اللهِ، أَعْطَى الْقُرْآنَ عَزَائِمَهُ فِيمَا عَلَيْهِ وَلَهُ، أَحَلَّ حَلَالَهُ وَحَرَّمَ حَرَامَهُ، حَتَّى أَوْرَدَهُ ذَلِكَ عَلَى حِيَاضٍ غَدِقَةٍ، وَرِيَاضٍ مُونِقَةٍ، ذَلِكَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ يَا لُكَعُ "

Teks Indonesia

Muhammad bin Al Hasan Al Yaqthini menceritakan kepada kami, Al Husain bin Abdullah Ar-Raqqi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Auf menceritakan kepada kami, Muhammad bin Khalid Al Bishri menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Zakariya Ats-Tsaqafi menceritakan kepada kami, dari Anbasah An-Nahwi, dia berkata: Aku menyaksikan Hasan bin Abu Al Hasan saat mendatangi oleh seorang laki-laki dari Bani Najiyah. Dia berkata, "Wahai Abu Sa`id! Aku menerima kabar bahwa engkau berkata, `Seandainya Ali memakan hasyaf (kurma yang sudah keras, rusak dan hilang rasa manisnya) Ahmad, maka itu lebih baik baginya daripada yang dia lakukan`." Al Hasan berkata, "Wahai anak saudaraku! Itu adalah kalimat batil yang dengannya engkau mencegah tumpahnya darah. Demi Allah, mereka kehilangannya sebagai sesuatu yang berharga. Demi Allah, itu bukan pencurian terhadap harta Allah, dan bukan penyimpangan dari perintah Allah. Dia telah memberikan komitmennya terhadap Al Qur’an terkait hak dan kewajibannya. Dia menghalalkan apa yang dihalalkan Al Qur`an, dan mengharamkan apa yang diharamkan Al Qur’an, hingga sikap itu membawanya kepada telaga yang berlimpah aimya dan taman-taman yang indah. itulah Ali bin Abu Thalib, hai anak yang cetek ilmunya!"