Halaman 1976
Teks Arab
حَدَّثَنَا أَبُو حَامِدِ بْنُ جَبَلَةَ، قَالَ: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ، قَالَ: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ الصَّبَّاحِ، قَالَ: ثنا عَلِيُّ بْنُ ثَابِتٍ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ بُرْقَانَ، عَنْ أَبِي عَبْدِ اللهِ الْحَرَسَيِّ، وَكَانَ مِنْ حَرَسِ عُمَرَ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ قَالَ: دَخَلَ أَبُو مُسْلِمٍ الْخَوْلَانِيُّ عَلَى مُعَاوِيَةَ بْنِ أَبِي سُفْيَانَ وَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا الْأَجِيرُ فَقَالَ النَّاسُ الْأَمِيرُ يَا أَبَا مُسْلِمٍ ثُمَّ قَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا الْأَجِيرُ فَقَالَ النَّاسُ: الْأَمِيرُ فَقَالَ مُعَاوِيَةُ: دَعُوا أَبَا مُسْلِمٍ هُوَ أَعْلَمُ بِمَا يَقُولُ قَالَ أَبُو مُسْلِمٍ: إِنَّمَا مَثَلُكَ مَثَلُ رَجُلٍ اسْتَأْجَرَ أَجِيرًا فَوَلَّاهُ مَاشِيَتَهُ وَجَعَلَ لَهُ الْأَجْرَ عَلَى أَنْ يُحْسِنَ الرَّعِيَّةَ وَيُوَفِّرَ جَزَازَهَا وَأَلْبَانَهَا فَإِنْ هُوَ أَحْسَنَ رَعِيَّتَهَا وَوَفَّرَ جَزَازَهَا حَتَّى تَلْحَقَ الصَّغِيرَةُ وَتَسْمَنَ الْعَجْفَاءُ أَعْطَاهُ أَجْرَهُ وَزَادَهُ مِنْ قِبَلِهِ زِيَادَةً وَإِنْ هُوَ لَمْ يُحْسِنْ رَعِيَّتَهَا وَأَضَاعَهَا حَتَّى تَهْلَكَ الْعَجْفَاءُ وَتَعْجَفَ السَّمِينَةُ وَلَمْ يُوَفِّرْ جَزَازَهَا وَأَلْبَانَهَا غَضِبَ عَلَيْهِ صَاحِبُ الْأَجْرِ فَعَاقَبَهُ وَلَمْ يُعْطِهِ الْأَجْرَ فَقَالَ مُعَاوِيَةُ: مَا شَاءَ اللهُ كَانَ
Teks Indonesia
Abu Hamid bin Jabalah menceritakan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin Ishaq menceritakan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin Ash-Shabbah menceritakan kepada kami, ia berkata: Ali bin Tsabit menceritakan kepada kami dari Ja’far bin Burqan, dari Abu Abdullah Al Harasi -ia termasuk pengawal Umar bin Abdul Aziz-, ia berkata, “Abu Muslim Al Khaulani masuk ke tempat Mu’awiyah bin Abu Sufyan dan berkata, `Asslamu’alaika, wahai al ajiir (pegawai).’ Maka orang-orang pun berkata, A/ Amiir (sang pemimpin), wahai Abu Muslim.’ Kemudian ia berkata lagi, ‘Asslamu’alaika, wahai al ajiir.` Maka orang-orang pun berkata lagi, Al Amiir.’ Maka Mu’awiyah berkata, ‘Biarkanlah Abu Muslim, ia lebih mengetahui apa yang dikatakannya.’ Abu Muslim berkata, ‘Sesungguhnya perumpamaanmu adalah seperti seseorang yang mempekerjakan seorang pegawai (pekerja), lalu ia menugasinya untuk mengurus ternaknya dan memberikan upah untuknya dengari syarat bekerja baik terhadap gembalaan, membanyakkan hasil bulunya dan susunya. Jika ia bisa bekerja dengan baik terhadap gembalaannya dan membanyakkan bulunya hingga yang tadinya kecil bisa dicukur (diambil bulunya) dan yang kurus menjadi gemuk, maka diberikanlah kepadanya upahnya dan ditambahkan lagi darinya tambahan lain. Tapi jika ia tidak baik mengurus gembalaannya dan menyia-nyiakannya hingga yang tadinya kurus malah binasa, yang tadinya gemuk malah menjadi kurus, serta tidak dapat memperbanyak hasil bulu dan susunya, maka si pemilik upah itu pun marah kepadanya lalu menghukumnya dan tidak memberinya upah.’ Maka Mu’awiyah pun berkata, `Apa yang Allah kehendaki pasti terjadi’.”