Halaman 2046
Teks Arab
حَدَّثَنَا أَبِي قَالَ: ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ الْحَسَنِ، قَالَ: ثنا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ يَسَارٍ، قَالَ: ثنا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، قَالَ: ثنا يَزِيدُ بْنُ عَطَاءٍ، عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ مَرْثَدٍ، قَالَ: لَمَّا وَلِي عُمَرُ بْنُ هُبَيْرَةَ الْعِرَاقَ أَرْسَلَ إِلَى الْحَسَنِ وَإِلَى الشَّعْبِيِّ فَأَمَرَ لَهُمَا بِبَيْتٍ وَكَانَا فِيهِ شَهْرًا أَوْ نَحْوَهُ ثُمَّ إِنَّ الْخَصِيَّ غَدَا عَلَيْهِمَا ذَاتَ يَوْمٍ فَقَالَ: إِنَّ الْأَمِيرَ دَاخِلٌ عَلَيْكُمَا فَجَاءَ عُمَرُ يَتَوَكَّأُ عَلَى عَصًا لَهُ فَسَلَّمَ ثُمَّ جَلَسَ مُعَظِّمًا لَهُمَا فَقَالَ: إِنَّ أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ يَزِيدَ بْنَ عَبْدِ الْمَلِكِ يَنْفُذُ كُتُبًا أَعْرِفُ أَنَّ فِي إِنْفَاذِهَا الْهَلَكَةَ فَإِنْ أَطَعْتُهُ عَصَيْتُ اللهَ وَإِنْ عَصَيْتُهُ أَطَعْتُ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ فَهَلْ تَرَيَا لِي فِي مُتَابَعَتِي إِيَّاهُ فَرَجًا؟ فَقَالَ الْحَسَنُ: يَا أَبَا عَمْرٍو أَجِبِ الْأَمِيرَ فَتَكَلَّمَ الشَّعْبِيُّ فَانْحَطَّ فِي حَبْلِ ابْنِ هُبَيْرَةَ فَقَالَ: مَا تَقُولُ أَنْتَ يَا أَبَا سَعِيدٍ؟ فَقَالَ: أَيُّهَا الْأَمِيرُ قَدْ قَالَ الشَّعْبِيُّ مَا قَدْ سَمِعْتَ قَالَ: مَا تَقُولُهُ أَنْتَ يَا أَبَا سَعِيدٍ؟ فَقَالَ: أَقُولُ " يَا عُمَرُ بْنَ هُبَيْرَةَ يُوشِكُ أَنْ يَنْزِلَ بِكَ مَلَكٌ مِنَ مَلَائِكَةِ اللهِ تَعَالَى فَظٌّ غَلِيظٌ لَا يَعْصِي اللهَ مَا أَمَرَهُ فَيُخْرِجَكَ مِنْ سَعَةِ قَصْرِكَ إِلَى ضِيقِ قَبْرِكَ يَا عُمَرُ بْنَ هُبَيْرَةَ إِنْ تَتَّقِ اللهَ يَعْصِمْكَ مِنْ يَزِيدَ بْنِ عَبْدِ الْمَلِكِ وَلَا يَعْصِمُكَ يَزِيدُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ مِنَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ يَا عُمَرُ بْنَ هُبَيْرَةَ لَا تَأْمَنْ أَنْ يَنْظُرَ اللهُ إِلَيْكَ عَلَى أَقْبَحِ مَا تَعْمَلُ فِي طَاعَةِ يَزِيدَ بْنِ
Teks Indonesia
Ayahku menceritakan kepada kami, ia berkata: Ibrahim bin Muhammad bin Al Hasan menceritakan kepada kami, ia berkata: Ahmad bin Muhammad bin Yasar menceritakan kepada kami, ia berkata: Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami, ia berkata: Yazid bin Atha` menceritakan kepada kami dari Algamah bin Martsad, ia berkata, “Ketika Umar bin Hubairah berkuasa atas Irak, ia mengirim utusan kepada Al Hasan dan Asy-Sya’bi. Lalu memerintahkan untuk menyiapkan sebuah rumah untuk mereka berdua, dan keduanya tinggal di sana selama sebulan atau sekitar itu. Kemudian pada suatu hari seorang kasim (sida-sida; pegawai istana yang telah dikebiri) datang kepada keduanya lalu berkata, ‘Sesungguhnya sang Amir (gubernur) akan menemui kalian berdua’. Lalu Umar datang dengan bertelekan pada tongkatnya, lalu memberi salam, kemudian duduk sambil menghormati keduanya. Lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya Amirul Mukminin (khalifah) Yazid bin Abdul Malik memberlakukan sejumlah ketentuan yang aku tahu bahwa pemberlakukan itu mengandung kehancuran. Bila aku mematuhi maka aku maksiat terhadap Allah, dan bila aku tidak mematuhinya maka aku menaati Allah Apakah kalian berdua melihat kegembiraan bila aku mengikutinya?’ Al Hasan berkata, ‘Wahai Amr, jawablah sang Amir’. Maka Asy-Sya’bi pun berkata, lalu ia mencela taktik Ibnu Hubairah, lalu ia berkata, ‘Bagaimana pendapatmu, wahai Abu Sa’id?’ Ia pun berkata, `Asy-Sya’bi telah mengatakan apa yang telah engkau dengar’. Sang Amir berkata, `Apa yang hendak engkau katakan, wahai Abu Sa’id?’ Ia berkata, `Aku ingin mengatakan: Wahai LJmar bin Hubairah, hampir saja turun kepadamu seorang malaikat dari malaikat-malaikat Allah S, yang keras lagi kasar, ia tidak mendurhakai Allah pada apa yang Allah perintahkan kepadanya. Lalu ia mengeluarkanmu dari kelapangan istanamu kepada sempitnya kuburanmu. Wahai LJmar bin Hubairah, bertakwalah kepada Allah, maka Dia akan melindungimu dari Yazid bin Abdul Malik, sementara Yazid bin Abdul Malik tidak dapat melindungimu dari Allah Wahai LJmar bin Hubairah, engkau tidaklah aman manakala Allah melihat kepadamu dalam keadaan seburuk-buruk apa yang engkau perbuat karena mematuhi Yazid bin Abdul Malik, yaitu dengan pandangan kemurkaan, yang di dalamnya ditutupkan pintu ampunan bagimu. Wahai Umar bin Hubairah, sungguh aku pernah hidup bersama sejumlah orang dari generasi pertama umat ini. Demi Allah, mereka sangat menjauhi keduniaan, padahal keduniaan mendatangi mereka, mereka jauh lebih meninggalkannya daripada kalian mendatanginya kendati keduniaan menjauhi kalian. Wahai LJmar bin Hubairah, sesungguhnya aku mempertakutimu dengan suatu kedudukan yang Allah B telah mempertakutimu, yang mana Allah berfirman, `Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan menghadap) ke hadirat-Ku dan yang takut kepada ancaman-Ku." (Qs. Ibraahiim 14: 14). Wahai Umar bin Hubairah, jika engkau bersama Allah S dalam menaati-Nya, maka Allah melindungimu dari bencana Yazid bin Abdul Malik, tapi jika engkau bersama Yazid bin Abdul Malik dalam berdurhaka terhadap Allah, maka Allah menyerahkanmu kepadanya’. Maka Umar pun menangis, lalu ia berdiri dengan air matanya. Keesokan harinya, ia mengirim kepada keduanya dengan seizin keduanya, dan hadiah-hadiah untuk keduanya. Ia memberi banyak kepada Al Hasan, sementara dalam hadiah untuk Asy-Sya’bi tidak banyak. Lalu Asy-Sya’bi keluar ke masjid, lalu berkata, ‘Wahai . manusia, barangsiapa di antara kalian yang bisa lebih mendahulukan Allah S daripada makhluk-Nya, maka hendaklah ia melakukannya. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah Al Hasan mengetahui sesuatu yang aku tidak mengetahuinya. Akan tetapi aku menginginkan kerelaan Ibnu Hubairah, tapi Allah menjauhkanku darinya’. Kemudian, pada suatu hari Al Mughirah bin Mukhadisy berdiri kepada Al Hasan, lalu berkata, `Apa yang harus kami lakukan terhadap kaum-kaum yang mempertakuti kami hingga hati kami hampir terbang?’ Al Hasan berkata, ‘Demi Allah, sungguh engkau menyertai kaum-kaum yang mempertakutimu hingga rasa aman mencapaimu adalah lebih baik bagimu daripada engkau menyertai kaum-kaum yang memberimu rasa aman hingga rasa takut melingkupimu’. Lalu sebagian orang berkata, ‘Beritahukanlah kepada kami tentang sifat para sahabat Rasulullah ^’. Maka ia pun menangis, lalu berkata, ‘Tampak pada mereka tanda-tanda kebaikan di langit, ciri, petunjuk, kejujuran, kasarnya pakaian mereka karena kesederhanaan, jalan mereka yang senantiasa rendah hati, perkataan mereka yang berupa perbuatan, makanan mereka dan minuman mereka dari rezeki yang baik, kepatuhan mereka dalam menaati Rabb mereka S, tuntunan mereka kepada kebenaran baik dalam kondisi yang mereka suka maupun tidak, pemberian hak dari diri mereka. Kerongkongan mereka kehausan dan tubuh mereka menjadi kurus serta menanggung kemarahan para makhluk demi meraih keridhaan Sang Khalig (Pencipta), mereka tidak berlebihan dalam kemarahan, tidak bertindak lalim dalam kezhaliman, dan tidak melampaui hukum Allah di dalam Al Qur`an. Mereka menyibukkan lisan dengan dzikir, mempertaruh darah mereka ketika diminta pertolongan, mengerahkan harta mereka ketika dipinjami, dan mereka tidak dihalangi oleh rasa takut kepada para makhluk. Sungguh baik akhlak mereka, dan sungguh ringan biaya hidup mereka sehingga mereka dicukupi hanya dengan yang sedikit dari keduniaan mereka untuk menuju kepada akhirat mereka’.”