Daftar Kitab

Halaman 356



Teks Arab

حَدَّثَنَا حَبِيبُ بْنُ الْحَسَنِ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، ثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَيُّوبَ، ثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، عَنْ صَالِحِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ، عَنْ مَنْ حَدَّثَهُ، عَنْ عُثْمَانَ، قَالَ: لَمَّا رَأَى عُثْمَانُ بْنُ مَظْعُونٍ مَا فِيهِ أَصْحَابُ رَسُولِ اللهِ مِنَ الْبَلَاءِ، وَهُوَ يَغْدُو وَيَرُوحُ فِي أَمَانٍ مِنَ الْوَلِيدِ بْنِ الْمُغِيرَةِ، قَالَ: وَاللهِ إِنَّ غُدُوِّي وَرَوَاحِي آمِنًا بِجِوَارِ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ الشِّرْكِ، وَأَصْحَابِي وَأَهْلُ دِينِي يَلْقَوْنَ مِنَ الْأَذَى وَالْبَلَاءِ مَا لَا يُصِيبُنِي، لَنَقْصٌ كَبِيرٌ فِي نَفْسِي. فَمَشَى إِلَى الْوَلِيدِ بْنِ الْمُغِيرَةِ فَقَالَ لَهُ: يَا أَبَا عَبْدِ شَمْسٍ وَفَتْ ذِمَّتُكَ، قَدْ رَدَدْتُ إِلَيْكَ جِوَارَكَ قَالَ: لِمَ يَا ابْنَ أَخِي؟ لَعَلَّهُ آذَاكَ أَحَدٌ مِنْ قَوْمِي؟ قَالَ: لَا، وَلَكِنِّي أَرْضَى بِجِوَارِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَلَا أُرِيدُ أَنْ أَسْتَجِيرَ بِغَيْرِهِ قَالَ: فَانْطَلِقْ إِلَى الْمَسْجِدِ فَارْدُدْ عَلَيَّ جِوَارِي عَلَانِيَةً كَمَا أَجَرْتُكَ عَلَانِيَةً، قَالَ: فَانْطَلَقَا ثُمَّ خَرَجَا حَتَّى أَتَيَا الْمَسْجِدَ، فَقَالَ لَهُمُ الْوَلِيدُ: هَذَا عُثْمَانُ قَدْ جَاءَ يَرُدُّ عَلَيَّ جِوَارِي، قَالَ لَهُمْ: قَدْ صَدَقَ، قَدْ وَجَدْتُهُ وَفِيًّا كَرِيمَ الْجِوَارِ، وَلَكِنِّي قَدْ أَحْبَبْتُ أَنْ لَا أَسْتَجِيرَ بِغَيْرِ اللهِ، فَقَدْ رَدَدْتُ عَلَيْهِ جِوَارَهُ ثُمَّ انْصَرَفَ عُثْمَانُ، وَلَبِيدُ بْنُ رَبِيعَةَ بْنِ مَالِكِ بْنِ كِلَابٍ الْقَيْسِيُّ فِي الْمَجْلِسِ مِنْ قُرَيْشٍ يُنْشِدُهُمْ، فَجَلَسَ مَعَهُمْ عُثْمَانُ، فَقَالَ لَبِيدٌ وَهُوَ يُنْشِدُهُمْ:

Teks Indonesia

Habib bin Al Hasan menceritakan kepada kami, Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Ahmad bin Muhammad bin Ayyub menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Sa`d menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Ishaq, dari Shalih bin Ibrahim bin Abdurrahman bin Auf, dari orang yang menceritakannya dari Utsman, dia berkata: Ketika Utsman bin Mazh`un melihat ujian yang dialami para sahabat Rasulullah ﷺ> sedangkan dia bisa hilir mudik dengan jaminan keamanan dari Walid bin Mughirah, maka dia berkata, "Demi Allah, hilir mudikku dalam keadaan aman ini disebabkan suaka dari seorang ahli syirik sedangkan para sahabatku dan orang-orang yang seagama denganku menerima penganiayaan dan ujian yang tidak menyentuhku karena suatu kesalahan yang besar pada diriku." Kemudian dia berjalan menuju tempat Walid bin Mughirah dan berkata kepadanya, "Wahai Abdu Syams! Perlindunganmu telah tertunaikan, dan sekarang aku kembalikan suakamu." Dia bertanya, "Kenapa, anak saudaraku? Barangkali ada seseorang dari kaumku yang menganiayamu?" Utsman menjawab, "Tidak, tetapi aku ridha dengan perlindungan Allah Aku tidak ingin meminta perlindungan kepada selain-Nya." Utsman berkata, "Kalau begitu, pergilah ke masjid dan kembalikan suakaku secara terang-terangan sebagaimana aku dahulu memberimu suaka dengan terang-terangan." Kemudian Utsman bin Mazh`un berkata kepada mereka, "Dia benar. Aku mendapatinya sebagai orang yang memenuhi janji dan mulia dalam memberikan suaka. Akan tetapi, aku tidak senang meminta suaka kepada selain Allah sehingga aku kembalikan suakanya." Kemudian Utsman pergi. Sedangkan Labit bin Rabi`ah bin Malik bin Kilah Al Qaisi yang berada di majelis orang-orang Quraisy itu bersyair kepada mereka. Lalu Utsman pun duduk bersama mereka. Labid bersyair: "Ketahuilah, segala sesuatu selain adalah adalah batil Utsman menimpali, `Kamu benar`." Lalu Labid meneruskan syairnya: "Dan setiap kenikmatan pasti sima." Utsman menimpali, "Kamu dusta, karena kenikmatan Penghuni surga tidak hilang." Labid bin Rabi`ah berkata, "Wahai orang-orang Quraisy! Demi Allah, apa yang terjadi pada teman majelis kalian ini? Kapan ini terjadi di tengah kalian?" Lalu seseorang dari kumpulan itu berkata, Sesungguhnya dia ini orang bodoh bersama orang-orang bodoh lainnya. Mereka telah meninggalkan agama kami. Karena itu, janganlah kamu jengkel dengan ucapannya." Kemudian Utsman membantah ucapan orang itu hingga masalahnya menjadi besar. Kemudian orang itu menghampiri Utsman dan menampar matanya hingga rusak jaringan darahnya. Saat itu Walid bin Mughirah berada di dekatnya melihat apa yang terjadi pada Utsman. Lalu dia berkata, "Demi Allah, wahai anak saudaraku, sebenamya matamu tidak perlu mengalami hal seperti ini, karena engkau berada dalam suaka yang kokoh." Lalu Utsman berkata, "Tidak, demi Allah, mataku yang masih sehat ini benar-benarkan membutuhkan apa yang telah telah dialami mata yang satunya di jalan Allah, dan sesungguhnya aku berada dalam suaka Dzat yang lebih perkasa dan lebih kuasa daripadamu, wahai Abu Abdi Syams." Kemudian Utsman bersyair tentang apa yang terjadi pada matanya: "Jika mataku demi ridha Rabb disakiti Tangan penyimpang dalam agama, bukan orang yang berpetunjuk maka Ar-Rahman pasti menggantikan pahalanya. Barangsiapa diridhai Ar-Rahman, maka bahagialah ia Sungguh jika kalian mengatakan aku sesat dan menyesatkan Bodoh di atas agama Rasul Muhammad. Aku hanya menginginkan Allah, benarlah agama kami Kendati ada yang menganiaya dan memusuhi kami." Ali bin Abu Thalib juga menggubah syair tentang apa yang terjadi pada mata Utsman bin Mazh`un "Apakah karena mengingat masa yang tidak ada amanahnya Kamu menjadi nestapa dan menangis seperti orang yang berduka Apakah karena mengingat kaum yang bodoh Menganiaya dengan zalim orang yang mengajak agama Mereka tidak berhenti meninggalkan kekejian selama mereka aman Pengkhiatan bagi mereka adalah jalan yang tidak amanah Tidakkah kalian lihat Allah mempersedikit kebaikan mereka Aku sangat marah demi Utsman bin Mazh `un Saat mereka menampar tanpa khawatir kelopak matanya Tikaman yang mengena dan pukulan yang tidak segan-segan Maka dia akan balas mereka jika tidak mati cepat Setakar dengan setakar, sebagai balasan yang tidak terlupakan."