Daftar Kitab

Halaman 281



Teks Arab

حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ أَحْمَدَ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ زَكَرِيَّا الْغَلَابِيُّ، ثَنَا الْعَبَّاسُ، عَنْ بَكَّارٍ الضَّبِّيِّ، ثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ أَبِي عَمْرٍو الْأَسَدِيُّ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ السَّائِبِ الْكَلْبِيِّ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، قَالَ: " دَخَلَ ضِرَارُ بْنُ ضَمْرَةَ الْكِنَانِيُّ عَلَى مُعَاوِيَةَ، فَقَالَ لَهُ: صِفْ لِي عَلِيًّا، فَقَالَ: أَوَ تُعْفِينِي يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، قَالَ: لَا أُعْفِيكَ، قَالَ: " أَمَّا إِذْ لَا بُدَّ، فَإِنَّهُ كَانَ وَاللهِ بَعِيدَ الْمَدَى، شَدِيدَ الْقُوَى، يَقُولُ فَصْلًا وَيَحْكُمُ عَدْلًا، يَتَفَجَّرُ الْعِلْمُ مِنْ جَوَانِبِهِ، وَتَنْطِقُ الْحِكْمَةُ مِنْ نَوَاحِيهِ، يَسْتَوْحِشُ مِنَ الدُّنْيَا وَزَهْرَتِهَا، وَيَسْتَأْنِسُ بِاللَّيْلِ وَظُلْمَتِهِ، وَكَانَ وَاللهِ غَزِيرَ الْعَبْرَةِ، طَوِيلَ الْفِكْرَةِ، يُقَلِّبُ كَفَّهُ، وَيُخَاطِبُ نَفْسَهُ، يُعْجِبُهُ مِنَ اللِّبَاسِ مَا قَصُرَ، وَمِنَ الطَّعَامِ مَا جَشَبَ، كَانَ وَاللهِ كَأَحَدِنَا يُدْنِينَا إِذَا أَتَيْنَاهُ، وَيُجِيبُنَا إِذَا سَأَلْنَاهُ، وَكَانَ مَعَ تَقَرُّبِهِ إِلَيْنَا وَقُرْبِهِ مِنَّا لَا نُكَلِّمُهُ هَيْبَةً لَهُ، فَإِنْ تَبَسَّمَ فَعَنْ مِثْلِ اللُّؤْلُؤِ الْمَنْظُومِ، يُعَظِّمُ أَهْلَ الدِّينِ

Teks Indonesia

Sulaiman bin Ahmad menceritakan kepada kami, Muhammad bin Zakariya Al Ghalabi menceritakan kepada kami, Abbas menceritakan kepada kami, dari Bakkar Adh-Dhabbi, Abdul Wahid bin Abu Amr Al Asadi menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin As-Sa`ib Al Kalbi, dari Abu Shalih, dia berkata: Dhirar bin Dhamrah Al Kinani menemui Muawiyah, lalu Muawiyah berkata kepadanya, "Gambarkanlah kepada kami tentang Ali!" Muawiyah berkata, "Apakah kamu akan memberiku banyak uang, ya Amirul Mu`minin?" Muawiyah berkata, "Aku tidak akan memberimu uang." Dhirar berkata, "Jika memang harus, maka sesungguhnya Ali itu, demi Allah, orang yang sangat jauh pandangannya, sangat kuat, bicaranya jelas, memutuskan perkara dengan adil, ilmu pengetahuan tnemancar dari dadanya, hikmah berbicara melalui lisannya, menjauh dari duniawi dan perhiasannya, dekat dengan malam dan kegelapannya. Demi Allah, dia orang yang sangat berlimpah petuahnya, panjang pikirannya, selalu introspeksi diri, menyukai Pakaian yang cingkrang dan makanan yang kasar. demi Allah, dia seperti orang biasa; menyuruh kami dekat dengannya apabila kami Menemuinya, menjawab kami apabila kami bertanya kepadanya. Meskipun dia sangat dekat dengan kami, kami tidak berani Mendahului pembicaraan karena segan kepadanya. Apabila tersenyum maka seperti mutiara yang teruntai. Dia memuliakan ahli a9ama dan mencintai orang-orang miskin. Orang yang kuat tidak Mengharapkan kebatilannya, dan orang yang lemah tidak putus asa terhadap keadilannya. Aku bersaksi demi Allah, aku pernah melihatnya dalam suatu kejadian di tengah malam. Dia membungkuk dalam mihrabnya sambil memegang jenggotnya. Dia berbolak-balik seperti orang sehat, dan menangis seperti tangisan orang yang bersedih hati. Dia berkata, `Duhai Tuhan kami. Duhai Tuhan kami`. Dia tadharru` kepada-Nya. Kemudian dia berkata kepada dunia, `Engkau mencoba menggodaku! Tidak mungkin! Godalah orang lain, aku telah menceraimu tiga kali karena umurmu pendek, majelismu hina, nilaimu rendah. Aduhai, betapa sedikitrtya bekalku sementara perjalananku amat jauh dan jalanan sepi`." Maka, air mata Muawiyah membasahi jenggotnya tanpa dia bisa cegah. Dia mengusapnya dengan lengan bajunya, dan orang-orang yang di majelisnya itu menangis menderu-deru. Kemudian dia berdiri dan keluar.