Halaman 1882
Teks Arab
حَدَّثَنَا أَبِي قَالَ: ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ الْحَسَنِ، قَالَ: ثنا أَبُو حُمَيْدٍ أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْحِمْصِيُّ قَالَ: ثنا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، قَالَ: ثنا يَزِيدُ بْنُ عَطَاءٍ، عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ مَرْثَدٍ، قَالَ: " انْتَهَى الزُّهْدُ إِلَى ثَمَانِيَةٍ مِنَ التَّابِعِينَ فَأَمَّا الرَّبِيعُ بْنُ خُثَيْمٍ فَقِيلَ لَهُ حِينَ أَصَابَهُ الْفَالِجُ: لَوْ تَدَاوَيْتَ فَقَالَ: لَقَدْ عَلِمْتُ أَنَّ الدَّوَاءَ حَقٌّ وَلَكِنْ ذَكَرْتُ عَادًا، وَثَمُودَ، وَأَصْحَابَ الرَّسِّ، وَقُرُونًا بَيْنَ ذَلِكَ كَثِيرًا كَانَتْ فِيهِمُ الْأَوْجَاعُ وَكَانَتْ لَهُمُ الْأَطِبَّاءُ فَلَا الْمُدَاوِي ⦗١٠٧⦘ بَقِيَ وَلَا الْمُدَاوَى فَقِيلَ لَهُ: أَلَا تَذْكُرُ النَّاسَ قَالَ: مَا أَنَا عَنْ نَفْسِي بِرَاضٍ فَأَتَفَرَّغُ مِنْ ذَمِّهَا إِلَى ذَمِّ النَّاسِ، إِنَّ النَّاسَ خَافُوا اللهَ تَعَالَى فِي ذُنُوبِ النَّاسِ وَأَمِنُوا عَلَى ذُنُوبِهِمْ وَقِيلَ لَهُ: كَيْفَ أَصْبَحْتَ؟ قَالَ: أَصْبَحْنَا مُذْنِبِينَ نَأْكُلُ أَرْزَاقَنَا وَنَنْتَظِرُ آجَالَنَا "
Teks Indonesia
Ayahku menceritakan kepada kami, ia berkata: Ibrahim bin Muhammad bin Al Hasan menceritakan kepada kami, ia berkata: Abu Humaid Ahmad bin Muhammad Al Himshi menceritakan kepada kami, ia berkata: Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami, ia berkata: Yazid bin Atha` menceritakan kepada kami dari Alqamah bin Martsad, ia berkata, “Zuhud telah mencapai delapan orang dari golongan tabi’in. Adapun Ar-Rabi’ bin Khutsaim, ketika ia menderita lumpuh sebelah tubuhnya, ‘Sebaiknya engkau berobat.’ Maka ia pun berkata, ‘Sungguh aku telah mengetahui, bahwa obat itu benar adanya, akan tetapi aku teringat akan kaum Ad, Tsamud dan penduduk Rass serta generasi-generasi yang sangat banyak di antara itu. Mereka mengalami berbagai penyakit, padahal mereka juga memiliki para tabib, namun tidak ada orang yang mengobati yang tetap bertahan dan tidak pula orang yang diobati yang tetap bertahan.’ Lalu dikatakan kepadanya, ‘Tidakkah engkau menyebutkan orang-orang?’ Ia berkata, `Aku tidak rela terhadap diriku jika aku berlepas diri dari kecamannya dan beralih kepada kecaman orang lain. Sesungguhnya manusia itu takut kepada Allah S karena dosa-dosa orang lain dan merasa aman atas dosa- dosa mereka sendiri.’ Lalu dikatakan kepadanya, ‘Bagaimana keadaanmu?’ Ia berkata, ‘Kami dalam keadaan berdosa. Kami hanya memakan rezeki-rezeki kami dan menantikan ajal kami.’ Dan adalah Ibnu Mas’ud, apabila ia melihatnya, ia berkata, "Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).`` (Qs. Al Hajj 22: 34). Ketahuilah, sesungguhnya bila Muhammad D melihatmu, niscaya beliau mencintaimu.’ Ar-Rabi’ berkata, `Amma ba’d. Persiapkanlah bekalmu, dan ambillah di dalam jihadmu, dan jadilah penasihat dirimu’.”