04. Perihal Apa yang Diciptakan Kedua setelah Pena
Kemudian Allah menciptakan setelah pena, dan setelah Dia memerintahkannya untuk menulis apa yang akan terjadi hingga hari kiamat, awan tipis. Ini adalah `amaa` (kegelapan) yang Allah sebutkan dalam kitab-Nya, "Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan datangnya Allah kepada mereka dalam naungan awan..." (QS. al-Baqarah: 210). Ini terjadi sebelum Allah menciptakan `Arsy-Nya, demikianlah khabar yang datang dari Rasulullah ﷺ.
Ibnu Wakī` dan Muhammad bin Hārūn al-Qattān meriwayatkan kepada kami, keduanya berkata: Yazīd bin Hārūn meriwayatkan kepada kami, dari Hammād bin Salamah, dari Ya`lā bin `Atā`, dari Wakī` bin Hudus, dari pamannya, Abū Razīn, ia berkata, "Aku bertanya, `Wahai Rasulullah, di manakah Tuhan kami sebelum Dia menciptakan makhluk-Nya?` Beliau menjawab, `Dia berada di `amaa` (kegelapan), tidak ada udara di bawah-Nya dan tidak ada udara di atas-Nya, kemudian Dia menciptakan `Arsy-Nya di atas air.`"
Al-Muthannā bin Ibrāhīm meriwayatkan kepada kami, ia berkata: Al-Hajjāj meriwayatkan kepada kami, ia berkata: Hammād meriwayatkan kepada kami, dari Ya`lā bin `Atā`, dari Wakī` bin Hudus, dari pamannya, Abū Razīn al-`Uqaili, ia berkata, "Aku bertanya, `Wahai Rasulullah, di manakah Tuhan kami sebelum Dia menciptakan langit dan bumi?` Beliau menjawab, `Dia berada di `amaa` (kegelapan), di atas-Nya ada udara dan di bawah-Nya ada udara, kemudian Dia menciptakan `Arsy-Nya di atas air.`"
Khallad bin Aslam menceritakan kepada kami, ia berkata: An-Nadhr bin Syumail menceritakan kepada kami, ia berkata: Al-Mas`udi menceritakan kepada kami, ia berkata: Jami` bin Syaddad mengabarkan kepada kami, dari Shafwan bin Muhriz, dari Ibnu Hushain -dan ia adalah salah seorang sahabat Rasulullah ﷺ-, ia berkata:
Suatu kaum datang menemui Rasulullah ﷺ dan masuk menemuinya. Beliau memberi mereka kabar gembira, tetapi mereka malah berkata, "Berilah kami (harta benda)!" hingga hal itu membuat Rasulullah ﷺ merasa tidak senang. Kemudian mereka keluar dari sisi beliau. Datanglah kaum yang lain, mereka masuk menemui beliau dan berkata, "Kami datang untuk mengucapkan salam kepada Rasulullah ﷺ, mempelajari agama, dan bertanya kepada beliau tentang awal mula perkara ini." Rasulullah ﷺ bersabda, "Terimalah kabar gembira ini, karena orang-orang yang telah pergi tadi tidak menerimanya." Mereka berkata, "Kami terima." Maka Rasulullah ﷺ bersabda, "Allah itu ada dan tidak ada sesuatu pun selain Dia. `Arsy-Nya berada di atas air, dan Dia telah menulis di Dzikr (Lauh Mahfuzh) sebelum segala sesuatu, kemudian Dia menciptakan tujuh langit..." Kemudian datanglah seseorang kepadaku dan berkata, "Untamu telah pergi!" Aku pun keluar mencarinya, sementara fatamorgana tampak di depanku. Seandainya saja aku membiarkannya (unta itu).
Abu Kurayb menceritakan kepada kami, ia berkata: Abu Mu`awiyah menceritakan kepada kami, dari ﷺ bersabda, "Terimalah kabar gembira ini, wahai Bani Tamim!" Mereka menjawab, "Engkau telah memberi kami kabar gembira, maka berilah kami (harta benda)!" Beliau bersabda, "Terimalah kabar gembira ini, wahai penduduk Yaman!" Mereka menjawab, "Kami telah menerima, maka ceritakanlah kepada kami tentang perkara ini, bagaimana awalnya?" Rasulullah ﷺ bersabda, "Allah `azza wa jalla berada di atas `Arsy, dan Dia ada sebelum segala sesuatu. Dia telah menulis di Lauh (Mahfuzh) segala sesuatu yang akan terjadi." Ia (`Imran) berkata, "Kemudian datanglah seseorang kepadaku dan berkata, `Wahai `Imran, untamu telah terlepas ikatannya!` Aku pun berdiri, sementara fatamorgana tampak di antara aku dan untaku. Aku tidak tahu apa yang terjadi setelah itu." , dari Jami` bin Syaddad, dari Shafwan bin Muhriz, dari `Imran bin Hushain, ia berkata: Rasulullah
Kemudian terjadi perbedaan pendapat tentang apa yang Allah ciptakan setelah `amaa` (kekosongan). Sebagian ulama berkata bahwa setelah itu Allah menciptakan `Arsy-Nya.
Muhammad bin Sinan menceritakan kepada kami, ia berkata: Abu Salamah menceritakan kepada kami, ia berkata: Hayyan bin `Ubaidillah menceritakan kepada kami, dari bin Muzahim, ia berkata: berkata, "Sesungguhnya Allah `azza wa jalla menciptakan `Arsy sebagai makhluk pertama, kemudian Dia bersemayam di atasnya."
Musa bin Harun Al-Hamadani menceritakan kepada kami, ia berkata: `Amr bin Hammad menceritakan kepada kami, ia berkata: Asbath bin Nashr menceritakan kepada kami, dari ﷺ, mereka berkata: "Sesungguhnya `Arsy Allah berada di atas air, dan Dia tidak menciptakan sesuatu pun sebelum menciptakan air." dalam sebuah riwayat yang ia sebutkan, dari Abu Malik dan , dari -dan dari Murrah Al-Hamadani, dari `Abdullah bin Mas`ud-, dan dari beberapa sahabat Rasulullah
menceritakan kepada kami, ia berkata: Ismail bin `Abdil Karim menceritakan kepada kami, ia berkata: `Abdus Shamad bin Ma`qil menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar berkata, "Sesungguhnya `Arsy telah ada sebelum Allah menciptakan langit dan bumi, (ia berada) di atas air. Ketika Allah hendak menciptakan langit dan bumi, Dia mengambil segenggam air dari air yang jernih, lalu Dia membuka genggaman-Nya, maka air itu naik menjadi asap. Kemudian Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua hari, dan Dia membentangkan bumi dalam dua hari, dan Dia selesai dari penciptaan pada hari ketujuh."
Ada juga yang mengatakan bahwa yang Allah ciptakan setelah pena adalah Kursi, kemudian Dia menciptakan `Arsy setelah Kursi, lalu setelah itu Dia menciptakan udara dan kegelapan, kemudian Dia menciptakan air, lalu Dia menempatkan `Arsy-Nya di atasnya.
Abu Ja`far berkata: "Pendapat yang lebih kuat menurutku adalah pendapat yang menyatakan bahwa Allah menciptakan air sebelum `Arsy, karena sahihnya hadis yang telah kusebutkan sebelumnya dari Abu Razin Al-`Uqaili, dari Rasulullah ﷺ, bahwa beliau bersabda ketika ditanya, `Di manakah Tuhan kita sebelum Dia menciptakan makhluk-Nya?` Beliau menjawab, "Dia berada di `amaa` (kekosongan), tidak ada udara di bawah-Nya dan tidak ada udara di atas-Nya, kemudian Dia menciptakan `Arsy-Nya di atas air." Maka Rasulullah ﷺ mengabarkan bahwa Allah menciptakan `Arsy-Nya di atas air. Tidak mungkin Dia menciptakan `Arsy di atas sesuatu yang tidak ada, baik sebelumnya maupun bersamaan. Jika demikian, maka `Arsy tidak lepas dari dua kemungkinan: diciptakan setelah Allah menciptakan air, atau diciptakan bersamaan dengan air. Adapun diciptakan sebelum air, hal itu tidak mungkin benar berdasarkan riwayat dari Abu Razin, dari Nabi ﷺ."
Ada yang mengatakan bahwa air berada di atas angin ketika Allah menciptakan `Arsy-Nya di atasnya. Jika memang demikian, maka air dan angin telah diciptakan sebelum `Arsy.
Ibnu Wakī` menceritakan kepada kami, ia berkata: Yazīd bin Hārūn menceritakan kepada kami, dari Hammād bin Salamah, dari `Ali bin `Atā`, dari Abū Razīn, dari Nabi ﷺ, bahwa beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah menciptakan air di atas angin, kemudian Dia menciptakan `Arsy di atas air."
Abu Ja`far berkata: "Pendapat yang telah kami sebutkan dari Rasulullah ﷺ mengenai hal ini lebih mendekati kebenaran daripada pendapat yang mengatakan bahwa Allah menciptakan `Arsy terlebih dahulu, kemudian Dia menciptakan air setelahnya. Hal ini karena Allah memberitakan bahwa Dia bersemayam di atas `Arsy-Nya. Jika Dia menciptakan `Arsy terlebih dahulu, kemudian menciptakan air setelahnya, maka penciptaan air itu tidak ada manfaatnya, karena Dia telah bersemayam di atas `Arsy-Nya sebelum menciptakan air. Jika penciptaan air tidak ada manfaatnya, maka penciptaan air itu tidak ada maknanya. Sungguh, Allah tidak menciptakan sesuatu kecuali dengan hikmah dan makna."
Ibnu Wakī` menceritakan kepada kami, ia berkata: Ayahku menceritakan kepada kami, dari Sufyan, dari , dari Al-Minhal bin `Amr, dari , ia berkata: ditanya tentang firman Allah, "Dan adalah `Arsy-Nya di atas air," (QS. Hud: 7) "Di atas apakah air itu berada?" Ia menjawab, "Di atas angin."
Muhammad bin `Abdil A`la menceritakan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin Tsaur menceritakan kepada kami, dari Ma`mar, dari1 , dari , ia berkata: ditanya tentang firman Allah `azza wa jalla, "Dan adalah `Arsy-Nya di atas air," "Di atas apakah air itu berada?" Ia menjawab, "Di atas angin."
bin Al-Hasan menceritakan kepada kami, ia berkata: Al-Husain bin Dawud menceritakan kepada kami, ia berkata: Hajjaj menceritakan kepadaku, dari , dari , dari , seperti itu juga.
Ia ( ) berkata, "Langit, bumi, dan segala sesuatu yang ada di dalamnya dikelilingi oleh lautan, dan semua itu dikelilingi oleh haikal, dan haikal itu -dikatakan- dikelilingi oleh Kursi."
menceritakan kepada kami, ia berkata: Ismail bin `Abdil Karim menceritakan kepada kami, ia berkata: `Abdus Shamad berkata: Aku mendengar Wahb berkata -dan ia menyebutkan tentang kebesaran Allah-, ia berkata, "Sesungguhnya langit, bumi, dan lautan berada di dalam haikal, dan haikal itu berada di dalam Kursi, dan kedua kaki Allah `azza wa jalla berada di atas Kursi, dan Dia membawa Kursi itu, dan Kursi itu seperti sandal di kedua kaki-Nya."
Wahb ditanya, "Apakah haikal itu?" Ia menjawab, "Sesuatu di ujung langit yang mengelilingi bumi dan lautan seperti tiang-tiang tenda."
Wahb ditanya tentang bumi, "Bagaimana keadaannya?" Ia menjawab, "Ia adalah tujuh lapis bumi yang terhampar seperti pulau-pulau, di antara setiap dua lapis bumi terdapat lautan, dan lautan mengelilingi semua itu. Haikal berada di balik lautan."
Dikatakan bahwa antara penciptaan pena dan penciptaan makhluk lainnya terdapat jarak seribu tahun.
bin Al-Hasan menceritakan kepada kami, ia berkata: Al-Husain bin Dawud menceritakan kepada kami, ia berkata: Mubasyir Al-Halabi menceritakan kepada kami, dari Artha`ah bin Al-Mundzir, ia berkata: Aku mendengar Dlamrah berkata, "Sesungguhnya Allah menciptakan pena, lalu Dia menulis dengannya apa yang akan Dia ciptakan dan apa yang akan terjadi dari makhluk-Nya. Kemudian tulisan itu bertasbih dan mengagungkan Allah selama seribu tahun sebelum Dia menciptakan sesuatu apa pun dari makhluk-Nya. Ketika Allah hendak menciptakan langit dan bumi, Dia menciptakan -sebagaimana yang disebutkan- enam hari, dan Dia menamai setiap hari dengan nama yang berbeda dengan nama hari yang lain."
Dikatakan bahwa nama salah satu dari enam hari itu adalah Abjad, nama hari lainnya adalah Hawwaz, nama hari ketiga adalah Hlathi, nama hari keempat adalah Kaliman, nama hari kelima adalah Sa`fash, dan nama hari keenam adalah Qarashat.
Al-Hadlrami menceritakan kepada kami, ia berkata: Mashrif bin `Amr Al-Yami menceritakan kepada kami, Hafsh bin Ghiyats menceritakan kepada kami, dari Al-`Ala` bin Al-Musayyab, dari seorang laki-laki dari Kindah, ia berkata: Aku mendengar bin Muzahim berkata, "Allah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, tidak ada satu hari pun kecuali ia memiliki nama: Abjad, Hawwaz, Hlathi, Kaliman, Sa`fash, Qarashat."
Diriwayatkan pula dari Hafsh, selain dari Mashrif, ia berkata: Dari Al-`Ala` bin Al-Musayyab, ia berkata: Seorang syekh dari Kindah menceritakan kepadaku, ia berkata: Aku bertemu dengan bin Muzahim, lalu ia menceritakan kepadaku, ia berkata: Aku mendengar Zaid bin Arqam berkata, "Sesungguhnya Allah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, setiap hari darinya memiliki nama: Abjad, Hawwaz, Hlathi, Kaliman, Sa`fash, Qarashat."
Yang lain berkata, "Bahkan Allah menciptakan (hari) pertama lalu menamainya Ahad (Minggu), menciptakan yang kedua lalu menamainya Itsnain (Senin), menciptakan yang ketiga lalu menamainya Tsulatsa` (Selasa), yang keempat lalu menamainya Arba`a` (Rabu), dan yang kelima lalu menamainya Khamis (Kamis)."
Tamim bin Al-Muntashir menceritakan kepada kami, ia berkata: Ishaq mengabarkan kepada kami, dari Syarik, dari Ghalib bin Ghalab, dari `Atha` bin Abi Rabah, dari , ia berkata, "Sesungguhnya Allah menciptakan (hari) pertama lalu menamainya Ahad, kemudian menciptakan yang kedua lalu menamainya Itsnain, kemudian menciptakan yang ketiga lalu menamainya Tsulatsa`, kemudian menciptakan yang keempat lalu menamainya Arba`a`, kemudian menciptakan yang kelima lalu menamainya Khamis."
Kedua pendapat ini tidak bertentangan, karena boleh jadi nama-nama itu dalam bahasa Arab seperti yang dikatakan `Atha`, dan dalam bahasa lain seperti yang dikatakan bin Muzahim.
Ada yang mengatakan bahwa (jumlah) hari-hari itu adalah tujuh, bukan enam.
menceritakan kepada kami, ia berkata: Ismail bin `Abdil Karim menceritakan kepada kami, ia berkata: `Abdus Shamad bin Ma`qil menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar berkata, "Hari-hari itu ada tujuh."
Kedua pendapat yang kami riwayatkan, yang satu dari dan `Atha` bahwa Allah menciptakan enam hari, dan yang lainnya dari bahwa hari-hari itu tujuh, keduanya benar dan sesuai, tidak bertentangan. Makna perkataan `Atha` dan adalah bahwa hari-hari di mana Allah menciptakan makhluk, sejak awal Dia menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya hingga selesai seluruhnya adalah enam hari, sebagaimana firman Allah, "Dan Dialah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa," (QS. Hud: 7). Dan makna perkataan adalah bahwa jumlah hari-hari, yaitu hari-hari Jum`at, adalah tujuh hari, bukan enam.
Perbedaan Pendapat tentang Hari Pertama Penciptaan:
Para ulama Salaf berbeda pendapat tentang hari di mana Allah memulai penciptaan langit dan bumi. Sebagian mereka berkata, "Dia memulai pada hari Ahad."
Ishaq bin Syahin menceritakan kepada kami, ia berkata: Khalid bin `Abdullah menceritakan kepada kami, dari Asy-Syaibani, dari `Aun bin `Abdullah bin `Utbah, dari saudaranya, `Ubaidillah bin `Abdullah bin `Utbah, ia berkata: `Abdullah bin Salam berkata, "Sesungguhnya Allah memulai penciptaan, Dia menciptakan bumi pada hari Ahad dan Senin."
bin Ibrahim menceritakan kepada kami, ia berkata: `Abdullah bin Shalih menceritakan kepadaku, ia berkata: Abu Ma`syar menceritakan kepada kami, dari Sa`id bin Abi Sa`id, dari `Abdullah bin Salam, bahwa ia berkata, "Sesungguhnya Allah memulai penciptaan pada hari Ahad, Dia menciptakan bumi pada hari Ahad dan Senin."
menceritakan kepada kami, ia berkata: Jarir menceritakan kepada kami, dari , dari , dari Ka`ab, ia berkata: Allah memulai penciptaan langit dan bumi pada hari Ahad dan Senin.
Muhammad bin Abi Manshur Al-Amili menceritakan kepada kami, ia berkata: `Ali bin Al-Haitsam menceritakan kepada kami, dari Al-Musayyab bin Syarik, dari Abu Rawq, dari , tentang firman Allah, "Dan Dialah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa," (QS. Hud: 7), ia berkata, "Dari hari-hari akhirat, setiap hari setara dengan seribu tahun, Dia memulai penciptaan pada hari Ahad."
menceritakan kepada kami, ia berkata: Al-Hajjaj menceritakan kepada kami, ia berkata: Abu `Awanah menceritakan kepada kami, dari Abu Bisyr, dari , ia berkata, "Penciptaan dimulai pada hari Ahad."
Dan yang lain berkata, "Hari di mana Allah memulai penciptaan adalah hari Sabtu."
ﷺ, (mengatakan) bahwa Allah memulai penciptaan pada hari Sabtu. menceritakan kepada kami, ia berkata: Salamah bin Al-Fadhl menceritakan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin Abi Ishaq menceritakan kepadaku, ia berkata: Ahli Taurat berkata, "Allah memulai penciptaan pada hari Ahad." Ahli Injil berkata, "Allah memulai penciptaan pada hari Senin." Dan kami, kaum muslimin, berdasarkan apa yang sampai kepada kami dari Rasulullah
Telah diriwayatkan dari Rasulullah ﷺ apa yang dikatakan oleh setiap kelompok dari dua kelompok ini, yang satu mengatakan bahwa Allah memulai penciptaan pada hari Ahad, dan yang lainnya mengatakan bahwa Dia memulai pada hari Sabtu. Telah berlalu penyebutan kami tentang dua hadits tersebut, namun kami akan mengulanginya di bagian ini dengan menambahkan beberapa penjelasan tentang kebenaran pendapat setiap kelompok.
Adapun hadits yang membenarkan perkataan orang-orang yang mengatakan bahwa awal penciptaan adalah pada hari Ahad, adalah hadits yang diceritakan oleh Hannad bin As-Sari kepada kami, ia berkata: Abu Bakar bin `Ayyasy menceritakan kepada kami, dari Abu Sa`d Al-Baqqal, dari `Ikrimah, dari ﷺ lalu bertanya kepada beliau tentang penciptaan langit dan bumi, maka beliau menjawab, "Allah menciptakan bumi pada hari Ahad dan Senin." -Hannad berkata: Aku telah membaca seluruh hadits tersebut-, bahwa orang-orang Yahudi datang kepada Nabi
Adapun hadits yang membenarkan perkataan orang-orang yang mengatakan bahwa awal penciptaan adalah pada hari Sabtu, adalah hadits yang diceritakan oleh bin Bisyr bin Ma`ruf dan Al-Husain bin `Ali Ash-Shadā`i kepada kami, keduanya berkata:
Hajaj menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij berkata: Ismail bin Umayah mengabarkan kepadaku, dari Ayyub bin Khalid, dari `Abdullah bin Rafi` maula (mantan budak yang dimerdekakan) Ummu Salamah, dari ﷺ memegang tanganku, lalu bersabda, "Allah menciptakan tanah pada hari Sabtu, dan menciptakan gunung-gunung pada hari Ahad." , ia berkata: Rasulullah
Pendapat yang lebih kuat menurutku adalah pendapat yang mengatakan bahwa hari di mana Allah memulai penciptaan langit dan bumi adalah hari Ahad, karena adanya kesepakatan (ijma`) para ulama Salaf tentang hal itu.
Sanggahan terhadap Pendapat Ibnu Ishaq:
Adapun perkataan dalam hal ini, ia berdalil -menurutnya- bahwa hal itu demikian karena Allah menyelesaikan penciptaan seluruh makhluk-Nya pada hari Jum`at, yaitu hari ketujuh, dan pada hari itu Dia bersemayam di atas `Arsy, dan Dia menjadikan hari itu sebagai hari raya bagi kaum muslimin. Dalilnya atas apa yang ia sangka sebagai dalil atas kebenaran pendapatnya dalam hal yang telah kami ceritakan darinya justru merupakan dalil atas kesalahannya. Hal ini karena Allah memberitakan kepada hamba-hamba-Nya di beberapa tempat dalam kitab suci-Nya bahwa Dia menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam hari. Allah berfirman, "Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari1 pada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa`at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?" (QS. As-Sajdah:2 4).
Dan Allah berfirman, "Katakanlah: `Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya?3 (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam`. Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya.4 Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuninya)5 dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan6 kepada bumi: `Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa`. Keduanya menjawab: `Kami datang dengan suka hati`.7 Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui."8 (QS. Fussilat: 9-12).
Tidak ada pertentangan di antara semua ulama bahwa dua hari yang Allah sebutkan dalam firman-Nya, "Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa," (QS. Fussilat: 12) termasuk dalam enam hari yang Dia sebutkan sebelumnya. Maka jelaslah, karena Allah hanya menciptakan langit, bumi, dan apa yang ada di dalamnya dalam enam hari, dan dengan itu banyak hadits dari Rasulullah ﷺ yang menyatakan bahwa makhluk terakhir yang Allah ciptakan adalah Adam, dan penciptaannya terjadi pada hari Jum`at, maka hari Jum`at di mana Allah menyelesaikan penciptaan makhluk-Nya termasuk dalam enam hari yang Allah beritakan bahwa Dia menciptakan makhluk-Nya di dalamnya. Jika hal itu tidak termasuk dalam enam hari, berarti Allah menciptakan makhluk-Nya dalam tujuh hari, bukan enam hari, dan itu bertentangan dengan apa yang datang dalam Al-Qur`an.
Maka jelaslah -karena keadaannya seperti yang telah kami jelaskan- bahwa hari pertama di mana Allah memulai penciptaan langit, bumi, dan apa yang ada di dalamnya adalah hari Ahad, karena hari terakhirnya adalah hari Jum`at, dan itu adalah enam hari, sebagaimana yang difirmankan oleh Tuhan kita.
Adapun hadits-hadits yang datang dari Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya bahwa penyelesaian penciptaan terjadi pada hari Jum`at, kami akan menjelaskannya di tempatnya masing-masing, insya Allah.
Apa yang Allah Ciptakan pada Setiap Hari dari Enam Hari Penciptaan:
Para ulama Salaf berbeda pendapat tentang hal ini:
Sebagian mereka berkata sebagaimana yang diceritakan oleh bin Ibrahim kepada kami, ia berkata: `Abdullah bin Shalih menceritakan kepadaku, ia berkata: Abu Ma`syar menceritakan kepada kami, dari Sa`id bin Abi Sa`id, dari `Abdullah bin Salam, bahwa ia berkata, "Sesungguhnya Allah memulai penciptaan pada hari Ahad. Dia menciptakan bumi pada hari Ahad dan Senin, menciptakan makanan dan gunung-gunung pada hari Selasa dan Rabu, menciptakan langit pada hari Kamis dan Jum`at, dan menyelesaikannya di akhir waktu pada hari Jum`at. Pada hari itu Dia menciptakan Adam dengan segera. Waktu tersebut adalah waktu di mana kiamat akan terjadi."
Musa bin Harun menceritakan kepada kami, ia berkata: `Amr bin Hammad menceritakan kepada kami, ia berkata: Asbath menceritakan kepada kami, dari ﷺ, mereka berkata, "(Allah) menjadikan -yang mereka maksud adalah Tuhan kita- tujuh lapis bumi dalam dua hari: Ahad dan Itsnain. Dia menjadikan padanya gunung-gunung agar bumi tidak berguncang dengan kalian. Dia menciptakan gunung-gunung di bumi itu, makanan penduduknya, pepohonannya, dan apa yang dibutuhkannya dalam dua hari: Tsulatsa` dan Arba`a`. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia menjadikannya satu langit, kemudian Dia membelahnya menjadi tujuh langit dalam dua hari: Khamis dan Jum`at." , dalam sebuah riwayat yang ia sebutkan, dari Abu Malik dan , dari -dan dari Murrah Al-Hamadani, dari Ibnu Mas`ud-, dan dari beberapa sahabat Nabi
Tamim bin Al-Muntashir menceritakan kepada kami, ia berkata: Ishaq mengabarkan kepada kami, dari Syarik, dari Ghalib bin Ghalab, dari `Atha` bin Abi Rabah, dari , ia berkata, "Allah menciptakan bumi dalam dua hari: Ahad dan Itsnain."
Dalam pendapat mereka ini, bumi diciptakan sebelum langit, karena bumi menurut mereka diciptakan pada hari Ahad dan Senin.
Yang lain berkata, "Allah menciptakan bumi beserta makanannya sebelum langit tanpa membentangkannya, kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit, lalu Dia menjadikannya tujuh langit, kemudian Dia membentangkan bumi setelah itu."
`Ali bin Dawud menceritakan kepada kami, ia berkata: menceritakan kepada kami, ia berkata: Mu`awiyah menceritakan kepada kami, dari `Ali bin Abi Thalhah, dari , tentang firman Allah di mana Dia menyebutkan penciptaan bumi sebelum langit, kemudian menyebutkan langit sebelum bumi, (yang dimaksud adalah) bahwa Allah menciptakan bumi beserta makanannya tanpa membentangkannya sebelum (menciptakan) langit, kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit lalu Dia menjadikannya tujuh langit, kemudian Dia membentangkan bumi setelah itu. Itulah yang dimaksud firman Allah, "Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya." (QS. An-Nazi`at: 30).
Muhammad bin Sa`d menceritakan kepada kami, ia berkata: Ayahku menceritakan kepadaku, ia berkata: Pamanku menceritakan kepadaku, ia berkata: Ayahku menceritakan kepadaku, dari ayahnya, dari , tentang firman-Nya, "Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh," (QS. An-Nazi`at: 30-32) yang dimaksud adalah bahwa Dia menciptakan langit dan bumi, ketika Dia telah selesai dari (penciptaan) langit sebelum menciptakan makanan bumi, Dia menyebarkan makanan bumi di dalamnya setelah penciptaan langit, dan Dia memancangkan gunung-gunung -yang dimaksud adalah membentangkannya-. Makanan bumi dan tumbuhannya tidak akan bermanfaat kecuali dengan adanya malam dan siang, maka itulah yang dimaksud firman Allah, "Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya." Bukankah kamu mendengar bahwa Dia berfirman, "Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya?"
Abu Ja`far berkata: "Pendapat yang benar menurut kami dalam hal ini adalah apa yang dikatakan oleh orang-orang yang mengatakan bahwa Allah menciptakan bumi pada hari Ahad, menciptakan langit pada hari Kamis, dan menciptakan bintang, matahari, dan bulan pada hari Jum`at, karena sahihnya hadits yang telah kami sebutkan sebelumnya dari ﷺ. Tidak mustahil apa yang telah kami riwayatkan dalam hal ini dari , yaitu bahwa Allah menciptakan bumi namun belum membentangkannya, kemudian Dia menciptakan langit lalu menyempurnakannya, kemudian membentangkan bumi setelah itu. Bahkan menurutku, itulah pendapat yang benar dalam hal ini, karena makna dahw (membentangkan) berbeda dengan makna khalq (menciptakan). Allah berfirman, "Apakah kamu lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah membinanya, Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya, dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh." (QS. An-Nazi`at: 27-32). , dari Rasulullah
Jika ada yang berkata, "Bukankah engkau telah mengetahui bahwa sekelompok ahli tafsir mengartikan firman Allah, "Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya," dengan makna `bersamaan dengan itu dihamparkan-Nya`, lalu apa dalilmu atas kebenaran apa yang engkau katakan, bahwa hal itu bermakna `setelah` yang merupakan lawan kata dari `sebelum`?"
Maka dikatakan kepadanya, "Makna ba`da (sesudah) yang dikenal dalam bahasa Arab adalah seperti yang telah kami katakan, yaitu lawan kata dari qabla (sebelum), bukan bermakna `bersamaan dengan`. Makna-makna perkataan harus diarahkan kepada makna yang paling dominan dan dikenal di kalangan mereka (orang Arab), bukan kepada makna yang lain."
Ada yang mengatakan bahwa Allah menciptakan Baitul `Atiq (Ka`bah) di atas air dengan empat penjuru, dua ribu tahun sebelum Dia menciptakan dunia, kemudian bumi dihamparkan dari bawahnya.
menceritakan kepada kami, ia berkata: Ya`qub Al-Qummi menceritakan kepada kami, dari Ja`far, dari `Ikrimah, dari , ia berkata: "(Allah) menempatkan Baitul `Atiq di atas air dengan empat penjuru, dua ribu tahun sebelum Dia menciptakan dunia, kemudian bumi dihamparkan dari bawah Baitul `Atiq."
menceritakan kepada kami, ia berkata: Mihrān menceritakan kepada kami, dari Sufyan, dari , dari Bukair bin Al-Akhnas, dari , dari `Abdullah bin `Umar, ia berkata: "Allah menciptakan Baitul `Atiq dua ribu tahun sebelum bumi, dan darinya bumi dihamparkan."
Jika demikian adanya, maka penciptaan bumi terjadi sebelum penciptaan langit, dan pembentangan bumi, yaitu penghamparannya beserta makanan, padang rumput, dan tumbuhannya, terjadi setelah penciptaan langit, sebagaimana yang telah kami sebutkan dari .
ﷺ lalu berkata, "Wahai Muhammad, beritahukanlah kepada kami, apa yang Allah ciptakan dari makhluk-Nya dalam enam hari ini?" Beliau menjawab, "Dia menciptakan bumi pada hari Ahad dan Senin, menciptakan gunung-gunung pada hari Selasa, menciptakan kota-kota,1 makanan, sungai-sungai, kemakmurannya dan kerusakannya pada hari Rabu, menciptakan langit dan para malaikat pada hari Kamis hingga tersisa tiga waktu pada hari Jum`at, dan menciptakan ajal pada waktu pertama dari tiga waktu tersebut, menciptakan `afah (bencana) pada waktu kedua, dan menciptakan Adam pada waktu ketiga." Mereka berkata, "Engkau benar jika engkau menyelesaikannya." Maka Nabi ﷺ mengetahui apa yang mereka inginkan, lalu beliau marah, maka Allah menurunkan (ayat), "Dan Kami tidak ditimpa keletihan sedikitpun. Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan." (QS. Al-Hijr: 97-98). telah menceritakan kepada kami, ia berkata: Mihrān menceritakan kepadaku, dari Ibnu Sinan, dari Abu Bakar, ia berkata: Orang-orang Yahudi datang kepada Nabi
Jika ada yang berkata, "Jika keadaannya seperti yang engkau jelaskan, bahwa Allah menciptakan bumi sebelum langit, lalu apa makna perkataan yang diceritakan oleh Washil bin `Abdil A`la Al-Asadi kepada kalian, ia berkata: Muhammad bin Fudhail menceritakan kepada kami, dari , dari , dari , ia berkata: Hal pertama yang Allah ciptakan adalah pena, lalu Dia berfirman kepadanya, `Tulislah!` Ia (pena) berkata, `Apa yang harus kutulis, wahai Rabbku?` Dia berfirman, `Tulislah takdir.` Maka pena itu pun menulis segala sesuatu yang akan terjadi hingga hari kiamat. Kemudian Dia mengangkat uap air, lalu dari situlah langit diciptakan. Kemudian Dia menciptakan Nun, lalu bumi dihamparkan di atas punggungnya. Nun itu bergerak, maka bumi pun berguncang, lalu dipancangkanlah gunung-gunung padanya, maka sesungguhnya gunung-gunung itu membanggakan diri atas bumi."
Washil menceritakan kepada kami, ia berkata: Waki` menceritakan kepada kami, dari , dari , dari , seperti itu juga.
menceritakan kepada kami, ia berkata: Ibnu Abi `Adi menceritakan kepada kami, dari Syu`bah, dari Sulaiman, dari ">Ibnu , dari , ia berkata, "Hal pertama yang Allah ciptakan adalah pena, lalu ia menulis segala sesuatu yang akan terjadi. Kemudian Dia mengangkat uap air, lalu dari situlah langit diciptakan. Kemudian Dia menciptakan Nun, lalu bumi dihamparkan di atas punggung Nun. Nun itu bergerak, maka bumi pun berguncang, lalu dipancangkanlah gunung-gunung padanya, maka sesungguhnya gunung-gunung itu membanggakan diri atas bumi." Ia berkata, "Dan dia membaca (ayat), Nun. Demi pena dan apa yang mereka tulis, (QS. Al-Qalam: 1)."
Tamim bin Al-Muntashir menceritakan kepada kami, ia berkata: Ishaq mengabarkan kepada kami, dari Syarik, dari , dari -atau -, dari , seperti itu juga, hanya saja ia berkata, "Maka dari situlah langit diciptakan."
menceritakan kepada kami, ia berkata: Yahya menceritakan kepada kami, ia berkata: Sufyan menceritakan kepada kami, ia berkata: Sulaiman menceritakan kepadaku, dari , dari , ia berkata, "Hal pertama yang Allah ciptakan adalah pena, lalu Dia berfirman, `Tulislah!` Ia (pena) berkata, `Apa yang harus kutulis?` Dia berfirman, `Tulislah takdir.` Maka ia pun menulis apa yang akan terjadi sejak hari itu hingga hari kiamat. Kemudian Dia menciptakan Nun, mengangkat uap air, lalu dari situlah langit diciptakan. Bumi dihamparkan di atas punggung Nun. Nun itu bergerak, maka bumi pun berguncang, lalu dipancangkanlah gunung-gunung padanya," ia berkata, "Maka sesungguhnya gunung-gunung itu membanggakan diri atas bumi."
menceritakan kepada kami, ia berkata: Jarir menceritakan kepada kami, dari `Atha` bin As-Sa`ib, dari Abu Adh-Dluha Muslim bin Subaih, dari , ia berkata, "Hal pertama yang Allah ciptakan adalah pena, lalu Dia berfirman kepadanya, `Tulislah!` Maka ia pun menulis apa yang akan terjadi hingga hari kiamat. Kemudian Dia menciptakan Nun di atas air, lalu Dia meletakkan bumi di atasnya."
Dikatakan bahwa hal itu benar berdasarkan apa yang diriwayatkan darinya dan dari yang lain, dengan makna yang telah dijelaskan dan ditafsirkan, tidak bertentangan dengan apa yang telah kami riwayatkan darinya dalam hal ini.
Jika ada yang berkata, "Apa yang diriwayatkan darinya dan dari yang lain tentang penjelasan hal itu yang menunjukkan kebenaran semua yang telah diriwayatkan kepada kita dalam hal ini darinya?"
Dikatakan kepadanya, "Musa bin Harun Al-Hamadani dan yang lain menceritakan kepada kami, mereka berkata: `Amr bin Hammad menceritakan kepada kami, ia berkata: Asbath bin Nashr menceritakan kepada kami, dari ﷺ, tentang firman Allah, "Dialah Yang menciptakan bagi kamu segala yang ada di bumi, kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit," (QS. Al-Baqarah: 29), ia berkata: Sesungguhnya `Arsy Allah berada di atas air, dan Dia tidak menciptakan sesuatu pun sebelum menciptakan air. Ketika Dia hendak menciptakan makhluk, Dia mengeluarkan asap dari air, lalu asap itu naik ke atas air, lalu menjadi tinggi di atasnya, maka Dia menamakannya langit. Kemudian Dia mengeringkan air, lalu menjadikannya satu bumi. Kemudian Dia membelahnya menjadi tujuh lapis bumi dalam dua hari, yaitu Ahad dan Itsnain. Dia menciptakan bumi di atas ikan paus -dan ikan paus itu adalah Nun yang Allah sebutkan dalam Al-Qur`an, Nun. Demi pena, (QS. Al-Qalam: 1)- dan ikan paus itu berada di dalam air, air berada di atas punggung Shafah, Shafah berada di atas punggung malaikat, malaikat berada di atas batu, dan batu berada di atas angin -dan batu itulah yang Luqman sebutkan-, ia tidak berada di langit dan tidak (pula) di bumi. Kemudian ikan paus itu bergerak, maka berguncanglah (bumi), lalu Dia memancangkan gunung-gunung di atasnya agar ia tenang, maka gunung-gunung itu membanggakan diri atas bumi. Itulah firman Allah, "Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu," (QS. An-Nahl: 15)." , dari Abu Malik, dan dari , dari -dan dari Murrah Al-Hamadani, dari `Abdullah bin Mas`ud-, dan dari beberapa sahabat Rasulullah
Abu Ja`far berkata: "Perkataan orang-orang yang telah kusebutkan ini memberitakan bahwa Allah mengeluarkan asap dari air ketika Dia hendak menciptakan langit dan bumi, lalu asap itu naik ke atasnya -yang mereka maksud dengan `naik ke atasnya` adalah naik di atas air, dan segala sesuatu yang berada di atas sesuatu dan meninggi di atasnya, maka ia adalah langit baginya-. Kemudian setelah itu Dia mengeringkan air, lalu menjadikannya satu bumi. (Ini menunjukkan) bahwa Allah menciptakan langit dalam keadaan belum sempurna sebelum bumi, kemudian Dia menciptakan bumi.
Dan jika keadaannya seperti yang dikatakan oleh mereka ini, maka tidak mustahil jika Allah `azza wa jalla memunculkan asap dari air, lalu asap itu naik di atas air, sehingga menjadi langit baginya. Kemudian Dia mengeringkan air, maka jadilah asap yang naik di atasnya itu sebagai bumi, namun belum dihamparkan, dan belum ditentukan kadar makanan di dalamnya, dan belum dipancarkan mata air dan padang rumputnya, hingga Dia menuju kepada penciptaan langit, yaitu asap yang naik dari air yang tinggi di atasnya, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit, kemudian Dia membentangkan bumi yang tadinya air yang telah dikeringkan-Nya, lalu Dia membelahnya menjadi tujuh lapis bumi, dan Dia menentukan kadar makanan di dalamnya, dan "Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh," (QS. An-Nazi`at: 30-32) sebagaimana firman Allah. Maka semua yang diriwayatkan dari dalam hal ini -berdasarkan apa yang telah kami riwayatkan- maknanya adalah benar.
Adapun hari Senin, telah kami sebutkan perbedaan pendapat para ulama tentang apa yang diciptakan padanya, dan apa yang diriwayatkan dalam hal itu dari Rasulullah ﷺ sebelumnya.
Adapun apa yang diciptakan pada hari Selasa dan Rabu, telah kami sebutkan juga sebagian dari apa yang diriwayatkan tentangnya, dan kami akan menyebutkan di bagian ini sebagian dari apa yang belum kami sebutkan sebelumnya.
Maka yang sahih menurut kami adalah bahwa pada kedua hari itu Dia menciptakan apa yang diceritakan oleh Musa bin Harun kepada kami, ia berkata: `Amr bin Hammad menceritakan kepada kami, ia berkata: Asbath menceritakan kepada kami, dari ﷺ: "Dan Dia menciptakan gunung-gunung di bumi itu", -yang dimaksud adalah di bumi- "makanan penduduknya, pepohonannya, dan apa yang dibutuhkannya dalam dua hari: pada hari Selasa dan Rabu." Dan itu adalah ketika Allah berfirman, "Katakanlah: `Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam`. Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuninya) dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya," (QS. Fussilat: 9-11) Allah berfirman, "Barangsiapa yang bertanya, maka seperti inilah keadaannya." Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, dan asap itu berasal dari hembusan air ketika ia dihembuskan, lalu Dia menjadikannya satu langit, kemudian Dia membelahnya menjadi tujuh langit dalam dua hari, yaitu Kamis dan Jum`at. , dalam sebuah riwayat yang ia sebutkan, dari Abu Malik, dan dari , dari -dan dari Murrah Al-Hamadani, dari `Abdullah bin Mas`ud-, dan dari beberapa sahabat Rasulullah
menceritakan kepada kami, ia berkata: menceritakan kepada kami, ia berkata: Abu Ma`syar menceritakan kepada kami, dari Sa`id bin Abi Sa`id, dari `Abdullah bin Salam, ia berkata, "Sesungguhnya Allah menciptakan makanan dan gunung-gunung yang kokoh pada hari Selasa dan Rabu."
Tamim bin Al-Muntashir menceritakan kepada kami, ia berkata: Ishaq mengabarkan kepada kami, dari Syarik, dari Ghalib bin Ghalab, dari `Atha` bin Abi Rabah, dari , ia berkata, "Sesungguhnya Allah menciptakan gunung-gunung pada hari Selasa, maka itulah sebabnya orang-orang berkata, `Hari itu adalah hari yang berat.`"
Abu Ja`far berkata: "Pendapat yang benar dalam hal ini menurut kami adalah apa yang kami riwayatkan dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah menciptakan gunung-gunung dan apa yang ada di dalamnya dari manfaat-manfaat pada hari Selasa, dan menciptakan pepohonan, air, kota-kota, bangunan, dan reruntuhan pada hari Rabu." Hannad menceritakan hadits ini kepada kami, ia berkata: Abu Bakar bin `Ayyasy menceritakan kepada kami, dari Abu Sa`d Al-Baqqal, dari `Ikrimah, dari , dari Nabi ﷺ.
Telah diriwayatkan dari Nabi ﷺ bahwa Allah menciptakan gunung-gunung pada hari Ahad, pepohonan pada hari Senin, menciptakan hal-hal yang dibenci pada hari Selasa, dan cahaya pada hari Rabu. Hadits ini diceritakan oleh bin Bisyr bin Ma`ruf dan Al-Husain bin `Ali Ash-Shadā`i kepada kami, keduanya berkata: Hajaj menceritakan kepada kami, berkata: Ismail bin Umayah mengabarkan kepadaku, dari Ayyub bin Khalid, dari `Abdullah bin Rafi`, mantan budak yang dimerdekakan Ummu Salamah, dari , dari Nabi ﷺ.
Hadits yang pertama sanadnya lebih sahih dan lebih mendekati kebenaran, karena ia adalah pendapat mayoritas ulama Salaf.
Adapun hari Kamis, maka pada hari itu Dia menciptakan langit, lalu langit itu terbelah setelah sebelumnya tertutup rapat, sebagaimana yang telah diceritakan oleh Musa bin Harun kepada kami, ia berkata: `Amr bin Hammad menceritakan kepada kami, ia berkata: Asbath menceritakan kepada kami, dari ﷺ: "Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap," dan asap itu berasal dari hembusan air ketika ia dihembuskan, lalu Dia menjadikannya satu langit, kemudian Dia membelahnya menjadi tujuh langit dalam dua hari, yaitu Kamis dan Jum`at. , dalam sebuah riwayat yang ia sebutkan, dari Abu Malik, dan , dari -dan dari Murrah Al-Hamadani, dari `Abdullah bin Mas`ud-, dan dari beberapa sahabat Nabi
Hari Jum`at dinamakan demikian karena pada hari itu Dia mengumpulkan penciptaan langit dan bumi, "Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya," (QS. Fussilat: 12) dikatakan, "Dia menciptakan pada setiap langit makhluk-makhluknya dari kalangan malaikat, dan makhluk yang ada di dalamnya dari lautan, gunung-gunung es, dan apa yang tidak diketahui." Kemudian Dia menghiasi langit dunia dengan bintang-bintang, Dia menjadikannya sebagai perhiasan dan penjaga, yang menjaga dari setan-setan. Ketika Dia selesai dari penciptaan apa yang Dia kehendaki, Dia bersemayam di atas `Arsy. Itulah ketika Dia berfirman, "Yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa," (QS. Yunus: 3) dan Dia berfirman, "Keduanya (langit dan bumi) dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya." (QS. Al-Anbiya: 30).
menceritakan kepada kami, ia berkata: menceritakan kepada kami, ia berkata: Abu Ma`syar menceritakan kepada kami, dari Sa`id bin Abi Sa`id, dari `Abdullah bin Salam, ia berkata, "Sesungguhnya Allah menciptakan langit pada hari Kamis dan Jum`at, dan Dia menyelesaikannya di akhir waktu pada hari Jum`at, lalu pada hari itu Dia menciptakan Adam dengan segera. Waktu tersebut adalah waktu di mana kiamat akan terjadi."
Tamim bin Al-Muntashir menceritakan kepada kami, ia berkata: Ishaq mengabarkan kepada kami, dari Syarik, dari Ghalib bin Ghalab, dari `Atha` bin Abi Rabah, dari , ia berkata, "Sesungguhnya Allah menciptakan tempat-tempat sungai dan pepohonan pada hari Rabu, menciptakan burung-burung, binatang-binatang liar, hewan-hewan melata, dan binatang-binatang buas pada hari Kamis, dan menciptakan manusia pada hari Jum`at, maka Dia selesai dari penciptaan segala sesuatu pada hari Jum`at."
Dan apa yang dikatakan oleh orang-orang yang telah kami sebutkan perkataannya, bahwa Allah menciptakan langit, para malaikat, dan Adam pada hari Kamis dan Jum`at, itulah yang benar menurut kami, karena hadits yang diceritakan oleh Hannad bin As-Sari kepada kami, ia berkata: Abu Bakar bin `Ayyasy menceritakan kepada kami, dari Abu Sa`d Al-Baqqal, dari `Ikrimah, dari ﷺ -Hannad berkata: "Aku telah membaca seluruh hadits tersebut"-, ia berkata, "Dan Dia menciptakan langit pada hari Kamis, dan menciptakan bintang-bintang, matahari, bulan, dan para malaikat pada hari Jum`at hingga tersisa tiga waktu darinya. Pada waktu pertama dari tiga waktu ini, Dia menciptakan ajal, siapa yang akan hidup dan siapa yang akan mati, dan pada waktu yang kedua Dia memberikan `afah (bencana) pada segala sesuatu yang dimanfaatkan oleh manusia, dan pada waktu yang ketiga (Dia menciptakan) Adam lalu menempatkannya di surga, dan Dia memerintahkan Iblis untuk bersujud, dan Dia mengeluarkannya (Adam) darinya di akhir waktu." , dari Nabi
ﷺ memegang tanganku lalu bersabda, "Dan Dia menyebarkan di bumi itu", -yang dimaksud adalah di bumi- "binatang-binatang melata pada hari Kamis, dan menciptakan Adam setelah Ashar pada hari Jum`at, makhluk terakhir pada waktu terakhir, dari waktu-waktu Jum`at antara Ashar hingga malam." bin Bisyr bin Ma`ruf dan Al-Husain bin `Ali Ash-Shadā`i menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Hajaj menceritakan kepada kami, berkata: Ismail bin Umayah mengabarkan kepadaku, dari Ayyub bin Khalid, dari `Abdullah bin Rafi`, mantan budak yang dimerdekakan Ummu Salamah, dari , ia berkata: Rasulullah
Jika Allah menciptakan makhluk sejak awal penciptaan langit dan bumi hingga selesai menciptakan mereka semua dalam enam hari, dan setiap hari dari enam hari itu lamanya adalah seribu tahun dari hari-hari dunia, dan antara awal penciptaan itu dan penciptaan pena yang Dia perintahkan untuk menulis segala sesuatu yang akan terjadi hingga hari kiamat adalah seribu tahun -yaitu satu hari dari hari-hari akhirat yang lamanya satu hari darinya adalah seribu tahun dari hari-hari dunia-, maka diketahui bahwa lamanya masa antara awal mula Tuhan kita memulai penciptaan makhluk-Nya hingga selesai (menciptakan) yang terakhir dari mereka adalah tujuh ribu tahun, lebih atau kurang sedikit, insya Allah, berdasarkan apa yang telah kami riwayatkan dari atsar (peninggalan) dan hadits-hadits yang telah kami sebutkan, dan kami meninggalkan penyebutan banyak darinya karena tidak ingin memperpanjang kitab ini dengan menyebutkannya.
Dan jika demikian adanya, dan benar bahwa lamanya masa antara selesainya Tuhan kita menciptakan semua makhluk-Nya hingga waktu hancurnya mereka semua -berdasarkan apa yang telah kami jelaskan sebelumnya, dan kami bawakan dalil-dalilnya dari berbagai bukti, dan apa yang akan kami jelaskan setelah ini- adalah tujuh ribu tahun, lebih atau kurang sedikit, maka diketahui dengan hal itu bahwa lamanya masa antara awal mula Allah menciptakan makhluk-Nya hingga hari kiamat dan hancurnya seluruh alam adalah empat belas ribu tahun dari tahun-tahun dunia, dan itu adalah empat belas hari dari hari-hari akhirat. Tujuh hari darinya -yaitu tujuh ribu tahun dari tahun-tahun dunia- adalah masa antara awal mula Allah memulai penciptaan makhluk pertama-Nya hingga selesainya Dia menciptakan yang terakhir dari mereka -yaitu Adam, bapaknya manusia-, dan tujuh hari lainnya -yaitu tujuh ribu tahun dari tahun-tahun dunia- adalah masa antara selesainya Allah menciptakan makhluk terakhir-Nya -yaitu Adam- hingga hancurnya yang terakhir dari mereka dan terjadinya kiamat, dan kembalinya keadaan kepada apa yang ada sebelumnya, ketika tidak ada sesuatu pun selain Allah Yang Qadim (Maha Awal) lagi Al-Bari` (Maha Pencipta) Yang memiliki penciptaan dan perintah, Yang ada sebelum segala sesuatu, tidak ada sesuatu pun sebelum-Nya, dan Yang ada setelah segala sesuatu, tidak ada sesuatu pun yang tersisa selain Dzat-Nya Yang Mulia.
Jika ada yang berkata, "Apa dalilmu bahwa enam hari di mana Allah menciptakan makhluk-Nya, setiap hari darinya lamanya adalah seribu tahun dari tahun-tahun dunia, dan itu tidak seperti hari-hari penduduk dunia yang mereka kenal di antara mereka? Allah hanya berfirman dalam kitab-Nya, "Yang telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa," (QS. Yunus: 3) maka Dia tidak memberitahukan kepada kita bahwa hal itu seperti yang engkau sebutkan, bahkan Dia hanya mengabarkan bahwa Dia menciptakan semua itu dalam enam hari, dan hari-hari yang diketahui oleh orang-orang yang diajak bicara dengan perkataan ini adalah hari-hari mereka yang awal harinya adalah terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. Dan engkau mengatakan bahwa firman Allah kepada hamba-hamba-Nya dengan apa yang Dia firmankan kepada mereka dalam wahyu-Nya hanyalah diarahkan kepada makna yang paling masyhur dan dominan darinya, namun engkau mengarahkan berita Allah dalam kitab-Nya tentang penciptaan-Nya atas langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam hari kepada makna hari-hari yang tidak dikenal. Dan perintah Allah jika Dia menghendaki sesuatu untuk terjadi adalah lebih cepat dan lebih dahsyat daripada dikatakan bahwa Dia menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam hari yang lamanya adalah enam ribu tahun dari tahun-tahun dunia, bahkan perintah-Nya jika Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, `Jadilah!` maka jadilah ia. Dan itu sebagaimana firman Allah, "Dan perintah Kami hanyalah satu perkataan seperti kejapan mata." (QS. Al-Qamar: 50).
Dikatakan kepadanya, "Telah kami katakan sebelumnya dalam kitab ini bahwa kami hanya bergantung pada kebanyakan apa yang kami tulis dalam kitab ini pada atsar dan hadits dari Nabi kita ﷺ dan dari para ulama Salaf sebelum kami, tanpa menggunakan akal dan pikiran, karena kebanyakannya adalah berita tentang apa yang telah berlalu dari berbagai peristiwa, dan tentang apa yang akan terjadi dari berbagai kejadian, dan hal itu tidak dapat diketahui ilmunya dengan istinbat (pengambilan kesimpulan) dan akal."
Jika dia berkata, "Apakah ada dalil atas kebenaran hal itu dari sisi hadits?"
Dikatakan, "Itu adalah sesuatu yang kami tidak mengetahui ada seorang pun dari para imam agama yang menyelisihinya."
Jika dia berkata, "Apakah ada riwayat dari salah seorang dari mereka tentang hal itu?"
Dikatakan, "Pengetahuan tentang hal itu di kalangan para ulama Salaf sudah sangat terkenal sehingga tidak membutuhkan riwayat yang dinisbatkan kepada seseorang tertentu dari mereka. Dan hal itu telah diriwayatkan dari beberapa orang dari mereka yang disebutkan namanya."
Jika dia berkata, "Sebutkanlah mereka kepada kami."
Dikatakan, " menceritakan kepada kami, ia berkata: Hakam menceritakan kepada kami, dari `Anbasah, dari Simaak, dari `Ikrimah, dari , ia berkata: Allah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, maka setiap hari dari hari-hari ini seperti seribu tahun dari apa yang kalian hitung."
Ibnu Wakī` menceritakan kepada kami, ia berkata: Ayahku menceritakan kepada kami, dari Isra`il, dari Simaak, dari `Ikrimah, dari : "Dalam satu hari yang lamanya adalah seribu tahun dari apa yang kalian hitung," (QS. As-Sajdah: 5) ia berkata, "Enam hari di mana Allah menciptakan langit dan bumi."
`Abdah menceritakan kepada kami, Al-Husain bin Al-Faraj menceritakan kepadaku, ia berkata: Aku mendengar Abu Ma`adz berkata: `Ubaid mengabarkan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar berkata tentang firman Allah, "Dalam satu hari yang lamanya adalah seribu tahun dari apa yang kalian hitung," (QS. As-Sajdah: 5) "Yang dimaksud adalah hari ini dari enam hari di mana Allah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya."
menceritakan kepada kami, ia berkata: `Ali menceritakan kepada kami, dari Al-Musayyab bin Syarik, dari Abu Rawq, dari : "Dan Dialah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa," (QS. Hud: 7) ia berkata, "Dari hari-hari akhirat, setiap harinya lamanya adalah seribu tahun. Dia memulai penciptaan pada hari Ahad, dan makhluk dikumpulkan pada hari Jum`at."
menceritakan kepada kami, ia berkata: Jarir menceritakan kepada kami, dari , dari , dari Ka`ab, ia berkata: Allah memulai penciptaan langit dan bumi pada hari Ahad, Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis, dan Dia menyelesaikannya pada hari Jum`at. Ia berkata, "Maka Dia menjadikan (lamanya) setiap hari adalah seribu tahun."
menceritakan kepada kami, ia berkata: Al-Hajjaj menceritakan kepada kami, ia berkata: Abu `Awanah menceritakan kepada kami, dari Abu Bisyr, dari , ia berkata: "Satu hari dari enam hari itu seperti seribu tahun dari apa yang kalian hitung."
Demikianlah hal ini. Maka tidak ada alasan bagi orang yang berkata, "Bagaimana mungkin Allah dikatakan menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam hari yang lamanya adalah enam ribu tahun dari hari-hari dunia, padahal perintah-Nya jika Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, `Jadilah!` maka jadilah ia?" Karena tidak ada sesuatu pun yang dikhayalkan oleh orang yang mengkhayal dalam perkataan orang yang mengatakan hal itu kecuali ia juga ada dalam perkataan orang yang mengatakan bahwa Dia menciptakan semua itu dalam enam hari yang lamanya adalah enam hari dari hari-hari dunia, karena perintah Allah jika Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, `Jadilah!` maka jadilah ia.