23. Kisah tentang Namrud bin Kusy bin Kan`an
Dan sekarang kita kembali kepada kisah tentang musuh Allah dan musuh Ibrahim yang mendustakan apa yang dia bawa dari sisi Allah, dan menolak nasihat yang dia sampaikan kepadanya karena kebodohannya, dan tertipu oleh kesabaran Allah SWT terhadapnya, yaitu Namrud bin Kusy bin Kan`an bin Ham bin Nuh, dan bagaimana akhir urusannya di dunia yang fana ini ketika dia memberontak terhadap Tuhannya, padahal Allah SWT telah memberinya tempo, dan tidak menyegerakan azab baginya atas kekafirannya kepada-Nya, dan usahanya untuk membakar kekasih-Nya dengan api ketika dia mengajaknya untuk mengesakan Allah dan berlepas diri dari tuhan-tuhan dan berhala-berhala. Dan bahwa Namrud, ketika dia semakin melampaui batas dalam kedurhakaan dan pemberontakannya terhadap Tuhannya, padahal Allah SWT telah memberinya tempo - seperti yang disebutkan - selama empat ratus tahun, tidaklah hujjah-hujjah Allah yang Dia tegakkan atasnya, dan pelajaran-pelajaran yang Dia perlihatkan kepadanya, menambahnya kecuali semakin tenggelam dalam kesesatannya. Lalu Allah - seperti yang disebutkan - mengazabnya di dunia yang fana ini selama masa penangguhan yang Dia berikan kepadanya dengan makhluk-Nya yang paling lemah, yaitu seekor nyamuk yang Dia kuasakan atasnya, lalu nyamuk itu masuk ke dalam lubang hidungnya, lalu dia tinggal selama empat ratus tahun disiksa dengannya dalam kehidupan dunianya.
Riwayat-riwayat yang datang tentang Namrud dengan apa yang aku sebutkan tentang kebodohannya dan azab yang ditimpakan Allah kepadanya:
Al-Hasan bin Yahya meriwayatkan kepadaku, dia berkata: Abdurrazaq mengabarkan kepada kami, dia berkata: Ma`mar mengabarkan kepada kami, dari Zaid bin Aslam, bahwa orang yang pertama kali menjadi tiran di muka bumi adalah Namrud. Dan orang-orang biasa keluar untuk mengambil bahan makanan dari tempatnya. Lalu Ibrahim keluar untuk mengambil bahan makanan bersama orang-orang yang mengambil bahan makanan. Jika ada orang-orang yang melewatinya, dia bertanya: "Siapakah Tuhan kalian?" Mereka menjawab: "Engkau." Hingga Ibrahim melewatinya, lalu dia bertanya: "Siapakah Tuhanmu?" Ibrahim menjawab: "Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan." Namrud berkata: "Aku dapat menghidupkan dan mematikan." Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka2 terbitkanlah dia dari barat. Maka terdiamlah orang kafir3 itu." Dia berkata: "Lalu dia mengembalikannya tanpa memberinya makanan." Dia berkata: "Lalu Ibrahim kembali kepada keluarganya, lalu dia melewati gundukan pasir yang berwarna putih kekuningan, lalu dia berkata: `Bagaimana jika aku mengambil dari pasir ini, lalu aku membawanya kepada keluargaku agar mereka senang ketika aku masuk menemui mereka!` Lalu dia mengambil pasir itu, lalu dia mendatangi keluarganya." Dia berkata: "Lalu dia meletakkan barang bawaannya kemudian dia tidur. Lalu istrinya bangkit menuju barang bawaannya, lalu dia membukanya, dan tiba-tiba dia mendapati makanan yang paling baik yang pernah dilihat seseorang. Lalu dia memasak untuknya makanan dari makanan itu, lalu dia menyuguhkannya kepadanya - dan dahulu keluarganya tidak memiliki makanan -. Lalu dia bertanya: `Dari mana ini?` Istrinya menjawab: `Dari makanan yang engkau bawa.` Lalu dia mengetahui bahwa Allah telah memberinya rezeki, lalu dia memuji Allah."
Kemudian Allah mengutus kepada tiran itu seorang malaikat: "Berimanlah kepada-Ku dan Aku akan membiarkanmu tetap berkuasa." Dia berkata: "Apakah ada tuhan selain aku?" Lalu malaikat itu datang kepadanya untuk kedua kalinya dan berkata kepadanya seperti itu, tetapi dia menolak. Kemudian malaikat itu datang kepadanya untuk ketiga kalinya, tetapi dia tetap menolak. Lalu malaikat itu berkata kepadanya: "Kumpulkanlah pasukanmu dalam waktu tiga hari." Lalu tiran itu mengumpulkan pasukannya.
Lalu Allah memerintahkan malaikat itu, lalu Dia membuka atas mereka satu pintu dari nyamuk-nyamuk. Lalu matahari terbit tetapi mereka tidak melihatnya karena banyaknya nyamuk. Lalu Allah mengirimkan nyamuk-nyamuk itu kepada mereka, lalu nyamuk-nyamuk itu memakan daging-daging mereka dan meminum darah-darah mereka, sehingga tidak tersisa kecuali tulang-tulang, sedangkan sang raja tetap seperti keadaannya, tidak terkena sedikit pun dari hal itu. Lalu Allah mengirimkan kepadanya seekor nyamuk, lalu nyamuk itu masuk ke dalam lubang hidungnya. Lalu dia tinggal selama empat ratus tahun, kepalanya dipukul dengan palu-palu. Dan orang yang paling penyayang kepadanya adalah orang yang mengumpulkan kedua tangannya lalu memukulkannya ke kepalanya. Dan dia adalah seorang tiran selama empat ratus tahun, lalu Allah mengazabnya selama empat ratus tahun seperti masa kekuasaannya, lalu Allah mematikannya. Dan dialah yang membangun menara ke langit, lalu Allah merobohkan bangunannya dari dasar, dan dialah yang difirmankan Allah: "Maka Allah menghancurkan rumah-rumah mereka dari fondasinya." Musa bin Harun meriwayatkan kepada kami, dia berkata: Amru bin Hammad meriwayatkan kepada kami, dia berkata: Asbath meriwayatkan kepada kami, dari
, dalam sebuah riwayat yang dia sebutkan dari Abu Malik dan dari , dari - dan dari Murrah, dari Ibnu Mas`ud - dan dari beberapa sahabat Nabi SAW, dia berkata: "Orang yang berdebat dengan Ibrahim tentang Tuhannya memerintahkan agar Ibrahim dikeluarkan - yaitu dari kotanya -. Lalu dia dikeluarkan, lalu dia bertemu Luth di pintu kota - dan dia adalah putra saudaranya -. Lalu dia mengajaknya, lalu Luth beriman kepadanya, dan berkata: `Sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku.` Dan Namrud bersumpah untuk mencari Tuhan Ibrahim. Lalu dia mengambil empat ekor anak burung nasar, lalu dia memeliharanya dengan daging dan khamar, hingga ketika anak-anak burung itu telah besar dan kuat, dia mengikat mereka pada sebuah keranda, dan dia duduk di dalam keranda itu. Kemudian dia mengangkat sepotong daging untuk mereka. Lalu mereka terbang bersamanya. Ketika mereka telah pergi jauh di langit, dia melihat ke bawah ke arah bumi, lalu dia melihat gunung-gunung bergerak seperti bergeraknya semut. Kemudian dia mengangkat daging itu untuk mereka. Kemudian dia melihat dan dia melihat bumi dikelilingi oleh lautan seperti falkah (tempat berputarnya poros) di dalam air. Kemudian dia mengangkatnya lagi untuk waktu yang lama, lalu dia terjatuh ke dalam kegelapan, dia tidak melihat apa yang ada di atasnya dan tidak pula melihat apa yang ada di bawahnya. Lalu dia merasa takut, lalu dia melemparkan daging itu, lalu burung-burung itu menukik turun mengikutinya. Ketika gunung-gunung melihat mereka dan mereka telah menukik turun, dan mendengar kepakan sayap mereka, gunung-gunung itu merasa takut, dan hampir saja mereka bergeser dari tempatnya, tetapi mereka tidak melakukannya. Itulah firman Allah SWT: `Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat berat) sampai-sampai gunung-gunung dapat lenyap karenanya.` Dan dalam qira`ah Ibnu Mas`ud: `Dan sesungguhnya makar mereka hampir saja.` Penerbangan mereka bersamanya itu dari Baitul Maqdis, dan jatuhnya mereka di gunung Ad-Dukhan. Ketika dia melihat bahwa dia tidak mampu berbuat apa-apa, dia mulai membangun menara. Lalu dia membangunnya hingga ketika dia telah mendirikannya hingga ke langit, dia naik ke atasnya untuk melihat - menurut dugaannya - kepada Tuhan Ibrahim. Lalu dia berhadas, padahal dia sebelumnya tidak pernah berhadas. Lalu Allah merobohkan bangunannya dari dasar: `maka runtuhlah atap (rumah itu) dari atas mereka, dan datanglah azab itu kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari.` Dia berfirman: `Dari tempat yang mereka rasa aman.` Dan Dia menimpakan azab kepada mereka dari dasar menara, lalu menara itu roboh menimpa mereka, kemudian runtuh. Lalu bahasa manusia terpecah belah sejak hari itu karena ketakutan, lalu mereka berbicara dengan tujuh puluh tiga bahasa. Oleh karena itu, tempat itu dinamakan Babil. Dan sesungguhnya bahasa manusia sebelum itu adalah bahasa Suryani."Ibnu Waki` meriwayatkan kepada kami, dia berkata:
meriwayatkan kepada kami, dari Ya`qub, dari Hafsh bin Humaid - atau Ja`far - dari : "Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat berat) sampai-sampai gunung-gunung dapat lenyap karenanya." Dia berkata: "Namrud, pemilik burung-burung nasar itu, memerintahkan agar dibuatkan sebuah keranda, lalu dia membuat keranda itu dan membuat seorang laki-laki bersamanya. Kemudian dia memerintahkan agar burung-burung nasar itu membawanya. Ketika dia telah naik, dia berkata kepada temannya: `Apa yang engkau lihat?` Temannya menjawab: `Aku melihat air dan pulau - yaitu dunia -.` Kemudian dia naik lagi, lalu dia berkata kepada temannya: `Apa yang engkau lihat?` Temannya menjawab: `Kita semakin jauh dari langit.` Dia berkata: `Turunlah.` Dan yang lain berkata: `Dia dipanggil: `Wahai orang yang melampaui batas, ke mana engkau hendak pergi?` Lalu gunung-gunung mendengar kepakan burung-burung nasar itu, dan mereka mengira bahwa itu adalah perintah dari langit, lalu gunung-gunung itu hampir saja bergeser." Dia berkata: "Itulah firman Allah SWT: `Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat berat) sampai-sampai gunung-gunung dapat lenyap karenanya.`"Al-Hasan bin Muhammad meriwayatkan kepada kami, dia berkata: Muhammad bin Abi `Adi meriwayatkan kepada kami, dari Syu`bah, dari Abu Ishaq, dia berkata: Abdurrahman bin Danil meriwayatkan kepadaku, [bahwa Ali RA berkata tentang ayat ini: "Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat berat) sampai-sampai gunung-gunung dapat lenyap karenanya." Dia berkata: "Orang yang berdebat dengan Ibrahim tentang Tuhannya itu mengambil dua ekor anak burung nasar yang masih kecil, lalu dia memelihara keduanya hingga keduanya menjadi besar dan kuat. Dia berkata: `Lalu dia mengikatkan kaki masing-masing dari keduanya dengan seutas tali pada sebuah keranda, dan dia membuat keduanya kelaparan, dan dia dan seorang laki-laki lain duduk di dalam keranda itu.` Dia berkata: `Dan dia mengangkat di dalam keranda itu sebatang tongkat yang di ujungnya terdapat daging.` Lalu keduanya terbang, dan dia mulai berkata kepada temannya: `Lihatlah, apa yang engkau lihat?` Temannya berkata: `Aku melihat begini dan begini,` hingga dia berkata: `Aku melihat dunia seolah-olah seperti lalat.` Lalu dia berkata: `Arahkan ke bawah.` Lalu dia mengarahkan keduanya ke bawah, lalu keduanya turun." Dia berkata: "Itulah firman Allah SWT: `Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat berat) sampai-sampai gunung-gunung dapat lenyap karenanya.`" Abu Ishaq berkata: "Dan oleh karena itu, dalam qira`ah Abdullah: `Dan sesungguhnya makar mereka hampir saja.`"]
Maka inilah yang disebutkan tentang berita Namrud bin Kusy bin Kan`an. Dan sungguh sekelompok orang telah berkata: "Sesungguhnya Namrud bin Kusy bin Kan`an ini menguasai timur dan barat bumi."
"Dan ini adalah pendapat yang ditolak oleh para ahli ilmu tentang sejarah raja-raja dan berita orang-orang terdahulu. Hal itu karena mereka tidak menolak dan tidak mengingkari bahwa kelahiran Ibrahim terjadi pada masa
bin Andarmasib, yang telah kami sebutkan sebagian beritanya di atas. Dan bahwa raja yang menguasai timur dan barat bumi pada saat itu adalah . Dan sebagian orang yang rancu baginya tentang urusan Namrud, yang mengetahui masa dan sebab-sebabnya, lalu dia tidak mengetahui bagaimana duduk perkaranya, di samping dia mendengar apa yang sampai kepadanya berupa riwayat-riwayat dari orang-orang yang meriwayatkan darinya bahwa dia berkata: `Yang menguasai bumi adalah dua orang kafir dan dua orang mukmin. Dua orang kafir itu adalah Namrud dan Bukhtanashar, sedangkan dua orang mukmin itu adalah Sulaiman bin Dawud dan Dzul Qarnain.` Dan perkataan orang-orang ahli sejarah bahwa adalah raja yang menguasai timur dan barat bumi pada masa Ibrahim, dan bahwa Namrud adalah . Tetapi duduk perkaranya menurut para ahli ilmu tentang berita-berita orang-orang terdahulu dan yang mengetahui urusan-urusan orang-orang terdahulu dari umat-umat bukanlah seperti yang dia duga.Karena nasab Namrud di kalangan orang-orang Nabath itu sudah dikenal, dan nasab
di kalangan orang-orang Persia itu sudah masyhur. Akan tetapi, orang-orang yang berilmu tentang berita-berita orang-orang terdahulu dan orang-orang yang mengetahui urusan-urusan orang-orang terdahulu dari umat-umat menyebutkan bahwa menggabungkan As-Sawad dan daerah sekitarnya, baik di sebelah kanan maupun kirinya, kepada Namrud, dan menjadikannya serta keturunannya sebagai pejabat-pejabatnya di daerah itu.Sedangkan
sendiri berpindah-pindah di negeri-negeri. Dan negeri yang menjadi tempat tinggalnya dan tempat tinggal nenek moyangnya adalah Danbawand, dari pegunungan Thabaristan. Dan di sanalah Afridun melemparkannya ketika dia berhasil menangkap dan mengalahkannya dalam keadaan terikat dengan besi.Demikian pula Bukhtanashar, dia adalah panglima perang yang menguasai daerah antara Al-Ahwaz hingga negeri Romawi dari sebelah barat Sungai Tigris, dari pihak Lahrasib. Hal itu karena Lahrasib sibuk memerangi orang-orang Turki, dan dia tinggal di dekat mereka di Balkh - dan dia membangunnya, konon, ketika dia telah lama tinggal di sana untuk memerangi orang-orang Turki -. Lalu orang yang tidak mengetahui urusan kaum itu, karena lamanya masa kekuasaan mereka atas suatu daerah, mengira bahwa orang-orang yang mereka angkat sebagai penguasa di daerah itu adalah raja-raja yang sebenarnya. Dan tidak ada seorang pun dari ahli ilmu tentang urusan-urusan orang-orang terdahulu dan berita-berita raja-raja terdahulu serta peristiwa-peristiwa yang dialami manusia, sepengetahuanku, yang menyatakan bahwa salah seorang dari orang-orang Nabath pernah menjadi raja yang independen atas sejengkal tanah pun, lalu bagaimana mungkin dia menguasai timur dan barat bumi! Akan tetapi, para ulama dari ahli kitab dan orang-orang yang mengetahui berita-berita orang-orang terdahulu serta orang-orang yang telah menelaah kitab-kitab sejarah, mereka menduga bahwa kekuasaan Namrud atas wilayah Babilonia dari pihak [1]
berlangsung selama empat ratus tahun.Kemudian untuk seorang laki-laki dari keturunannya setelah kematian Namrud, yang bernama Nabath bin Qu`ud, selama seratus tahun[2].
Kemudian untuk Dawush bin Nabath[3] setelah Nabath selama delapan puluh tahun. Kemudian setelah Dawush bin Nabath untuk Balisy bin Dawush[4] selama seratus dua puluh tahun[5]. Kemudian untuk Namrud bin Balisy[6] setelah Balisy selama setahun lebih beberapa bulan. Maka jumlahnya adalah tujuh ratus tahun lebih setahun dan beberapa bulan. Dan semua itu terjadi pada masa . Ketika Afridun berkuasa dan mengalahkan , dia membunuh Namrud bin Balisy, mencerai-beraikan orang-orang Nabath, mengusir mereka, dan membunuh banyak dari mereka, karena mereka telah membantu dalam urusan-urusannya, dan Namrud serta keturunannya bekerja untuknya."
Dan sungguh sebagian ahli ilmu menduga bahwa
, sebelum kematiannya, telah berubah sikap terhadap mereka dan berubah dari apa yang dahulu dia lakukan terhadap mereka.[1] Raja Enmerkar raja Unuk yang berkuasa 420 tahun menurut List Raja Sumeria. Aelian, De Natura Animalium, XII. 21: “Ketika Euechoros [= Enmerkar] menjadi raja Babilonia, orang-orang Khaldea menubuatkan bahwa putra yang lahir dari putrinya akan menyebabkan kakeknya kehilangan kerajaan, anak ini kemudian dinamakan Gilgamesh. Cerita ini kemudian mempengaruhi tradisi Semitik di dalam kisah kelahiran Ibrahim yang mengadopsi alur cerita ini, sehingga raja Enmerkar ini yang kemudian menjadi yang sangat jauh jaraknya dari kehidupan AS dianggap sebagai Nimrod nya. Akibatnya Nimrod ini masuk sebagai raja dalam kehidupan as. Di dalam Kamil Fi Tarikh, Ibnu Athir menceritakan bahwa Namrud berkuasa di Sawad Selama 400 tahun.
[2] Diceritakan juga di dalam Kitab Kamil Fi Tarikh Ibnu Athir.
[3] Ibnu Athir di dalam Kitab Kamil Fi Tarikh menyebutnya Kadawush bin Nabath.
[4] Ibnu Athir di dalam Kitab Kamil Fi Tarikh menyebutnya Balasy bin Kadawush.
[5] Balisy atau Belus merupakan anam awal dari Gilgamesh yang di dalam transkripsi namanya Gil juga bisa dibaca sebagai Bilga-mesh
[6] Ibnu Athir di dalam Kitab Kamil Fi Tarikh menyebutnya Namrud bin Balasy dengan kekuasaan 1 tahun 1 bulan.