21. Kisah tentang Sifat Perbuatan Ibrahim dan Putranya yang Diperintahkan untuk Disembelih dalam Apa yang Diperintahkan Kepadanya tentang Hal Itu, dan Sebab yang Membuat Ibrahim Diperintahkan untuk Menyembelihnya
Sebab Allah SWT memerintahkan Ibrahim untuk menyembelih putranya yang diperintahkan untuk disembelih, seperti yang disebutkan, adalah bahwa ketika Ibrahim meninggalkan kaumnya karena melarikan diri dengan agamanya, berhijrah kepada Tuhannya, dan menuju ke Syam dari negeri Irak, dia berdoa kepada Allah agar Dia memberinya seorang putra yang shalih dari Sarah. Dia berkata: "Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh." Maksudnya adalah anak yang shalih dari orang-orang yang shalih, sebagaimana yang difirmankan Allah SWT tentangnya. Dia berfirman: "Dan Ibrahim berkata: `Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku6 (seorang anak) yang termasuk orang-orang7 yang saleh." Ketika para tamu dari para malaikat yang diutus ke kaum Luth yang binasa itu singgah di tempatnya, mereka memberinya kabar gembira tentang seorang anak laki-laki yang penyabar atas perintah Allah SWT kepada mereka untuk memberinya kabar gembira. Lalu Ibrahim, ketika diberi kabar gembira tentang anak itu, berkata: "Jika demikian, maka dia untuk Allah, akan disembelih." Ketika anak itu telah lahir dan mencapai usia sanggup berusaha, dikatakan kepadanya: "Tunaikanlah nazarmu yang telah engkau nazarkan kepada Allah."
Riwayat dari orang yang berkata demikian:
Musa bin Harun meriwayatkan kepadaku, dia berkata: Amru bin Hammad meriwayatkan kepada kami, dia berkata: Asbath meriwayatkan kepada kami, dari
, dalam sebuah riwayat yang dia sebutkan dari Abu Malik dan dari , dari - dan dari Murrah Al-Hamdani, dari Abdullah - dan dari beberapa sahabat Rasulullah SAW, dia berkata: AS berkata kepada Sarah: "Bergembiralah dengan kelahiran seorang anak yang bernama Ishaq, dan setelah Ishaq akan lahir Ya`qub." Lalu Sarah menepuk dahinya karena heran, itulah yang difirmankan Allah SWT: "Maka dia memukul wajahnya." Dan dia berkata: "Apakah aku akan melahirkan anak padahal aku sudah tua, dan suamiku ini sudah lanjut usianya? Sesungguhnya ini benar-benar sesuatu yang ajaib. Mereka berkata: `Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya1 Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah."2 Sarah berkata kepada : "Apa tanda hal itu?" Lalu mengambil dengan tangannya sebatang kayu kering, lalu dia memutarnya di antara jari-jarinya, lalu kayu itu bergetar dan menjadi hijau. Lalu Ibrahim berkata: "Jika demikian, maka dia untuk Allah, akan disembelih." Ketika Ishaq telah besar, Ibrahim didatangi dalam tidurnya, lalu dikatakan kepadanya: "Tunaikanlah nazarmu yang telah engkau nazarkan, jika Allah memberimu seorang anak laki-laki dari Sarah, maka engkau akan menyembelihnya." Lalu Ibrahim berkata kepada Ishaq: "Marilah kita pergi untuk mempersembahkan kurban kepada Allah." Lalu dia mengambil pisau dan tali, kemudian dia pergi bersamanya hingga ketika dia telah membawanya ke antara gunung-gunung, anak itu berkata kepadanya: "Wahai ayahku, di manakah kurbanmu?" Ibrahim menjawab: "Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu!" Dia berkata: "Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang3 yang sabar." Ishaq berkata kepadanya: "Kuatkanlah ikatanku agar aku tidak memberontak, dan tahanlah pakaianmu agar darahku tidak memercikinya sedikit pun sehingga Sarah melihatnya dan bersedih. Dan segerakanlah menggerakkan pisau di atas tenggorokanku agar kematian menjadi lebih mudah bagiku. Dan jika engkau menemui Sarah, maka sampaikanlah salamku kepadanya." Lalu Ibrahim menghampirinya dan menciumnya, dan dia telah mengikatnya, dia menangis, dan Ishaq pun menangis, hingga air mata membasahi pipi Ishaq. Kemudian dia menggerakkan pisau di atas tenggorokannya, tetapi pisau itu tidak melukainya, dan Allah SWT meletakkan lembaran tembaga di atas tenggorokan Ishaq. Ketika dia melihat hal itu, dia memukul dahinya dengan pisau itu, dan memotong di tengkuknya, itulah firman Allah SWT: "Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya)," dia berkata: "Keduanya berserah diri kepada Allah." Lalu dia dipanggil: "Wahai Ibrahim, sesungguhnya engkau telah membenarkan mimpi itu dengan sebenarnya." Dia menoleh, dan tiba-tiba ada seekor domba jantan, lalu dia mengambilnya dan melepaskan anaknya. Lalu dia menghampiri anaknya dan menciumnya, dan dia berkata: "Wahai anakku, hari ini engkau telah dihadiahkan kepadaku." Itulah firman Allah SWT: "Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar." Lalu dia kembali kepada Sarah dan memberitahukan kepadanya kejadian itu. Lalu Sarah bersedih dan berkata: "Wahai Ibrahim, engkau ingin menyembelih putraku dan engkau tidak memberitahuku!"meriwayatkan kepada kami, dia berkata: Salamah meriwayatkan kepada kami, dia berkata: Muhammad bin Ishaq berkata: "Ibrahim, seperti yang dikatakan, jika dia mengunjunginya - yaitu Hajar - dia menaiki Buraq, dia pergi dari Syam di pagi hari, lalu dia singgah di Makkah, dan dia kembali dari Makkah di sore hari, lalu dia bermalam di tempat keluarganya di Syam. Hingga ketika Ismail telah sampai pada usia sanggup berusaha bersamanya, dan dia telah tumbuh dewasa, dan dia mengharapkannya untuk membantunya dalam beribadah kepada Tuhannya dan memuliakan tempat-tempat suci-Nya, dia diperlihatkan dalam mimpi untuk menyembelihnya."
meriwayatkan kepada kami, dia berkata: Salamah meriwayatkan kepada kami, dari , dari sebagian ahli ilmu bahwa Ibrahim, ketika diperintahkan untuk menyembelih putranya, berkata kepadanya: "Wahai anakku, ambillah tali dan pisau, kemudian marilah kita pergi ke lembah ini untuk mengumpulkan kayu bakar untuk keluargamu dari sana," sebelum dia menyebutkan kepadanya sesuatu pun tentang apa yang diperintahkan kepadanya.
Ketika dia telah menuju ke lembah itu, musuh Allah, Iblis, menghadangnya dalam wujud seorang laki-laki untuk menghalanginya dari perintah Allah. Dia berkata: "Hendak ke mana engkau, wahai orang tua?" Dia menjawab: "Aku hendak pergi ke lembah ini untuk suatu keperluanku di sana." Dia berkata: "Demi Allah, sesungguhnya aku melihat setan telah datang kepadamu dalam mimpimu, lalu dia memerintahkanmu untuk menyembelih anakmu ini, lalu engkau hendak menyembelihnya." Lalu Ibrahim mengenalinya, lalu dia berkata: "Menjauhlah dariku, wahai musuh Allah. Demi Allah, aku benar-benar akan melaksanakan perintah Tuhanku di dalamnya." Ketika musuh Allah, Iblis, telah putus asa dari Ibrahim, dia menghadang Ismail yang berada di belakang Ibrahim sambil membawa tali dan pisau. Lalu dia berkata kepadanya: "Wahai anak muda, apakah engkau tahu ke mana ayahmu akan membawamu pergi?" Dia menjawab: "Dia akan mengumpulkan kayu bakar untuk keluarga kami dari lembah ini." Dia berkata: "Demi Allah, sesungguhnya dia hendak menyembelihmu." Dia bertanya: "Mengapa?" Dia menjawab: "Dia menduga bahwa Tuhannya telah memerintahkannya untuk melakukan hal itu." Dia berkata: "Maka hendaklah dia melakukan apa yang diperintahkan Tuhannya kepadanya, aku mendengar dan taat." Ketika anak muda itu menolak ajakannya, dia pergi menemui Hajar, ibu Ismail, yang berada di rumahnya. Lalu dia berkata kepadanya: "Wahai ibu Ismail, apakah engkau tahu ke mana Ibrahim pergi membawa Ismail?" Dia menjawab: "Dia pergi bersamanya untuk mengumpulkan kayu bakar untuk kami dari lembah ini." Dia berkata: "Sesungguhnya dia pergi bersamanya untuk menyembelihnya." Dia berkata: "Tidak mungkin, dia lebih penyayang kepadanya dan lebih mencintainya daripada itu." Dia berkata: "Sesungguhnya dia menduga bahwa Allah telah memerintahkannya untuk melakukan hal itu." Dia berkata: "Jika Tuhannya memerintahkannya untuk melakukan hal itu, maka dia harus tunduk kepada perintah Allah." Lalu musuh Allah kembali dengan penuh kekecewaan, dia tidak mendapatkan dari keluarga Ibrahim sesuatu pun yang dia inginkan. Dan Ibrahim dan keluarga Ibrahim menolak ajakannya dengan pertolongan Allah, dan mereka bertekad untuk melaksanakan perintah Allah dengan mendengar dan taat.
Ketika Ibrahim telah sendirian dengan putranya di lembah itu - dan itu, seperti yang mereka duga, adalah lembah Tsabir - dia berkata kepadanya: "Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu!"4 Dia berkata: "Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang5 yang sabar."
berkata: Salamah berkata: berkata dari sebagian ahli ilmu: "Sesungguhnya Ismail berkata kepadanya pada saat itu: `Wahai ayahku, jika engkau hendak menyembelihku, maka kuatkanlah ikatanku agar darahku tidak memercikimu sehingga pahalaku berkurang. Karena sesungguhnya kematian itu sangat berat, dan aku tidak merasa aman bahwa aku akan memberontak ketika aku merasakan sentuhannya. Dan tajamkanlah pisaumu agar engkau dapat segera menyelesaikanku dan membuatku tenang. Dan jika engkau hendak menyembelihku, maka telungkupkanlah aku di atas wajahku, dan janganlah engkau menyembelihku dalam keadaan terlentang, karena aku khawatir jika engkau melihat wajahku, engkau akan merasa iba yang dapat menghalangimu dari melaksanakan perintah Allah kepadaku. Dan jika engkau berkenan untuk mengembalikan bajuku kepada ibuku, maka itu mungkin akan menjadi penghibur baginya atas kehilanganku, maka lakukanlah.`" Dia berkata: "Ibrahim berkata kepadanya: `Engkau adalah sebaik-baik penolong, wahai anakku, atas perintah Allah.`" Dia berkata: "Lalu dia mengikatnya sebagaimana yang diperintahkan Ismail, lalu dia mengencangkan ikatannya. Kemudian dia menajamkan pisaunya, kemudian dia menelungkupkannya di atas dahinya, dan dia tidak berani melihat wajahnya. Kemudian dia meletakkan pisau di tenggorokannya, lalu Allah membalikkan pisau itu di tangannya. Kemudian dia menariknya dengan kuat untuk menyembelihnya. Lalu dia dipanggil: `Wahai Ibrahim, engkau telah membenarkan mimpi itu, inilah tebusan untuk putramu, maka sembelihlah ia sebagai penggantinya.`" Allah SWT berfirman: "Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya)," dan sesungguhnya hewan-hewan sembelihan itu ditelungkupkan di atas pipinya. Maka di antara yang membenarkan hadits ini bagi kami tentang Ismail dalam isyaratnya kepada ayahnya dengan apa yang dia isyaratkan ketika dia berkata: "Telungkupkanlah aku di atas wajahku," adalah firman-Nya: "Dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya). Dan Kami panggillah dia: `Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu,` sesungguhnya demikianlah Kami memberi6 balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar."7
meriwayatkan kepada kami, dia berkata: Salamah meriwayatkan kepada kami, dari , dari Al-Hasan bin Dinar, dari bin Di`amah, dari Ja`far bin Iyas, dari Abdullah bin Abbas, dia berkata: "Seekor domba jantan dari surga keluar menemuinya, yang telah digembalakan di sana selama empat puluh tahun sebelum itu. Lalu Ibrahim melepaskan putranya dan mengikuti domba itu. Lalu dia membawanya ke Al-Jamrah Al-Ula (Jumrah Pertama), lalu dia melemparinya dengan tujuh kerikil, lalu domba itu lolos darinya. Lalu dia mendatangi Al-Jamrah Al-Wustha (Jumrah Tengah), lalu dia membawanya ke sana, lalu dia melemparinya dengan tujuh kerikil, kemudian domba itu lolos darinya. Lalu dia menyusulnya di Al-Jamrah Al-Kubra (Jumrah Besar), lalu dia melemparinya dengan tujuh kerikil, lalu dia membawanya ke sana. Kemudian dia mengambilnya lalu dia membawanya ke tempat penyembelihan di Mina, lalu dia menyembelihnya. Demi Dzat yang jiwa berada di tangan-Nya, sungguh itu adalah awal mula Islam, dan sungguh kepala domba itu digantung dengan kedua tanduknya di talang Ka`bah, dan telah mengering."
Muhammad bin Sinan Al-Qazzaz meriwayatkan kepadaku, dia berkata: Hajjaj meriwayatkan kepadaku, dia berkata: Hammad meriwayatkan kepadaku, dari
Al-Ghanawi, dari Abu Ath-Thufail, dia berkata: berkata: "Sesungguhnya ketika Ibrahim diperintahkan untuk melaksanakan manasik haji, setan menampakkan diri kepadanya di tempat sa`i, lalu dia berpacu dengannya, lalu Ibrahim mendahuluinya. Kemudian membawanya pergi ke Jamrah Al-`Aqabah, lalu setan menampakkan diri kepadanya, lalu dia melemparinya dengan tujuh kerikil hingga setan itu pergi. Kemudian setan menampakkan diri kepadanya di Al-Jamrah Al-Wustha, lalu dia melemparinya dengan tujuh kerikil hingga setan itu pergi. Kemudian dia menelungkupkannya di atas dahinya, dan Ismail mengenakan baju putih. Lalu Ismail berkata kepadanya: `Wahai ayahku, sesungguhnya aku tidak memiliki baju untuk mengkafaniku selain ini, maka lepaskanlah ia dariku, lalu kafanilah aku di dalamnya.` Lalu Ibrahim menoleh, dan tiba-tiba dia melihat seekor domba jantan yang bermata indah, putih, dan bertanduk, lalu dia menyembelihnya. Lalu berkata: `Sungguh aku telah melihat kami mengikuti jenis domba jantan ini.`"Muhammad bin Amru meriwayatkan kepadaku, dia berkata:
meriwayatkan kepadaku, dia berkata: `Isa meriwayatkan kepadaku. Dan Al-Harits meriwayatkan kepadaku, dia berkata: Al-Hasan meriwayatkan kepada kami, dia berkata: Warqa` meriwayatkan kepada kami, semuanya dari , dari , tentang firman-Nya: "Dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya)", dia berkata: "Dia meletakkan wajahnya di tanah." Dia berkata: "Janganlah engkau menyembelihku dalam keadaan engkau melihat wajahku, mungkin engkau akan merasa iba kepadaku, sehingga engkau tidak menyembelihku. Ikatlah kedua tanganku ke leherku, kemudian letakkanlah wajahku di tanah."meriwayatkan kepada kami, dia berkata: Ibnu Yaman meriwayatkan kepada kami, dari Sufyan, dari Jabir, dari Abu Ath-Thufail, [dari Ali RA: "Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar." Dia berkata: "Seekor domba jantan putih, bertanduk, dan bermata indah, terikat dengan pohon samur di Tsabir."]
Yunus meriwayatkan kepadaku, dia berkata:
mengabarkan kepadaku, dia berkata: mengabarkan kepadaku, dari `Atha` bin Abi Rabah, dari : "Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar." Dia berkata: "Seekor domba jantan."Ubaid bin Umair berkata: "Disembelih di Maqam (tempat berdirinya Ibrahim)." Dan
berkata: "Disembelih di Mina di tempat penyembelihan."meriwayatkan kepada kami, dia berkata: Abdurrahman meriwayatkan kepada kami, dia berkata: Sufyan meriwayatkan kepada kami, dari Ibnu Khutsaim, dari , dari Ibnu Abbas, dia berkata: "Domba yang disembelih Ibrahim AS adalah domba yang dipersembahkan oleh putra Adam dan diterima darinya."
meriwayatkan kepada kami, dia berkata: Ya`qub meriwayatkan kepada kami, dari Ja`far, dari Sa`id bin Jubair: "Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar." Dia berkata: "Domba yang disembelih Ibrahim itu digembalakan di surga selama empat puluh tahun, dan itu adalah domba jantan yang amlah (berwarna putih yang bercampur sedikit hitam), bulunya seperti al-`ihn (wol) merah."
meriwayatkan kepada kami, dia berkata: Mu`awiyah bin Hisyam meriwayatkan kepada kami, dari Sufyan, dari seorang laki-laki, dari , dari : "Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar." Dia berkata: "Itu adalah kambing gunung."
meriwayatkan kepada kami, dia berkata: Salamah meriwayatkan kepada kami, dari , dari Amru bin `Ubaid, dari Al-Hasan bahwa dia biasa berkata: "Ismail tidak ditebus kecuali dengan seekor kambing gunung dari al-arwa, diturunkan kepadanya dari Tsabir. Dan apa yang difirmankan Allah: `Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar` bukan hanya karena penyembelihannya saja, tetapi karena penyembelihan di atas agamanya, maka itulah sunnah hingga hari kiamat. Maka ketahuilah bahwa penyembelihan itu dapat menolak kematian yang buruk, maka berkurbanlah, wahai hamba-hamba Allah."
Dan sungguh Umayyah bin Abi Ash-Shalt telah mengatakan syair tentang sebab yang membuat Ibrahim diperintahkan untuk menyembelih putranya, dan ucapannya itu membenarkan apa yang dikatakan dalam riwayat yang telah kami riwayatkan dari
tentang hal itu, dan bahwa hal itu dilakukan Ibrahim karena nazar yang telah dia ucapkan, lalu Allah memerintahkannya untuk menunaikannya. Dia berkata:Dan untuk Ibrahim yang menunaikan nazar ... dengan penuh perhitungan
Dan yang membawa beban berat
Anak kesayangannya, dia tidak sanggup bersabar tanpanya ... atau melihatnya di antara orang banyak
Wahai anakku, sesungguhnya aku telah menazarkanmu ... untuk Allah dengan disembelih, maka bersabarlah, semoga pamanmu menjadi tebusanmu
Dan kuatkanlah ikatan agar aku tidak berpaling dari pisau ... seperti berbeloknya tawanan yang terbelenggu
Dan dia memiliki pisau yang berkilauan di dalam daging ... yang tajam dan melengkung seperti bulan sabit
Ketika dia melepas pakaiannya ... Tuhannya menebusnya dengan seekor domba yang besar
Maka ambillah ini dan lepaskanlah anakmu, sesungguhnya aku ... tidak mencela apa yang telah kalian berdua lakukan
Seorang ayah yang bertakwa dan seorang anak yang dilahirkan ... lalu keduanya cepat tanggap
Terkadang jiwa-jiwa merasa gelisah karena suatu urusan ... yang memiliki jalan keluar seperti terlepasnya ikatan
dari `Ikrimah, tentang firman-Nya SWT: "Tatkala keduanya telah berserah diri", dia berkata: "Keduanya berserah diri kepada perintah Allah, anak itu rela disembelih dan sang ayah rela menyembelihnya."
meriwayatkan kepada kami, dia berkata: Yahya bin Wadih meriwayatkan kepada kami, dia berkata: Al-Husain - yaitu Ibnu Waqid - meriwayatkan kepada kami, dari Zaid,Dia berkata: "Wahai ayahku, lemparkanlah aku ke tanah dengan wajah menghadap ke bawah agar engkau tidak melihatku lalu engkau merasa iba kepadaku, dan aku melihat pisau lalu aku merasa takut, akan tetapi masukkanlah pisau itu dari bawahku, dan laksanakanlah perintah Allah." Maka itulah firman Allah SWT: "Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya)". Ketika dia telah melakukan hal itu, Kami memanggilnya: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada1 orang-orang yang berbuat2 baik."