35. Nabi Ilyas dan Ilyasa
Nabi Ilyas dan Ilyasa
Setelah Allah mewafatkan Hizqil, banyak terjadi peristiwa -sebagaimana yang disebutkan- di kalangan Bani Israil. Mereka meninggalkan perjanjian Allah yang telah Dia buat dengan mereka dalam Taurat, dan mereka menyembah berhala-berhala. Maka Allah mengutus kepada mereka -dikatakan- Ilyas bin Yasin bin Fanhash bin Al-`Aizar bin Harun bin `Imran.
menceritakan kepada kami, ia berkata: Salamah menceritakan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin Ishaq menceritakan kepadaku:
Kemudian Allah `azza wa jalla mewafatkan Hizqil, dan banyak terjadi peristiwa di kalangan Bani Israil. Mereka melupakan perjanjian Allah dengan mereka, hingga mereka mendirikan berhala-berhala dan menyembahnya selain Allah. Maka Allah mengutus kepada mereka Ilyas bin Yasin bin Fanhash bin Al-`Aizar bin Harun bin `Imran sebagai nabi. Para nabi Bani Israil setelah Musa diutus kepada mereka untuk memperbarui apa yang telah mereka lupakan dari Taurat.
Maka Ilyas (hidup) bersama seorang raja Bani Israil yang bernama Ahab[1]. Nama istrinya adalah Izabel[2]. Raja itu mendengar (ajaran) Ilyas dan membenarkannya. Ilyas mengurus segala urusannya. Sedangkan Bani Israil lainnya telah menjadikan berhala yang mereka sembah selain Allah, yang bernama Baal. berkata, "Aku telah mendengar sebagian ulama berkata bahwa Baal tidak lain adalah seorang wanita yang mereka sembah selain Allah." Allah berfirman kepada Muhammad, "Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul-rasul. (Ingatlah) ketika ia berkata kepada kaumnya, `Mengapa kamu tidak bertakwa?`" - hingga firman-Nya - "Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu.`" (QS. Ash-Shaffat: 123-126)
Maka Ilyas mengajak mereka kepada Allah, namun mereka tidak mendengar darinya kecuali hanya raja itu (yang mendengar). Raja-raja (Bani Israil) tersebar di Syam. Setiap raja memiliki daerah kekuasaan yang ia kuasai. Maka raja yang Ilyas bersamanya itu, yang mengurus segala urusannya, dan melihatnya berada di atas petunjuk di antara para pengikutnya, berkata suatu hari, "Wahai Ilyas, demi Allah, aku melihat apa yang engkau serukan hanyalah kebatilan. Demi Allah, aku tidak melihat Fulan dan Fulan", lalu ia menyebutkan beberapa raja Bani Israil yang telah menyembah berhala selain Allah, "kecuali berada pada keadaan yang sama dengan kita, mereka makan, minum, dan bersenang-senang, mereka berkuasa. Apa yang mereka anggap sebagai kebatilan itu tidak mengurangi dunia mereka, dan kita tidak melihat adanya kelebihan kita atas mereka."
Maka mereka (para ulama) mengatakan -dan Allah lebih mengetahui- bahwa Ilyas beristighfar, lalu mencabut rambut kepalanya dan kulitnya, kemudian membuangnya dan keluar meninggalkannya. Maka raja itu pun melakukan seperti yang dilakukan oleh para pengikutnya, menyembah berhala dan melakukan apa yang mereka lakukan. Ilyas berkata, "Ya Allah, sesungguhnya Bani Israil telah menolak kecuali mengingkari-Mu dan beribadah kepada selain-Mu, maka ubahlah apa yang ada pada mereka dari nikmat-Mu." Atau seperti itulah yang ia katakan.
menceritakan kepada kami, ia berkata: Salamah menceritakan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin Ishaq menceritakan kepadaku, ia berkata: Disebutkan kepadaku bahwa Allah mewahyukan kepadanya, "Sesungguhnya Kami telah menjadikan urusan rezeki mereka di tanganmu dan menjadi tanggung jawabmu, hingga engkaulah yang memerintah dalam hal itu." Maka Ilyas berkata, "Ya Allah, maka tahanlah hujan dari mereka." Maka hujan pun ditahan dari mereka selama tiga tahun hingga binasa hewan ternak, binatang-binatang, hewan-hewan melata, pepohonan, dan manusia pun kepayahan dengan kepayahan yang sangat berat.
Ketika Ilyas mendoakan hal itu atas Bani Israil, ia bersembunyi karena takut kepada mereka. Dan di mana pun ia berada, Allah tetap memberikan rezeki kepadanya. Maka apabila mereka mendapati bau roti di suatu rumah atau tempat tinggal, mereka akan berkata, "Ilyas telah masuk ke tempat ini," lalu mereka mencarinya, dan penghuni rumah itu pun akan mendapatkan kejahatan dari mereka.
Kemudian suatu malam ia singgah di rumah seorang wanita Bani Israil yang memiliki seorang anak bernama Ilyasa bin Akhtub. Anak itu sedang sakit, lalu wanita itu menampung Ilyas dan menyembunyikan keadaannya. Maka Ilyas mendoakan kesembuhan bagi anaknya itu, lalu ia pun sembuh dari penyakitnya. Dan Ilyasa pun mengikuti (ajaran) Ilyas, beriman kepadanya, membenarkannya, dan selalu bersamanya. Ia pergi bersamanya ke mana pun ia pergi. Ilyas telah tua dan Ilyasa adalah seorang pemuda.
Mereka (para ulama) mengatakan -dan Allah lebih mengetahui- bahwa Allah mewahyukan kepada Ilyas, "Engkau telah membinasakan banyak makhluk yang tidak berbuat dosa, selain Bani Israil, yang Aku tidak menghendaki kehancurannya, (yang Aku maksud adalah) binatang ternak, binatang-binatang, burung-burung, hewan-hewan melata, dan pepohonan, karena Aku menahan hujan dari Bani Israil akibat dosa-dosa mereka."
Mereka (para ulama) mengatakan -dan Allah lebih mengetahui- bahwa Ilyas berkata, "Wahai Rabbku, biarkanlah aku yang mendoakan (hujan) untuk mereka, dan biarkanlah aku yang mendatangkan pertolongan bagi mereka dari apa yang mereka alami dari musibah yang menimpa mereka, agar mereka kembali (bertaubat) dan meninggalkan apa yang mereka lakukan dari menyembah selain-Mu." Dikatakan kepadanya, "Ya."
Maka Ilyas datang kepada Bani Israil, lalu ia berkata kepada mereka, "Sesungguhnya kalian telah binasa karena kepayahan, dan telah binasa binatang ternak, binatang-binatang, burung-burung, hewan-hewan melata, dan pepohonan karena dosa-dosa kalian. Dan sesungguhnya kalian berada di atas kebatilan dan kesesatan", atau seperti itulah yang ia katakan kepada mereka. "Jika kalian ingin mengetahui hal itu dan ingin mengetahui bahwa Allah murka kepada kalian atas apa yang kalian lakukan, dan bahwa apa yang aku serukan kepada kalian adalah kebenaran, maka keluarlah kalian dengan membawa berhala-berhala kalian ini yang kalian sembah dan kalian anggap lebih baik daripada apa yang aku serukan kepada kalian. Jika ia (berhala-berhala itu) mengabulkan (doa) kalian, maka seperti itulah yang kalian katakan. Dan jika ia tidak mengabulkan (doa) kalian, maka kalian akan tahu bahwa kalian berada di atas kebatilan, lalu kalian meninggalkannya. Dan aku akan berdoa kepada Allah agar Dia menghilangkan dari kalian musibah yang sedang kalian alami." Mereka menjawab, "Engkau adil." Maka mereka keluar dengan membawa berhala-berhala mereka dan apa yang mereka gunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah dari hal-hal baru yang Dia tidak ridhai. Lalu mereka berdoa (kepada berhala-berhala itu), namun (berhala-berhala itu) tidak mengabulkan (doa) mereka, dan tidak menghilangkan dari mereka musibah yang sedang mereka alami, hingga mereka mengetahui bahwa mereka berada di dalam kesesatan dan kebatilan. Kemudian mereka berkata kepada Ilyas, "Wahai Ilyas, sesungguhnya kami telah binasa, maka berdoalah kepada Allah untuk kami." Maka Ilyas pun berdoa kepada Allah agar mereka ditolong dari apa yang mereka alami dan agar mereka diberi hujan. Maka keluarlah awan seperti perisai dengan izin Allah di permukaan laut, sementara mereka melihatnya. Kemudian awan-awan itu saling mendekat, lalu menjadi gelap, kemudian Allah menurunkan hujan sehingga memberi pertolongan kepada mereka, lalu negeri mereka pun hidup kembali, dan Allah menghilangkan dari mereka musibah yang sedang mereka alami. Akan tetapi mereka tidak (juga) meninggalkan (penyembahan berhala) dan tidak kembali (bertaubat), dan mereka tetap berada pada keadaan mereka yang paling buruk.
Maka ketika Ilyas melihat kekufuran mereka, ia berdoa kepada Tuhannya agar Dia mewafatkannya sehingga Dia menyelamatkannya dari mereka. Maka dikatakan kepadanya -sebagaimana yang mereka katakan-, "Perhatikanlah hari ini dan itu, lalu keluarlah pada hari itu ke negeri ini dan itu. Apa pun yang datang kepadamu, maka naikilah dan janganlah engkau takut kepadanya." Maka Ilyas pun keluar, dan Ilyasa bin Akhtub keluar bersamanya. Hingga ketika ia sampai di negeri yang disebutkan kepadanya, di tempat yang diperintahkan kepadanya, datanglah seekor kuda dari api hingga berhenti di hadapannya. Maka ia melompat ke atasnya, lalu kuda itu pun membawanya pergi. Ilyasa memanggilnya, "Wahai Ilyas, wahai Ilyas, apa yang engkau perintahkan kepadaku?" Itulah akhir pertemuan mereka dengannya. Maka Allah memberinya bulu-bulu dan memakaikannya cahaya, dan Dia menghilangkan darinya rasa nikmat makan dan minum, dan ia terbang bersama para malaikat. Maka ia pun menjadi manusia (yang juga) malaikat, makhluk bumi (yang juga) makhluk langit.
Kemudian setelah Ilyas, urusan Bani Israil diurus oleh -sebagaimana yang diceritakan oleh
kepada kami, ia berkata: Salamah menceritakan kepada kami, dari , ia berkata: sebagaimana yang diceritakan kepadaku dari , ia berkata: Kemudian diutus di tengah-tengah mereka -yang dimaksud adalah Bani Israil- setelahnya -yang dimaksud adalah setelah Ilyas- Ilyasa. Maka ia pun (hidup) di tengah-tengah mereka selama yang Allah kehendaki. Kemudian Allah mewafatkannya. Dan terjadilah perpecahan di antara mereka dan banyaklah dosa di kalangan mereka.Di sisi mereka ada Tabut (Perjanjian) yang mereka warisi secara turun-temurun, di dalamnya terdapat sakinah dan sisa-sisa peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun. Maka mereka tidak pernah bertemu musuh, lalu mereka membawa Tabut itu dan maju berperang dengannya, kecuali Allah akan mengalahkan musuh itu.
Sakinah -sebagaimana yang disebutkan oleh
dari dari sebagian ulama Bani Israil- adalah kepala kucing yang telah mati. Maka apabila ia mengeong di dalam Tabut dengan suara mengeongnya kucing, mereka yakin akan mendapatkan kemenangan, dan pertolongan akan datang kepada mereka.Kemudian di tengah-tengah mereka muncul seorang raja yang bernama Ilaf. Allah telah memberikan berkah kepada mereka pada gunung mereka dari Iliya (Baitul Maqdis). Tidak ada musuh yang dapat memasukinya, dan mereka tidak membutuhkan (tempat perlindungan) lainnya bersamanya. Salah seorang dari mereka -sebagaimana yang mereka ceritakan- mengumpulkan tanah di atas batu, lalu ia menebarkan benih di dalamnya, maka Allah menumbuhkan untuknya apa yang ia makan darinya selama setahun, ia dan keluarganya. Dan salah seorang dari mereka memiliki pohon zaitun, ia memerasnya, lalu ia makan darinya, ia dan keluarganya, selama setahun.
Maka ketika peristiwa-peristiwa mereka semakin besar, dan mereka meninggalkan perjanjian Allah dengan mereka, datanglah musuh menyerang mereka. Maka mereka keluar untuk menghadapinya dan membawa Tabut sebagaimana mereka biasa membawanya, lalu mereka maju berperang dengannya. Maka mereka pun berperang hingga Tabut itu direbut dari tangan mereka. Kemudian raja mereka, Ilaf, datang dan diberi kabar bahwa Tabut itu telah direbut. Maka lehernya pun miring dan ia mati karena kesedihan karenanya. Maka kacaulah urusan mereka dan mereka berselisih. Musuh mereka menguasai mereka hingga banyak yang terbunuh dari anak-anak dan wanita-wanita mereka. Maka mereka tetap berada dalam kekacauan dan perselisihan, terkadang mereka terus-menerus dalam kesesatan dan terkadang mereka kembali bertaubat, maka Allah akan melindungi mereka dari kejahatan orang yang ingin menyerang mereka. (Hal itu terjadi) hingga Allah mengutus
sebagai raja di tengah-tengah mereka, dan Dia mengembalikan Tabut Perjanjian kepada mereka.Lamanya masa antara wafatnya Yusya` bin Nun -yang dalam sebagiannya urusan Bani Israil diserahkan kepada para hakim dan pemimpin mereka, dan dalam sebagiannya lagi kepada selain mereka yang menguasai mereka lalu menjadi raja atas mereka dari kalangan selain mereka- hingga kekuasaan menjadi tetap pada mereka dan kenabian kembali kepada mereka melalui
bin Bali adalah 460 tahun.Orang yang pertama kali menguasai mereka -dikatakan- adalah seorang laki-laki dari keturunan Luth yang bernama Kusan[3]. Ia mengalahkan dan menghinakan mereka selama 8 tahun. Kemudian mereka diselamatkan dari tangannya oleh saudara laki-laki Kaleb yang lebih muda yang bernama `Utnil bin Qais[4]. Ia memimpin mereka -dikatakan- selama 40 tahun. Kemudian menguasai mereka seorang raja yang bernama Yaglun[5], ia berkuasa atas mereka selama 18 tahun. Kemudian mereka diselamatkan darinya -dikatakan- oleh seorang laki-laki dari Bani Israil yang bernama Ehud bin Gira[6], yang lumpuh tangan kanannya. Ia memimpin mereka selama 80 tahun. Kemudian menguasai mereka seorang raja dari bangsa Kanaan yang bernama Yabin, ia berkuasa atas mereka selama 20 tahun. Kemudian mereka diselamatkan darinya -dikatakan- oleh seorang wanita nabi dari kalangan nabi-nabi mereka yang bernama Debora. Ia mengatur urusan mereka -dikatakan- (dengan bantuan) seorang laki-laki yang berasal darinya yang bernama Barak selama 40 tahun. Kemudian menguasai mereka suatu kaum dari keturunan Luth yang tempat tinggalnya di perbatasan Hijaz[7]. Mereka berkuasa atas (Bani Israil) selama 7 tahun. Kemudian mereka diselamatkan dari mereka oleh seorang laki-laki dari keturunan Naftali bin Ya`qub yang bernama Gideon bin Yuasy[8]. Ia mengatur urusan mereka selama 40 tahun. Kemudian setelah Gideon, urusan mereka diatur oleh anaknya, Abimelekh bin Gideon[9], selama 3 tahun. Kemudian setelah Abimelekh, urusan mereka diatur oleh Thula`[10] bin Fawa, saudara sepupu Abimelekh -dan dikatakan bahwa ia adalah anak pamannya- selama 23 tahun. Kemudian setelah Thula`, urusan mereka diatur oleh seorang laki-laki dari Bani Israil yang bernama Yair[11] selama 22 tahun. Kemudian menguasai mereka Bani `Ammon, yaitu suatu kaum dari penduduk Palestina, selama 18 tahun.
Kemudian urusan mereka diurus oleh seorang laki-laki dari kalangan mereka yang bernama Yiftah[12] selama 6 tahun. Kemudian setelahnya, urusan mereka diatur oleh Ibzan[13] selama 7 tahun. Kemudian setelahnya, urusan mereka diatur oleh Elon[14] selama 10 tahun. Kemudian setelahnya, urusan mereka diatur oleh Abdon[15] -sebagian orang menyebutnya `Akran- selama delapan tahun. Kemudian bangsa Palestina dan raja-raja mereka mengalahkan mereka selama 40 tahun. Kemudian menjadi pemimpin mereka Samson[16], ia dari Bani Israil, selama 20 tahun. Kemudian mereka tetap tanpa pemimpin dan tanpa pengatur urusan mereka setelah Samson -dikatakan- selama 10 tahun. Kemudian setelah itu urusan mereka diatur oleh `Ili[17], sang pendeta. Pada masanya, penduduk Gaza dan Asqalan berhasil merebut Tabut Perjanjian.
Maka ketika telah berlalu dari masa kepemimpinannya selama 40 tahun, Allah mengutus
sebagai nabi. mengatur urusan mereka -sebagaimana yang disebutkan- selama 10 tahun. Kemudian mereka meminta kepada , ketika mereka mendapatkan kehinaan dan kerendahan karena mereka mendurhakai Tuhannya, hingga musuh-musuh mereka mengalahkan mereka, agar ia mengutus bagi mereka seorang raja untuk berperang bersama mereka di jalan Allah. Maka berkata kepada mereka apa yang Allah ceritakan dalam kitab-Nya yang mulia.[1] Ahab Berkuasa selama 22 tahun pada 919 – 898 SM. KDS. GERTOUX. Halaman 22.
[2] Putri dari seorang raja Tyrus bernama Ithobaal I (944-912 SM). KDS. GERTOUX. Halaman 47.
[3] Raja Aram Naharaim Kushan-Rishataïm menguasai Israil selama 8 tahun (1452-1444 SM). DBC. GERTOUX. Halaman 4. “Aram Naharaim” dapat diterjemahkan sebagai tanah “Aram di antara sungai-sungai”, yang merupakan tanah Aram utara di Mesopotamia yang sering menjadi penyebab konflik antara orang Heth dan Mitanni. Orang Heth dan Mitanni sendiri adalah orang-orang dari ras Arya. Menurut Gertoux raja ini adalah raja Mitanni yaitu Šauštatar I yang berkuasa atas Mitanni 1455-1435 SM.
[4] Hakim Othniel 40 tahun dari tahun 1444 – 1404 SM. DBC. GERTOUX. Halaman 4.
[5] Eglon raja Moab selama 18 tahun dari tahun 1404 – 1386 SM. DBC. GERTOUX. Halaman 4.
[6] Ehud 80 tahun dari tahun 1386 – 1306 SM. DBC. GERTOUX. Halaman 4. Kekuasan Ehud mencakup Yabin 20 tahun dan Barak 40 Tahun sesuai dengan Thabari. Ehud memulai menjadi hakim atas Israel selama 80 tahun. 20 tahun pertama didahului penindasan di Utara (Samaria) oleh Yabin II raja Kanaan dari Hazor. Ehud kemudian menjadi hakim atas Samgar selama 20 tahun pertama masa damai penuh dan Barak selama 40 tahun terakhir.
[7] Kekuasaan bangsa 7 tahun dari tahun 1306-1299 SM. DBC. GERTOUX. Halaman 4.
[8] Gideon 40 tahun dari tahun 1299-1259 SM. DBC. GERTOUX. Halaman 4.
[9] Abimelek 18 tahun dari tahun 1259-1256 SM. DBC. GERTOUX. Halaman 4.
[10] Tola 23 tahun dari tahun 1256-1233 SM. DBC. GERTOUX. Halaman 4.
[11] Jair 22 tahun dari tahun 1233-1211 SM. DBC. GERTOUX. Halaman 4.
[12] Masa Anarki 18 tahun dari tahun 1211-1193 SM. DBC. GERTOUX. Halaman 4.
[13] Jephthah 6 tahun dari tahun 1193-1187 SM. DBC. GERTOUX. Halaman 4.
[14] Ibzan 7 tahun dari tahun 1187-1180 SM. DBC. GERTOUX. Halaman 4.
[15] Elon 10 tahun dari tahun 1180-1170 SM. DBC. GERTOUX. Halaman 4.
[16] Abdon 8 tahun dari tahun 1170-1162 SM. DBC. GERTOUX. Halaman 4.
[17] Eli 18 tahun dari tahun 1162-1122 SM. DBC. GERTOUX. Halaman 4.