Halaman 916
Teks Arab
حَدَّثَنَا أَبُو جَعْفَرٍ الْيَقْطِينِيُّ، ثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ عَبْدِ اللهِ الْقَطَّانُ، ثَنَا عَامِرُ بْنُ سَيَّارٍ، ثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ بَهْرَامَ، عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوْشَبٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ غَنْمٍ، مِنْ حَدِيثِ الْحَارِثِ بْنِ عَمِيرَةَ قَالَ: " طُعِنَ مُعَاذٌ، وَأَبُو عُبَيْدَةَ، وَشُرَحْبِيلُ بْنُ حَسَنَةَ، وَأَبُو مَالِكٍ الْأَشْعَرِيُّ فِي يَوْمٍ وَاحِدٍ، فَقَالَ مُعَاذٌ: " إِنَّهُ رَحْمَةُ رَبِّكُمْ عَزَّ وَجَلَّ، وَدَعْوَةُ نَبِيِّكُمْ ﷺ، وَقَبْضُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ، اللهُمَّ آتِ آلَ مُعَاذٍ النَّصِيبَ الْأَوْفَرَ مِنْ هَذِهِ الرَّحْمَةِ، فَمَا أَمْسَى حَتَّى طُعِنَ ابْنُهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ، بِكْرُهُ الَّذِي كَانَ يُكَنَّى بِهِ وَأَحَبُّ الْخَلْقِ إِلَيْهِ، فَرَجَعَ مِنَ الْمَسْجِدِ فَوَجَدَهُ مَكْرُوبًا فَقَالَ: يَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ، كَيْفَ أَنْتَ؟ فَاسْتَجَابَ لَهُ فَقَالَ: يَا أَبَتِ {الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُنْ مِنَ الْمُمْتَرِينَ} [آل عمران: ٦٠]، فَقَالَ مُعَاذٌ: وَأَنَا إِنْ شَاءَ اللهُ سَتَجِدُنِي مِنَ الصَّابِرِينَ فَأَمْسَكَهُ لَيْلَةً ثُمَّ دَفَنَهُ مِنَ الْغَدِ، فَطُعِنَ مُعَاذٌ فَقَالَ حِينَ اشْتَدَّ بِهِ النَّزْعُ - نَزْعُ الْمَوْتِ - فَنَزَعَ نَزْعًا لَمْ يَنْزِعْهُ أَحَدٌ، وَكَانَ كُلَّمَا أَفَاقَ مِنْ غَمْرَةٍ فَتَحَ طَرْفَهُ ثُمَّ قَالَ: رَبِّ اخْنُقْنِي خَنْقَتَكَ، فَوَعِزَّتِكَ إِنَّكَ لَتَعْلَمُ أَنَّ قَلْبِي يُحِبُّكَ "
Teks Indonesia
Abu Ja`far Al Yaqthini menceritakan kepada kami, Al Husain bin Abdullah Qaththan menceritakan kepada kami, Amir bin Sayyar menceritakan kepada kami, Abdul Hamid bin Bahram menceritakan kepada kami, dari , dari Abdurrahman bin Ghanm, dari hadits Al Harits bin Amirah, dia berkata: Muadz, Abu Ubaidah, Syurahbil bin Al Hasan dan Anas bin Malik Al Asy`ari terkena wabah di hari yang sama. Muadz berkata, "Sesungguhnya ini adalah rahmat Tuhan kalian, doa Nabi kalian SAW, dan kematian orang-orang shalih sebelum kalian, `Ya Allah, berilah keluarga Muadz bagian yang banyak dari rahmat ini. Belum sampai sore, anaknya yang bernama Abdurrahman, orang yang paling dia cintai, terkena wabah sampar juga. Muadz pulang dari masjid dan mendapati anaknya sedang kesakitan. Dia bertanya, "Bagaimana kabarmu, wahai Abdurrahman?" Dia menjawab, "Ayah, `Kebenaran itu datang dari Tuhanmu, maka janganlah engkau termasuk orang-orang ragu. "(Qs. Al Baqarah 2: 147) Muadz berkata, "Dan engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar, Insya`allah." Abdurrahman meninggal dunia pada malam hari, kemudian Muadz memakamkannya di pagi harinya. Muadz terkena wabah sampar, dan ketika dia menghadapi sakaratul maut, dia mengalami sakaratul maut yang tidak dialami oleh seorang pun hingga dia pingsan. Dan ketika sadar dia berkata, "Tuhanku, matikanlah aku dengan cara-Mu. Demi keperkasaan-Mu, sesungguhnya Engkau tahu bahwa hatiku mencintai-Mu."