Daftar Kitab

Halaman 63



Teks Arab

حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ أَحْمَدَ، ثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ بَرَّةَ الصَّنْعَانِيُّ، ثَنَا هِشَامُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَبُو الْوَلِيدِ الْمَخْزُومِيُّ، ثَنَا مُوسَى بْنُ جَعْفَرِ بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ عَبْدِ الْقُدُّوسِ بْنِ حَبِيبٍ، عَنْ مُجَاهِدٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُمَا , أَنَّ رَسُولَ اللهِ قَالَ لَهُ: يَا غُلَامُ أَلَا أَحْبُوكَ , أَلَا أَنْحِلُكَ , أَلَا أُعْطِيكَ؟ , قَالَ: قُلْتُ: بَلَى , بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللهِ , قَالَ ⦗٢٦⦘: فَظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيَقْطَعُ لِي قِطْعَةَ مِنْ مَالٍ , فَقَالَ: " أَرْبَعٌ تُصَلِّيهِنَّ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ , فَتَقْرَأُ أُمَّ الْقُرْآنَ وَسُورَةً , ثُمَّ تَقُولُ: سُبْحَانَ اللهِ , وَالْحَمْدُ لِلَّهِ , وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ , وَاللهُ أَكْبَرُ , خَمْسَ عَشْرَةَ مَرَّةً , ثُمَّ تَرْكَعُ فَتَقُولُهَا عَشْرًا , ثُمَّ تَرْفَعُ فَتَقُولُهَا عَشْرًا , ثُمَّ تَفْعَلُ فِي صَلَاتِكَ كُلِّهَا مِثْلَ ذَلِكَ , فَإِذَا فَرَغْتَ قُلْتَ بَعْدَ التَّشَهُّدِ وَقَبْلَ التَّسْلِيمِ: اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ تَوْفِيقَ أَهْلِ الْهُدَى , وَأَعْمَالَ أَهْلِ الْيَقِينِ , وَمُنَاصَحَةَ أَهْلِ التَّوْبَةِ , وَعَزْمَ أَهْلِ الصَّبْرِ , وَجَدَّ أَهْلِ الْخَشْيَةِ , وَطِلْبَةَ أَهْلِ الرَّغْبَةِ , وَتَعَبُّدَ أَهْلِ الْوَرَعِ , وَعِرْفَانَ أَهْلِ الْعِلْمِ حَتَّى أَخَافَكَ , اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مَخَافَةً تَحْجِزُنِي عَنْ مَعَاصِيكَ، وَحَتَّى أَعْمَلَ بِطَاعَتِكَ عَمَلًا أَسْتَحِقُّ بِهِ رِضَاكَ , وَحَتَّى أُنَاصِحَكَ فِي التَّوْبَةِ خَوْفًا مِنْكَ , وَحَتَّى أُخْلِصَ لَكَ النَّصِيحَةَ حُبًّا لَكَ , وَحَتَّى أَتَوَكَّلَ عَلَيْكَ فِي الْأُمُورِ حَسَنَ الظَّنِّ بِكَ , سُبْحَانَ خَالِقِ النُّورِ , فَإِذَا فَعَلْتَ ذَلِكَ يَا ابْنَ عَبَّاسٍ غَفَرَ اللهُ لَكَ ذُنُوبَكَ , صَغِيرَهَا وَكَبِيرَهَا , قَدِيمَهَا وَحَدِيثَهَا , سِرَّهَا وَعَلَانِيَتَهَا , وَعَمْدَهَا وَخَطَأَهَا " قَالَ الشَّيْخُ رَحِمَهُ اللهُ: هُمُ السُّفَرَاءُ إِلَى الْخَلْقِ , وَالْأُسَرَاءَ لَدَى الْحَقِّ , أَزْعَجَهُمُ الْفَرَقُ , وَهَيَّمَهُمُ الْقَلَقُ

Teks Indonesia

Sulaiman bin Ahmad menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Ahmad bin Barrah Ash-Shan`ani menceritakan kepada kami, Hisyam bin Ibrahim Abu Walid Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Musa bin Ja`far bin Abu Katsir menceritakan kepada kami, dari Abdul Quddus bin Habib, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas RA, bahwa Rasulullah ﷺ• bersabda kepadanya, "Nak! Maukah kamu kusantuni? Maukah kamu kuhadiahi? Maukah kamu kuberi?" Ibnu Abbas berkata: Aku menjawab, "Mau, demi ayah dan ibuku, ya Rasulullah." Ibnu Abbas berkata: Lalu aku mengira bahwa beliau akan mengalokasikan sejumlah harta untukku. Kemudian beliau bersabda, "Shalatlah empat rakaat dalam sehari semalam dengan membaca Ummul Qur`an dan suatu surah, kemudian bacalah `Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah Mahabesar`sebanyak lima belas kali. Kemudian rukuklah dengan membaca kalimat tersebut sebanyak sepuluh kali. Kemudian bangkitiah dan bacalah kalimat itu sebanyak sepuluh kali. Kemudian, lakukan seperti itu dalam semua shalatmu. Setelah selesai, bacalah sesudah tasyahhud dan sebelum salam, `Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu taufiq seperti taufiqnya orang-orang yang mendapat hidayah, amal seperti amalnya orang-orang yang yakin, hati yang temasihati seperti orang-orang yang bertobat, keteguhan seperti keteguhan orang-orang yang sabar, getaran spiritual seperti yang terjadi pada orang-orang yang takut, permohonan seperti orang-orang yang berpengharapan, ibadahnya orang-orang yang wara`, ma`rifat ulama, agar aku takut kepada-Mu. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadamu rasa takut yang menghalangiku dari berbuat maksiat kepada-Mu, dan agar aku berbuat taat kepada-Mu sehingga aku pantas mendapatkan ridha-Mu, dan agar aku tulus bertobat kepada-Mu lantaran takut kepada-Mu, agar aku mengikhlaskan ketulusan kepada-Mu lantaran cinta kepada-Mu, dan agar aku bertawakkal kepada-Mu dalam berbagai perkara karena berbaik sangka kepada-Mu. Mahasuci Pencipta cahaya`. Apabila kamu melakukan hal itu, wahai Ibnu Abbas, maka Allah akan mengampuni dosamu, baik yang kecil atau yang besar, baik yang dahulu atau yang baru, baik yang rahasia atau yang terang-terangan, dan baik yang sengaja atau yang keliru. ` Syaikh (Abu Nu`aim) berkata: Mereka adalah delegasi bagi makhluk dan tawanan bagi kebenaran. Mereka terjengkelkan oleh putusnya hubungan spiritual dan diliputi oleh kecemasan.