Daftar Kitab

Halaman 242



Teks Arab

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ السِّنْدِيِّ، ثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عُلُّويَةَ الْقَطَّانُ، ثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عِيسَى الْعَطَّارُ، ثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ بِشْرٍ، أَخْبَرَنَا مُقَاتِلٌ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ خِلَاسِ بْنِ عَمْرٍو، قَالَ: " كُنَّا جُلُوسًا عِنْدَ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ إِذْ أَتَاهُ رَجُلٌ مِنْ خُزَاعَةَ فَقَالَ: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ هَلْ سَمِعْتَ رَسُولَ اللهِ يَنْعَتُ الْإِسْلَامَ؟ قَالَ: نَعَمْ، سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ يَقُولُ: " بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى أَرْبَعَةِ أَرْكَانٍ: عَلَى الصَّبْرِ وَالْيَقِينِ وَالْجِهَادِ وَالْعَدْلِ. وَلِلصَّبْرِ أَرْبَعُ شُعَبٍ: الشَّوْقُ وَالشَّفَقَةُ وَالزَّهَادَةُ وَالتَّرَقُّبُ، فَمَنِ اشْتَاقَ إِلَى الْجَنَّةِ سَلَا عَنِ الشَّهَوَاتِ، وَمَنِ أَشْفَقَ مِنَ النَّارِ رَجَعَ عَنِ الْحُرُمَاتِ، وَمَنْ زَهِدَ فِي الدُّنْيَا تَهَاوَنَ بِالْمُصِيبَاتِ، وَمَنِ ارْتَقَبَ الْمَوْتَ سَارَعَ فِي الْخَيْرَاتِ. وَلِلْيَقِينِ أَرْبَعُ شُعَبٍ: تَبْصِرَةُ الْفِطْنَةِ، وَتَأْوِيلُ الْحِكْمَةِ، وَمَعْرِفَةُ الْعِبْرَةِ، وَاتِّبَاعُ السُّنَّةِ، فَمَنْ أَبْصَرَ الْفِطْنَةَ تَأَوَّلَ الْحِكْمَةَ، وَمَنْ تَأَوَّلَ الْحِكْمَةَ عَرَفَ الْعِبْرَةَ، وَمَنْ عَرَفَ الْعِبْرَةَ اتَّبَعَ السُّنَّةَ، وَمَنِ اتَّبَعَ السُّنَّةَ فَكَأَنَّمَا كَانَ فِي الْأَوَّلِينَ. وَلِلْجِهَادِ أَرْبَعُ شُعَبٍ: الْأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ، وَالنَّهْيُ عَنِ الْمُنْكَرِ، وَالصِّدْقُ فِي الْمَوَاطِنِ، وَشَنَآنُ الْفَاسِقِينَ، فَمَنْ أَمَرَ بِالْمَعْرُوفِ شَدَّ ظَهْرَ الْمُؤْمِنِ، وَمَنْ نَهَى عَنِ الْمُنْكَرِ أَرْغَمَ أَنْفَ الْمُنَافِقِ، وَمَنْ صَدَقَ فِي الْمَوَاطِنِ قَضَى الَّذِي عَلَيْهِ وَأَحْرَزَ دِينَهُ، وَمَنْ شَنَأَ الْفَاسِقِينَ فَقَدْ غَضِبَ لِلَّهِ، وَمَنْ غَضِبَ لِلَّهِ يَغْضَبُ اللهُ لَهُ. وَلِلْعَدْلِ أَرْبَعُ شُعَبٍ: غَوْصُ الْفَهْمِ، وَزَهْرَةُ الْعِلْمِ، وَشَرَائِعُ الْحِكَمِ، وَرَوْضَةُ الْحِلْمِ، فَمَنْ غَاصَ الْفَهْمَ فَسَّرَ جُمَلَ الْعِلْمِ، وَمَنْ رَعَى زَهْرَةَ الْعِلْمِ عَرَفَ شَرَائِعَ الْحِكَمِ، وَمَنْ عَرَفَ شَرَائِعَ الْحِكَمِ وَرَدَ رَوْضَةَ الْحِلْمِ ⦗٧٥⦘، وَمَنْ وَرَدَ رَوْضَةَ الْحِلْمِ لَمْ يُفْرِطْ فِي أَمْرِهِ وَعَاشَ فِي النَّاسِ وَهُمْ فِي رَاحَةٍ " كَذَا رَوَاهُ خِلَاسُ بْنُ عَمْرٍو مَرْفُوعًا، وَخَالَفَ الرُّوَاةَ عَنْ عَلِيٍّ فَقَالَ: الْإِسْلَامُ. وَرَوَاهُ الْأَصْبُعُ بْنُ نُبَاتَةَ، عَنْ عَلِيٍّ مَرْفُوعًا فَقَالَ: الْإِيمَانُ. وَرَوَاهُ الْحَارِثُ، عَنْ عَلِيٍّ مَرْفُوعًا مُخْتَصَرًا. وَرَوَاهُ قَبِيصَةُ بْنُ جَابِرٍ، عَنْ عَلِيٍّ مِنْ قَوْلِهِ. وَرَوَاهُ الْعَلَاءُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَلِيٍّ مِنْ قَوْلِهِ

Teks Indonesia

Ahmad bin As-Sindi menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Alluwaih bin Al Qaththan menceritakan kepada kami, Ismail bin Isa Al Aththar menceritakan kepada kami, Ishaq bin Bisyr menceritakan kepada kami, Muqatil mengkabarkan kepada kami, dari Qatadah, dari Khilas bin Amr, dia berkata: Kami duduk bersama Ali bin Abu Thalib, lalu tiba-tiba dia didatangi seorang laki-laki dari Khuza`ah. Orang itu berkata, "Wahai Amirul Mukminin! Apakah engkau pernah mendengar Rasul SAW menggambarkan tentang Islam?" Ali menjawab, "Ya. Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, Islam dibangun di atas empat pilar, yaitu kesabaran, keyakinan, jihad dan keadilan. Sabar memiliki empat cabang, yaitu kerinduan, ketakutan, zuhud dan antisipasi. Barangsiapa yang merindukan surga, maka dia terlepas dari syahwat. Barangsiapa takut akan neraka, maka dia menjauh dari perkara-perkara haram. Barangsiapa zuhud terhadap dunia, maka musibah menjadi ringan baginya. Dan barangsiapa mengantisipasi kematian, maka dia segera kepada kebaikan-kebaikan. Keyakinan itu memiliki empat cabang, yaitu Per>gamatan yang cerdas, menakwili hikmah, mengetahui ibrah (pelajaranj, dan mengikuti sunnah. Barangsiapa mengamati dengan Cerdas, maka dia akan menakwili hikmah. Barangsiapa menakwili hikmah, maka dia mengetahui pelajaran. Barangsiapa mengetahui pelajaran, maka dia akan mengikuti Sunnah. Dan barangsiapa mengikuti sunnah, maka seolah-oiah dia berada bersama golongan pertama. Jihad juga memiliki empat cabang, yaitu memerintahkan kebajikan, mencegah kemunkaran, kejujuran di setiap tempat, dan kebencian terhadap orang-orang fasik. Barangsiapa yang memerintahkan kebajikan, maka dia menguatkan punggung orang mukmin. Barangsiapa yang mencegah kemungkaran, maka dia menjengkelkan orang munafik. Barangsiapa yang jujur di setiap tempat, maka dia telah menunaikan tugasnya dan menyelamatkan agamanya. Dan barangsiapa yang marah kepada orang-orang fasik, maka dia telah marah karena Allah. Barangsiapa yang marah karena Allah, maka Allah akan marah karenanya. Keadilan memiliki empat cabang, yaitu menyelami pemahaman, bunga pengetahuan, pancaran-pancaran hikmah dan taman kearifan. Barangsiapa yang menyelami pemahaman, maka dia akan menafsirkan ilmu secara garis besar. Barangsiapa yang merawat bunga ilmu, maka dia akan mengetahui pancaran-pancaran hikmah. Barangsiapa yang mengetahui pancaran-pancaran hikmah, maka dia akan sampai keapda taman kearifan. Dan barangsiapa yang sampai kepada taman kearifan, maka dia tidak kelim dalam urusannya, dan dia hidup di tengah manusia sedangkan mereka dalam keadaan rileks`. " Demikianlah Khilas bin Amr meriwayatkannya secara marfu’. Para periwayat berbeda redaksi dari Ali. Ali mengatakan Islam, sedangkan Ashbagh bin Nubatah meriwayatkan dari Ali secara marfa dengan kata `iman`. Al Harits meriwayatkannya dari Ali secara marfu’ dan ringkas. Dan Al Ala" bin Abdurrahman meriwayatkannya dari Ali mulai dari redaksi: