Daftar Kitab

Halaman 35



Teks Arab

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ خَلَّادٍ، ثَنَا الْحَارِثُ بْنُ أَبِي أُسَامَةَ، ثَنَا دَاوُدُ بْنُ الْمُحَبَّرِ، ثَنَا مَيْسَرَةُ بْنُ عَبْدِ رَبِّهِ، عَنْ حَنْظَلَةَ بْنِ وَدَاعَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ، أَنَّ النَّبِيَّ قَالَ: إِنَّ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ خَوَاصَّ يُسْكِنُهُمُ الرَّفِيعَ مِنَ الْجِنَّانِ , كَانُوا أَعْقَلَ النَّاسِ , قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ وَكَيْفَ كَانُوا أَعْقَلَ النَّاسِ؟ قَالَ: كَانَتْ هِمَّتُهُمُ الْمُسَابَقَةَ إِلَى رَبِّهِمْ عَزَّ وَجَلَّ , وَالْمُسَارَعَةَ إِلَى مَا يُرْضِيهِ , وَزَهِدُوا فِي فُضُولِ الدُّنْيَا وَرِيَاسَتِهَا وَنَعِيمِهَا , وَهَانَتْ عَلَيْهِمْ فَصَبَرُوا قَلِيلًا وَاسْتَرَاحُوا طَوِيلًا قَالَ الشَّيْخُ رَحِمَهُ اللهُ: لَقَدْ رَوَيْنَا بَعْضَ مَنَاقِبِ الْأَوْلِيَاءِ , وَمَرَاتِبِ الْأَصْفِيَاءِ , فَأَمَّا التَّصَوُّفُ فَاشْتِقَاقُهُ عِنْدَ أَهْلِ الْإِشَارَاتِ , وَالْمُنَبِّئِينَ عَنْهُ بِالْعِبَارَاتِ مِنَ الصَّفَاءِ وَالْوَفَاءِ , وَاشْتِقَاقُهُ مِنْ حَيْثُ الْحَقَائِقِ الَّتِي أَوْجَبَتِ اللُّغَةُ , فَإِنَّهُ تَفَعُّلٌ مِنْ أَحَدِ أَرْبَعَةِ أَشْيَاءَ: مِنَ الصُّوفَانَةِ , وَهِيَ بَقْلَةٌ وَغْبَاءُ قَصِيرَةٌ , أَوْ مِنْ صُوفَةَ , وَهِيَ قَبِيلَةٌ كَانَتْ فِي الدَّهْرِ الْأَوَّلِ تُجِيزُ الْحَاجَّ وَتَخْدِمُ الْكَعْبَةَ , أَوْ مِنْ صُوفَةِ الْقَفَا , وَهِيَ الشَّعَرَاتِ النَّابِتَةِ فِي مُتَأَخِّرِهِ , أَوْ مِنَ الصُّوفِ الْمَعْرُوفِ عَلَى ظُهُورِ الضَّأْنِ. وَإِنْ أُخِذَ التَّصَوُّفُ مِنَ الصُّوفَانَةِ الَّتِي هِيَ الْبَقْلَةُ فَلِاجْتِزَاءِ الْقَوْمِ بِمَا تَوَحَّدَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ بِصُنْعِهِ وَمَنَّ بِهِ عَلَيْهِمْ مِنْ غَيْرِ تَكَلُّفٍ بِخَلْقِهِ , فَاكْتَفَوْا بِهِ عَمَّا فِيهِ لِلْآدَمِيِّينَ , صُنْعٌ كَاكْتِفَاءِ الْبَرَرَةِ الطَّاهِرِينَ مِنْ جُلَّةِ الْمُهَاجِرِينَ ⦗١٨⦘ فِي مَبَادِئِ إِقْبَالِهِمْ وَأَوَّلِ أَحْوَالِهِمْ. وَهُوَ مَا

Teks Indonesia

Abu Bakar bin Khallad menceritakan kepada kami, Al Harits bin Abu Usamah menceritakan kepada kami, Daud bin Muhabbar menceritakan kepada kami, Maisarah bin Abdu Rabbih menceritakan kepada kami, dari Hanzhalah bin Wada`ah, dari ayahnya, dari Al Bara` bin Azib, bahwa Nabi ﷺ bersabda, "Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang khusus. Allah menempatkan mereka pada surga yang tinggi. Mereka adalah manusia yang paling berakal." Kami bertanya, "Ya Rasulullah, bagaimana mereka menjadi manusia yang paling berakal?" Beliau menjawab, "Ambisi mereka adalah berlomba menuju Rabb mereka, bersegera kepada apa-apa yang diridhai-Nya, bersikap zuhud terhadap remeh temeh dunia, kepemimpinan dunia dan kenikmatannya. Semua itu hina bagi mereka sehingga mereka bersabar sebentar dan merasakan kenyamanan yang lama. " Syaikh (Abu Nu`aim) berkata: Kami meriwayatkan sebagian riwayat hidup para wali dan tingkatan orang-orang pilihan. Kata tashawwuf itu menurut para ahli bahasa terambil dari kata ash-shafa` wal-wafa`. Sedangkan dari segi historis yang menimbulkan sebutan kata tashawwuf, dia terambil dari salah satu dari empat. Dia terambil dari kata shufanah, yaitu sejenis bawang yang berbulu halus dan pendek. Atau dari kata shufah, yaitu sebuah kabilah di generasi awal yang melayani para peziarah haji dan berkhidmah kepada Ka`bah. Atau dari kata shufah al qafa, yaitu bulu yang tumbuh di tengkuk (bulu kuduk). Atau dari kata shuf yang berarti wol yang tumbuh di punggung domba. Apabila kata tashawwuf diambil dari kata shufanah yang berarti sejenis kol, maka kelompok tersebut merasa cukup dengan memakan satu jenis makanan ciptaan Allah dan yang dikaruniakan-Nya pada mereka tanpa bersusah payah. Mereka hidup sederhana seperti orang-orang yang berbakti dan suci dari generasi Muhajirin pada awal-awal perjalanan spiritual mereka.