Halaman 392
Teks Arab
حَدَّثَنَا حَبِيبُ بْنُ الْحَسَنِ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، ثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَيُّوبَ، ثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ هِشَامٍ، عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ، قَالَتْ: لَمَّا نَزَلْنَا أَرْضَ الْحَبَشَةِ جَاوَرْنَا بِهَا خَيْرَ جَارٍ النَّجَاشِيَّ، آمَنَّا عَلَى دِينِنَا، وَعَبَدْنَا اللهَ لَا نُؤْذَى وَلَا نَسْمَعُ شَيْئًا نَكْرَهُهُ، فَلَمَّا بَعَثَتْ قُرَيْشٌ عَبْدَ اللهِ بْنَ أَبِي رَبِيعَةَ وَعَمْرَو بْنَ الْعَاصِ بِهَدَايَاهُمْ إِلَى النَّجَاشِيِّ وَإِلَى بَطَارِقَتِهِ، أَرْسَلَ إِلَى أَصْحَابِ رَسُولِ اللهِ ﷺ فَدَعَاهُمْ، فَلَمَّا جَاءَهُمْ رَسُولُهُ اجْتَمَعُوا ثُمَّ قَالَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ: مَا تَقُولُونَ لِلرَّجُلِ إِذَا جِئْتُمُوهُ؟ قَالُوا: نَقُولُ وَاللهِ مَا عَلِمْنَا، وَمَا أَمَرَنَا بِهِ نَبِيُّنَا كَائِنًا فِي ذَلِكَ مَا هُوَ كَائِنٌ، فَلَمَّا جَاءُوهُ، وَقَدْ دَعَا النَّجَاشِيُّ أَسَاقِفَتَهُ فَنَشَرُوا مَصَاحِفَهُمْ حَوْلَهُ، ثُمَّ سَأَلَهُمْ فَقَالَ لَهُمْ: مَا هَذَا الدِّينُ الَّذِي فَارَقْتُمْ فِيهِ قَوْمَكُمْ، وَلَمْ تَدْخُلُوا بِهِ فِي دِينِي وَلَا فِي دِينِ أَحَدٍ مِنْ هَذِهِ الْأُمَمِ؟ قَالَ: فَكَانَ الَّذِي كَلَّمَهُ جَعْفَرُ بْنُ أَبِي طَالِبٍ فَقَالَ لَهُ: أَيُّهَا الْمَلِكُ كُنَّا قَوْمًا أَهْلَ جَاهِلِيَّةٍ، نَعْبُدُ الْأَصْنَامَ، وَنَأْكُلُ الْمَيْتَةَ، وَنَأْتِي الْفَوَاحِشَ، وَنَقْطَعُ الْأَرْحَامَ، وَنُسِيئُ الْجِوَارَ، وَيَأْكُلُ الْقَوِيُّ مِنَّا الضَّعِيفَ، وَكُنَّا عَلَى ذَلِكَ حَتَّى بَعَثَ اللهُ تَعَالَى إِلَيْنَا رَسُولًا مِنَّا، نَعْرِفُ نَسَبَهُ وَصِدْقَهُ وَأَمَانَتَهُ وَعَفَافَهُ، فَدَعَانَا إِلَى اللهِ تَعَالَى لِنُوَحِّدَهُ وَنَعْبُدَهُ، وَنَخْلَعَ مَا كُنَّا نَعْبُدُ نَحْنُ وَآبَاؤُنَا مِنْ دُونِهِ مِنَ الْحِجَارَةِ ⦗١١٦⦘ وَالْأَوْثَانِ، وَأَمَرَنَا بِصِدْقِ الْحَدِيثِ، وَأَدَاءِ الْأَمَانَةِ، وَصِلَةِ الرَّحِمِ، وَحُسْنِ الْجِوَارِ، وَالْكَفِّ عَنِ الْمَحَارِمِ وَالدِّمَاءِ، وَنَهَانَا عَنِ الْفُحْشِ، وَقَوْلِ الزُّورِ، وَأَكْلِ مَالِ الْيَتِيمِ، وَقَذْفِ الْمُحْصَنَةِ، وَأَمَرَنَا أَنَّ نَعْبُدَ اللهَ وَحْدَهُ وَلَا نُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَأَمَرَنَا بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَالصِّيَامِ - قَالَ: فَعَدَّدَ عَلَيْهِ أُمُورَ الْإِسْلَامِ - فَصَدَّقْنَاهُ وَآمَنَّا بِهِ وَاتَّبَعْنَاهُ عَلَى مَا جَاءَ بِهِ مِنَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، فَعَبَدْنَا اللهَ وَحْدَهُ فَلَمْ نُشْرِكْ بِهِ شَيْئًا، وَحَرَّمْنَا مَا حَرَّمَ عَلَيْنَا وَأَحْلَلْنَا مَا أَحَلَّ لَنَا، فَعَدَا عَلَيْنَا قَوْمُنَا فَعَذَّبُونَا وَفَتَنُونَا عَنْ دِينِنَا لِيَرُدُّونَا إِلَى عِبَادَةِ الْأَوْثَانِ مِنْ عِبَادَةِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَأَنْ نَسْتَحِلَّ مَا كُنَّا نَسْتَحِلُّ مِنَ الْخَبَائِثِ، فَلَمَّا قَهَرُونَا وَظَلَمُونَا وَضَيَّقُوا عَلَيْنَا وَحَالُوا بَيْنَنَا وَبَيْنَ دِينِنَا، خَرَجْنَا إِلَى بِلَادِكَ فَاخْتَرْنَاكَ عَلَى مَنْ سِوَاكَ، وَرَغِبْنَا فِي جِوَارِكَ، وَرَجَوْنَا أَنْ لَا نُظْلَمَ عِنْدَكَ أَيُّهَا الْمَلِكُ. فَقَالَ لَهُ النَّجَاشِيُّ: هَلْ مَعَكَ مِمَّا جَاءَ بِهِ عَنِ اللهِ مِنْ شَيْءٍ؟ فَقَالَ لَهُ جَعْفَرٌ: نَعَمْ، فَقَالَ لَهُ: اقْرَأْ عَلَيَّ، فَقَرَأَ عَلَيْهِ صَدْرًا مِنْ كهيعص، فَبَكَى النَّجَاشِيُّ وَاللهِ حَتَّى أَخْضَلَ لِحْيَتَهُ، وَبَكَتْ أَسَاقِفَتُهُ حَتَّى أَخْضَلُوا مَصَاحِفَهُمْ حِينَ سَمِعُوا مَا تُلِيَ عَلَيْهِمْ، ثُمَّ قَالَ النَّجَاشِيُّ: إِنَّ هَذَا هُوَ وَالَّذِي جَاءَ بِهِ مُوسَى لِيَخْرُجُ مِنْ مِشْكَاةٍ وَاحِدَةٍ، انْطَلِقَا فَوَاللهِ لَا أُسْلِمُهُمْ إِلَيْكُمَا، وَلَا أَكَادُ، ثُمَّ قَالَ: اذْهَبُوا فَأَنْتُمْ سُيُومٌ بِأَرْضِي - وَالسُّيُومُ: الْآمِنُونَ - مَنْ مَسَّكُمْ غَرِمَ، مَنْ مَسَّكُمْ غَرِمَ، مَنْ مَسَّكُمْ غَرِمَ، مَا أُحِبُّ أَنَّ لِي دَبْرَ ذَهَبٍ وَأَنِّي آذَيْتُ رَجُلًا مِنْكُمْ - وَالدَّبْرُ بِلِسَانِ الْحَبَشَةِ الْجَبَلُ - رُدُّوا عَلَيْهِمَا هَدَايَاهُمَا، فَلَا حَاجَةَ لِي بِهَا، فَوَاللهِ مَا أَخَذَ اللهُ مِنِّي الرِّشْوَةَ حِينَ رَدَّ عَلَيَّ مُلْكِي فَآخُذُ الرِّشْوَةَ فِيهِ، وَمَا أَطَاعَ النَّاسَ فِيَّ فَأُطِيعَهُمْ فِيهِ. فَخَرَجَا مِنْ عِنْدِهِ مَقْبُوحَيْنِ مَرْدُودًا عَلَيْهِمَا مَا جَاءَا بِهِ. وَأَقَمْنَا عِنْدَهُ بِخَيْرِ دَارٍ مَعَ خَيْرِ جَارٍ "
Teks Indonesia
Habib bin Al Hasan menceritakan kepada kami, Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Ahmad bin Muhammad bin Ayyub menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Sa`d Menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Ishaq, dari Ibnu Syihab Az-Zuhri, dari Abu Bakar bin Abdurrahman bin Al Harits bin Hisyam, dari Ummu Salamah, dia berkata: Ketika kami tiba di negeri Habsyah, kami diberi suaka oleh sebaik-baik pemberi suaka, yaitu Raja Najasyi. Kami merasa aman atas agama kami, dan kami pun bisa menyembah Allah tanpa terganggu dan tanpa mendengar sesuatu yang tidak kami sukai. Ketika orang-orang Quraisy mengutus Abdullah bin Abu Rabi`ah dan Amr bin Al Ash untuk menyerahkan hadiah mereka kepada Raja Najasyi dan para pendetanya, dia mengirim orang untuk memanggil sahabat-sahabat Rasulullah ﷺ. Ketika utusan Raja Najasyi datang, mereka berkumpul untuk bermusyawarah: Apa yang akan kalian katakan ketika kalian mendatanginya? Mereka berkata, "Demi Allah, kita katakan apa yang diajarkan dan diperintahkan Nabi kita, apa pun yang terjadi nantinya." Ketika mereka tiba di tempat Raja Najasyi, maka dia memanggil para uskupnya, lalu mereka membentangkan kitab-kitab suci di sekitarnya. Kemudian dia bertanya kepada para sahabat, "Agama apa yang membuat kalian pergi meninggalkan kaum kalian? Mengapa kalian tidak masuk agamaku, dan tidak pula agama salah satu umat?" Yang bericara kepadanya adalah Ja`far bin Abu Thalib. Dia berkata kepada Raja Najasyi, "Wahai Raja! Dahulu kami adalah kaum jahiliyah penyembah berhala, memakan bangkai, melakukan perbuatan keji, memutus silaturahim, memberi suaka dengan cara yang tidak baik, dan yang kuat memakan yang lemah. Kami dalam keadaan seperti itu hingga Allah mengutus kepada kami seorang Rasul dari golongan kami, yang kami kenal nasabnya, kejujurannya, amanahnya, dan kebersihannya. Dia mengajak kami kepada Allah untuk mengesakan dan menyembah-Nya, serta meninggalkan apa yang kami dan nenek moyang kami sembah selain Allah, yang berupa batu dan berhala. Beliau juga memerintahkan kami untuk berbicara jujur, menyampaikan amanah, silaturahim, memberi suaka dengan baik, menjaga diri dari perkara-perkara haram dan menumpahkan darah; dan beliau juga melarang kami melakukan perbuatan nista, berkata palsu, memakan harta anak yatim, dan menunduk perempuan yang terjaga dari perbuatan keji. Beliau memerintahkan kami untuk menyembah Allah semata, tidak menyekutukan apa pun dengan-Nya, mendirikan shalat, zakat dan puasa. Dia menyebutkan perkara-perkara dalam Islam, lalu kami mempercayainya, beriman kepadanya, dan mengikutinya sesuai yang dibawanya dari Allah. Maka, kami pun menyembah Allah semata, tidak menyekutukan sesuatu pun dengannya, mengharamkan apa pig diharamkan Allah pada kami, dan menghalalkan apa yang dihalalkan-Nya bagi kami. Kaum kami memusuhi kami, menyiksa kami, memaksa kami keluar dari agama kami untuk kembali menyembah berhala, menghalalkan perilaku-perilaku keji yang dahulu kami halalkan. Ketika mereka telah menindas, menzalimi, mendesak kami serta menghalangi kami untuk menjalankan agama kami, maka kami keluar ke negerimu. Kami memilihmu daripada yang lain, dan kami senang berada dalam suakamu. Kami berharap kami tidak dianiaya di sisimu, wahai Raja!" Raja Najasyi bertanya kepadanya, Apakah kamu bisa menyampaikan sedikit dari yang dibawanya dari Allah?" Ja`far berkata, "Ya." Raja Najasyi berkata kepadanya, Bacakanlah padaku!" Kemudian Ja`far membaca awal surat Maryam. Demi Allah, raja Najasyi menangis hingga jenggotnya basah, dan para uskupnya juga ikut menangis hingga membasahi kitab suci mereka ketika mereka mendengarkan apa yang dibacakan pada mereka. Kemudian Raja Najasyi berkata, "Inilah yang ini dan yang dibawa oleh Musa pasti bersumber dari satu cahaya. Pergilah kalian berdua! Demi Allah, aku tidak mau menyerahkan mereka kepada kalian berdua." Kemudian dia berkata, "Pergilah kalian! Kalian aman di negeriku. Barangsiapa menyentuh kalian, maka dia bertanggungjawab. Barangsiapa menyentuh kalian, maka dia bertanggungjawab. Barangsiapa menyentuh kalian, maka dia bertanggungjawab. Aku tidak suka memiliki segunung emas tetapi aku menganiaya salah seorang di antara kalian. Kembalikanlah hadiah kepada dua orang itu! Demi Allah, Allah tidak mengambil suap dariku ketika Dia mengembalikan kerajaan kepadaku, sehingga aku pun tidak perlu mengambil suap dalam menjalankan kerajaanku." Kemudian keduanya (Abdullah bin Abu Rabi`ah dan Amr bin Al Ash) keluar dari hadapan Raja Najasyi dalam keadaan terhina dan ditolak apa yang keduanya bawa. Dan kami tinggal di negerinya dalam sebagai sebaik-baik negeri bersama sebaik-baik pemberi suaka.