Daftar Kitab

Halaman 646



Teks Arab

حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو، ثَنَا أَبُو حُصَيْنٍ الْوَادِعِيُّ، ثَنَا يَحْيَى الْحِمَّانِيُّ، ثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ الْمُبَارَكِ، عَنْ صَفْوَانَ بْنِ عَمْرٍو، حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: جَلَسْنَا إِلَى الْمِقْدَادِ بْنِ الْأَسْوَدِ يَوْمًا، فَمَرَّ بِهِ رَجُلٌ فَقَالَ: طُوبَى لِهَاتَيْنِ الْعَيْنَيْنِ اللَّتَيْنِ رَأَتَا رَسُولَ اللهِ ، وَاللهِ لَوَدِدْنَا أَنَّا رَأَيْنَا مَا رَأَيْتَ، وَشَهِدْنَا مَا شَهِدْتَ، فَاسْتَمَعْتُ فَجَعَلْتُ أَعْجَبُ، مَا قَالَ إِلَّا خَيْرًا، ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْهِ فَقَالَ: مَا يَحْمِلُ أَحَدُكُمْ عَلَى أَنْ يَتَمَنَّى مَحْضَرًا غَيَّبَهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَنْهُ، لَا يَدْرِي لَوْ شَهِدَهُ كَيْفَ كَانَ يَكُونُ فِيهِ، وَاللهِ لَقَدْ حَضَرَ رَسُولَ اللهِ أَقْوَامٌ كَبَّهَمُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ فِي جَهَنَّمَ، لَمْ يُجِيبُوهُ وَلَمْ يُصَدِّقُوهُ، أَوَ لَا تَحْمَدُونَ اللهَ إِذْ أَخْرَجَكُمُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ لَا تَعْرِفُونَ إِلَّا رَبَّكُمْ، مُصَدِّقِينَ بِمَا جَاءَ بِهِ نَبِيُّكُمْ عَلَيْهِ السَّلَامُ، وَقَدْ كُفِيتُمُ الْبَلَاءَ بِغَيْرِكُمْ، وَاللهِ لَقَدْ بُعِثَ النَّبِيُّ عَلَى أَشَدِّ حَالٍ بُعِثَ عَلَيْهِ نَبِيٌّ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ فِي فَتْرَةٍ وَجَاهِلِيَّةٍ مَا يَرَوْنَ دِينًا أَفْضَلَ مِنْ عِبَادَةِ الْأَوْثَانِ، فَجَاءَ بِفُرْقَانٍ فَرَّقَ بِهِ بَيْنَ الْحَقِّ وَالْبَاطِلِ، وَفَرَّقَ بَيْنَ الْوَالِدِ وَوَلَدِهِ، حَتَّى إِنَّ الرَّجُلَ لَيَرَى وَالِدَهُ أَوْ وَلَدَهُ أَوْ أَخَاهُ كَافِرًا وَقَدْ فَتْحَ اللهُ تَعَالَى قُفْلَ قَلْبِهِ ⦗١٧٦⦘ لِلْإِيمَانِ، لِيَعْلَمَ أَنَّهُ قَدْ هَلَكَ مَنْ دَخَلَ النَّارَ فَلَا تَقَرُّ عَيْنُهُ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّ حَمِيمَهُ فِي النَّارِ، وَأَنَّهَا لَلَّتِي قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: {رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ} [الفرقان: ٧٤] "

Teks Indonesia

Ja`far bin Muhammad bin Amr menceritakan kepada kami, Abu Hushain Al Wadi`i menceritakan kepada kami, Yahya Al Himmani menceritakan kepada kami, Abdullah bin Mubarak menceritakan kepada kami dari Shafwan bin Amr, Abdurrahman bin Nufair menceritakan kepadaku dari ayahnya, dia berkata, "Pada suatu hari kami duduk bersama Miqdad bin Al Aswad, lalu lewatlah seorang laki-laki. Kemudian orang itu berkata, "Surgalah bagi dua mata yang pernah melihat Rasulullah ﷺ. Demi Allah, kami benar-benar ingin melihat seperti yang engkau lihat, dan menyaksikan apa yang engkau saksikan, sehingga aku bisa menikmati dan mengagumi." Miqdad bin Al Aswad menghadap ke orang itu dan berkata, "Apa yang mendorong salah seorang dari kalian mengharapkan kehadiran sesuatu yang dijadikan Allah sebagai perkara gaib baginya, sedangkan dia tidak mengetahui keadaan dirinya seandainya dia menyaksikannya. Demi Allah, seandainya kaum-kaum itu hidup bersama Rasulullah ﷺ, maka Allah akan menjungkirkan ubun-ubun mereka di neraka Jahanam manakala mereka tidak menjawab ajakan beliau dan tidak membenarkan ucapan beliau. Tidakkah kalian memuji Allah karena Allah telah mengeluarkan kalian dalam keadaan tidak mengenal selain Rabb kalian, membenarkan apa yang dibawa oleh Nabi kalian SAW, dan kalian terlindung dari bencana oleh kaum lain? Demi Allah, Nabi ﷺ diutus dalam seburuk-buruk keadaan, yaitu masa kekosongan wahyu dan jahiliyah. Mereka tidak melihat adanya agamanya yang lebih baik daripada menyembah berhala, lalu beliau datang dengan membawa Al Furqan yang membedakan antara yang haq dan yang batil, memisahkan antara orang tua dan anaknya, hingga ada seseorang yang melihat ayahnya, atau anaknya, atau saudaranya kafir, sedangkan Allah telah membuka kunci hatinya untuk beriman, supaya dia tahu bahwa binasalah orang yang masuk neraka. Jadi, hatinya tidak tenang saat dia tahu bahwa orang yang dicintainya berada di neraka. Itulah alasan Allah berfirman, "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami)." (Qs. Al Furqaan 25: 74)