Daftar Kitab

Halaman 103



Teks Arab

حَدَّثَنَا أَبُو عَمْرِو بْنُ حَمْدَانَ، ثَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، ثَنَا عَلِيُّ بْنُ مَيْمُونٍ الْعَطَّارُ، وَالْحَسَنُ الْبَزَّازُ، قَالَا: ثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْحُنَيْنِيُّ، ثَنَا أُسَامَةُ بْنُ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، قَالَ: قَالَ لَنَا عُمَرُ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ: أَتُحِبُّونَ أَنْ أُعْلِمَكُمْ أَوَّلَ إِسْلَامِي؟ قُلْنَا: نَعَمْ، قَالَ: كُنْتُ مِنْ أَشَدِّ النَّاسِ عَدَاوَةً إِلَى رَسُولِ اللهِ ، قَالَ: فَأَتَيْتُ النَّبِيَّ فِي دَارٍ عِنْدَ الصَّفَا، فَجَلَسْتُ بَيْنَ يَدَيْهِ فَأَخَذَ بِمَجْمَعِ قَمِيصِي ثُمَّ قَالَ: أَسْلِمْ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ، اللهُمَّ اهْدِهِ، قَالَ: فَقُلْتُ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّكَ رَسُولُ اللهِ، قَالَ: فَكَبَّرَ الْمُسْلِمُونَ تَكْبِيرَةً سُمِعَتْ فِي طُرُقِ مَكَّةَ، قَالَ: وَقَدْ كَانُوا مُسْتَخْفِينَ، وَكَانَ الرَّجُلُ إِذَا أَسْلَمَ تَعَلَّقَ الرِّجَالُ بِهِ فَيَضْرِبُونَهُ وَيَضْرِبُهُمْ، فَجِئْتُ إِلَى خَالِي فَأَعْلَمْتُهُ، فَدَخَلَ الْبَيْتَ وَأَجَافَ الْبَابَ، قَالَ: وَذَهَبْتُ إِلَى رَجُلٍ مِنْ كِبَارِ قُرَيْشٍ فَأَعْلَمْتُهُ فَدَخَلَ الْبَيْتَ، فَقُلْتُ فِي نَفْسِي: مَا هَذَا بِشَيْءٍ، النَّاسُ يُضْرَبُونَ وَأَنَا لَا يَضْرِبُنِي أَحَدٌ، فَقَالَ رَجُلٌ: أَتُحِبُّ أَنْ يُعْلَمَ بِإِسْلَامِكَ؟ قُلْتُ: نَعَمْ، قَالَ: إِذَا جَلَسَ النَّاسُ فِي الْحِجْرِ فَائْتِ فُلَانًا وَقُلْ لَهُ: صَبَوْتُ، فَإِنَّهُ قَلَّ مَا يَكْتُمُ سِرًّا، فَجِئْتُهُ فَقُلْتُ: تَعْلَمُ أَنِّي قَدْ صَبَوْتُ؟ فَنَادَى بِأَعْلَى صَوْتِهِ إِنَّ ابْنَ الْخَطَّابِ قَدْ صَبَأَ، فَمَا زَالُوا يَضْرِبُونَنِي وَأَضْرِبُهُمْ، فَقَالَ خَالِي: يَا قَوْمُ إِنِّي قَدْ أَجَرْتُ ابْنَ أُخْتِي، فَلَا يَمَسَّهُ أَحَدٌ، فَانْكَشَفُوا عَنِّي، فَكُنْتُ لَا أَشَاءُ أَنْ أَرَى أَحَدًا مِنَ الْمُسْلِمِينَ يُضْرَبُ إِلَّا رَأَيْتُهُ فَقُلْتُ: النَّاسُ يُضْرَبُونَ وَلَا أُضْرَبُ، فَلَمَّا جَلَسَ النَّاسُ فِي الْحِجْرِ أَتَيْتُ خَالِي، قَالَ: قُلْتُ: تَسْمَعُ؟ قَالَ: مَا أَسْمَعُ؟ قُلْتُ: جِوَارُكَ رَدٌّ عَلَيْكَ، قَالَ: لَا تَفْعَلْ، قَالَ: فَأَبَيْتُ، قَالَ: فَمَا شِئْتَ، قَالَ: فَمَا زِلْتُ أَضْرِبُ وَأُضْرَبُ حَتَّى أَظْهَرَ اللهُ تَعَالَى الْإِسْلَامَ " قَالَ الشَّيْخُ رَحِمَهُ اللهُ: كَانَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ مُخَصَّصًا بِالسَّكِينَةِ فِي ⦗٤٢⦘ الْإِنْطَاقِ، وَمُحَرَّزًا مِنَ الْقَطِيعَةِ وَالْفِرَاقِ، وَمُشْهَرًا فِي الْأَحْكَامِ بِالْإِصَابَةِ وَالْوِفَاقِ. وَقَدْ قِيلَ: إِنَّ التَّصَوُّفَ الْمُوَافَقَةُ لِلْحَقِّ، وَالْمُفَارَقَةُ لِلْخَلْقِ

Teks Indonesia

Abu Amr bin Hamdan menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Sufyan menceritakan kepada kami, Ali bin Maimun Al Aththar dan Al Hasan Al Bazzaz menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Ishaq bin Ibrahim Al Hunaini menceritakan kepada kami, Usamah bin Zaid bin Aslam menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari kakeknya, dia berkata: Umar RA berkata kepada kami, "Maukah kalian kuberitahu awal mula keislamanku?" Kami menjawab, "Mau." Dia berkata, "Dahulu aku termasuk orang yang paling keras memusuhi Rasulullah ﷺ" Umar melanjutkan: Lalu aku mendatangi Nabi ﷺ di sebuah rumah di bukit Shafa, lalu duduk di hadapannya. Beliau memegang ikatan gamisku dan berkata, "Masuk Islamlah, wahai Ibnu Khaththab! Ya Allah, berilah dia hidayah." Umar melanjutkan: Lalu aku berkata, "Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa engkau adalah Utusan Allah. Kemudian kaum muslimin bertakbir dengan suara takbir yang terdengar di jalan-jalan Makkah." Umar melanjutkan, "Mereka adalah orang-orang yang lemah. Apabila seseorang masuk Islam, maka orang-orang akan mengeroyoknya dan memukulnya, dan dia membalas memukul mereka. Lalu aku datang kepada pamanku untuk memberitahunya tentang keislamanku. Dia masuk Hannah dan menutup pintu." Umar melanjutkan, "Kemudian aku pergi menemui salah seorang pembesar Quraisy untuk memberitahunya, dan dia pun masuk rumah. Kemudian aku berkata dalam hati, `Ini tidak masalah bagiku. Orang-orang dipukuli, sedangkan aku, tidak seorang pun yang memukulku`. Kemudian seseorang berkata, `Apakah kamu ingin keislamanmu diketahui banyak orang?` Aku menjawab, `Ya`. Dia berkata, `Jika orang-orang duduk di Hajar Aswad, maka datangilah fulan dan katakan kepadanya bahwa engkau telah keluar dari agama nenek moyang, karena dia jarang sekali bisa menutupi rahasia`. Kemudian aku mendatanginya dan berkata, `Kamu tahu bahwa aku telah keluar dari agama nenek moyang?` Benar saja, dia berteriak dengan suara yang sekeras-kerasnya bahwa Umar bin Khaththab telah keluar dari agama nenek moyang. Kemudian, mereka tidak henti-hentinya memukuliku, dan aku membalas pukulan mereka. Lalu pamanku berkata, `Hai orang-orang Quraisy! Aku memberi suaka kepada keponakanku itu. Jangan ada seorang pun yang menyentuhnya!` Kemudian mereka pun menyingkir dariku. Aku tidak ingin melihat salah seorang dari kaum muslimin yang dipukul, melainkan aku melihatnya dan berkata dalam hati, `Orang-orang dipukuli, sedangkan aku tidak`. Ketika orang-orang duduk di Hajar Aswad, aku mendatangi pamanku dan berkata, `Apakah kamu dengar?` Dia bertanya, `Apa yang kudengar?` Aku berkata, `Suakamu telah kukembalikan kepadamu`. Dia berkata, `Jangan lakukan itu`!" Umar melanjutkan, "Aku kemudian menolak permintaannya itu. Lalu, terus-menerus dipukuli hingga Allah memenangkan Islam." Syaikh (Abu Nu`aim) berkata: Umar dikarunia keistimewaan berupa ketenangan dalam tutur katanya, terjaga dari tindakan memutus sesuatu yang tersambung dan memecah sesuatu yang bersatu, serta dikaruniai ketetapan dalam menetapkan hukum.