Halaman 2029
Teks Arab
حَدَّثَنَا أَبُو عَبْدِ اللهِ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ الْكَاتِبُ، قَالَ: ثنا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الطُّوسِيُّ، قَالَ: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْكَرِيمِ، قَالَ: ثنا الْهَيْثَمُ بْنُ عَدِيٍّ، قَالَ: ثنا أَبُو بَكْرٍ الْهُذَلِيُّ، قَالَ: كُنَّا نَجْلِسُ عِنْدَ الْحَسَنِ فَأَتَاهُ آتٍ فَقَالَ: يَا أَبَا سَعِيدٍ دَخَلْنَا آنِفًا ⦗١٤٥⦘ عَلَى عَبْدِ اللهِ بْنِ الْأَهْتَمِ فَإِذَا هُوَ يَجُودُ بِنَفْسِهِ فَقُلْنَا: يَا أَبَا مَعْمَرٍ كَيْفَ تَجِدُكَ؟ قَالَ: أَجِدُنِي وَاللهِ وَجِعًا وَلَا أَظُنُّنِي إِلَّا لَمَّا بِي وَلَكِنْ مَا تَقُولُونَ فِي مِائَةِ أَلْفٍ فِي هَذَا الصُّنْدُوقِ لَمْ تُؤَدَّ مِنْهَا زَكَاةٌ وَلَمْ يوصَلْ مِنْهَا رَحِمٌ فَقُلْنَا: يَا أَبَا مَعْمَرٍ فَلِمَ كُنْتَ تَجْمَعُهَا؟ قَالَ: كُنْتُ وَاللهِ أَجْمَعُهَا لِرَوْعَةِ الزَّمَانِ وَجَفْوَةِ السُّلْطَانِ وَمُكَاثَرَةِ الْعَشِيرَةِ فَقَالَ الْحَسَنُ: انْظُرُوا هَذَا الْبَائِسَ أَنَّى أَتَاهُ الشَّيْطَانُ فَحَذَّرَهُ رَوْعَةَ زَمَانِهِ وَجَفْوَةَ سُلْطَانِهِ عَمَّا اسْتَوْدَعَهُ اللهُ إِيَّاهُ وَعَمَّرَهُ فِيهِ خَرَجَ وَاللهِ مِنْهُ كَئِيبًا حَزِينًا ذَمِيمًا مَلُومًا، إِيهًا عَنْكَ أَيُّهَا الْوَارِثُ، لَا تُخْدَعُ كَمَا خُدِعَ صُوَيْحِبُكَ أَمَامَكَ أَتَاكَ هَذَا الْمَالُ حَلَالًا فَإِيَّاكَ وَإِيَّاكَ أَنْ يَكُونَ وَبَالًا عَلَيْكَ، أَتَاكَ وَاللهِ مِمَّنْ كَانَ لَهُ جَمُوعًا مَنُوعًا يَدْأَبُ فِيهِ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ يَقْطَعُ فِيهِ الْمَفَاوِزَ وَالْقِفَارَ، مِنْ بَاطِلٍ جَمَعَهُ وَمِنْ حَقٍّ مَنَعَهُ جَمَعَهُ فَأَوْعَاهُ وَشَدَّهُ فَأَوْكَاهُ لَمْ يُؤَدِّ مِنْهُ زَكَاةً وَلَمْ يَصِلْ مِنْهُ رَحِمًا إِنَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ذُو حَسَرَاتٍ، وَإِنَّ أَعْظَمَ الْحَسَرَاتِ غَدًا أَنْ يَرَى أَحَدُكُمْ مَالَهُ فِي مِيزَانِ غَيْرِهِ أَوَتَدْرُونَ كَيْفَ ذَاكُمْ؟ رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مَالًا وَأَمَرَهُ بِإِنْفَاقِهِ فِي صُنُوفِ حُقُوقِ اللهِ فَبَخِلَ بِهِ فَوَرَّثَهُ هَذَا الْوَارِثَ فَهُوَ يَرَاهُ فِي مِيزَانِ غَيْرِهِ، فَيَا لَهَا عَثْرَةٌ لَا تُقَالُ وَتَوْبَةٌ لَا تُنَالُ
Teks Indonesia
Abu Abdullah bin Muhammad bin Abdullah Al Katib menceritakan kepada kami, ia berkata: Al Hasan bin Ali Ath-Thusi menceritakan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin Abdul Karim menceritakan kepada kami, ia berkata: Al Haitsam bin Adi menceritakan kepada kami, ia berkata: Abu Bakar Al Hudzali menceritakan kepada kami, ia berkata: Kami pernah duduk di hadapan Al Hasan, lalu seseorang mendatanginya, lalu berkata, "Wahai Abu Sa’id, tadi kami masuk ke tempat Abdullah bin Al Ahtam, ternyata ia sedang naza’ (sekarat kematian), maka kami berkata, ‘Wahai Abu Ma’mar, bagaimana yang engkau rasakan?’ Ia berkata, ‘Demi Allah, aku merasakan sakit. Dan aku tidak menduga diriku kecuali telah dilakukan terhadapku, akan tetapi, bagaimana menurut kalian mengenai seratus ribu di dalam kotak ini yang tidak ditunaikan zakatnya, dan tidak digunakan untuk silaturahim darinya?’ Kami pun berkata, ‘Wahai Abu Ma’mar, mengapa engkau mengumpulkannya?’ Ia berkata, ‘Demi Allah, aku mengumpulkannya untuk menghadapi kengerian zaman, ketidak pedulian penguasa dan banyaknya keluarga.” Lalu Al Hasan berkata, ‘Lihatlah kepada orang yang menyedihkan itu. Syetan mendatanginya lalu memperingatkannya akan kengerian zamannya dan ketidak pedulian penguasanya sehingga tidak mengindahkan apa yang telah Allah titipkan kepadanya dan Allah panjang umurnya di dalamnya. Demi Allah, ia keluar darinya dalam keadaan sedih, berduka, hina lagi tercela. Perhatikanlah olehmu wahai pewaris, janganlah engkau terpedaya sebagaimana terpedayanya teman kecilmu di hadapanmu. Datang harta ini kepadamu dalam keadaan halal, maka hendaklah engkau, tidak membiarkan itu menjadi petaka atasmu. Demi Allah, harta itu datang kepadamu dari orang yang telah menghimpunkan dengan menahan, yang untuk itu ia telah melalui malam dan siang dimana ia menempuh padang pasir dan hutan belantara, dari yang bathil ia mengumpulkannya dan terhadap yang berhak ia menahannya. Ia mengumpulkannya lalu menyimpannya dan mengikatnya, lalu menahannya tanpa menunaikan zakatnya dan tidak menyambung silaturahim darinya. Sesungguhnya Hari Kiamat itu memiliki penyesalan-penyesalan. Esok seseorang kalian akan melihat hartanya di dalam timbangan orang lain. Tahukah kalian bagaimana itu? Seseorang diberi harta oleh Allah dan diperintahkan untuk menginfakkannya kepada golongan-golongan yang telah ditetapkan dengan hak-hak Allah, namun ia pelit tidak menunaikannya, lalu diwarisi oleh pewaris ini, maka ia melihatnya di dalam timbangan orang lain. Duhai, sungguh itu ketergelinciran yang sangat dan taubat yang tidak diraih’.”