Halaman 1995
Teks Arab
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ خَلَّادٍ، أَخْبَرَنَا الْحَارِثُ بْنُ أَبِي أُسَامَةَ، ثنا كَثِيرُ بْنُ هِشَامٍ، قَالَ: ثنا جَعْفَرُ بْنُ بُرْقَانَ، قَالَ: ثنا حَبِيبُ بْنُ أَبِي مَرْزُوقٍ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ، عَنْ أَبِي مُسْلِمٍ الْخَوْلَانِيِّ، قَالَ: دَخَلْتُ مَسْجِدَ دِمَشْقَ فَإِذَا فِيهِ نَحْوٌ مِنْ ثَلَاثِينَ كَهْلًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ ﷺ وَإِذَا فِيهِمْ شَابٌّ أَكْحَلُ الْعَيْنَيْنِ بَرَّاقُ الثَّنَايَا لَا يَتَكَلَّمُ سَاكِتٌ فَإِذَا امْتَرَى الْقَوْمُ فِي شَيْءٍ أَقْبَلُوا عَلَيْهِ فَسَأَلُوهُ فَقُلْتُ لِجَلِيسٍ لِي: مَنْ هَذَا؟ قَالَ: هَذَا مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ فَوَقَعَ فِي نَفْسِي حُبُّهُ فَمَكَثْتُ مَعَهُمْ حَتَّى تَفَرَّقُوا ثُمَّ هَجَّرْتُ إِلَى الْمَسْجِدِ فَإِذَا مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ قَائِمٌ يُصَلِّي إِلَى سَارِيَةٍ فَصَلَّيْتُ ثُمَّ جَلَسْتُ فَاحْتَبَيْتُ بِرِدَائِي وَجَلَسَ فَسَكَتُّ لَا أُكَلِّمُهُ وَسَكَتَ لَا يُكَلِّمُنِي ثُمَّ قُلْتُ: إِنِّي وَاللهِ لَأُحِبُّكَ قَالَ: فِيمَ تُحِبُّنِي؟ قُلْتُ: فِي اللهِ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ: فَأَخَذَ بِحُبْوَتِي فَجَرَّنِي إِلَيْهِ هُنَيْهَةً ثُمَّ قَالَ: أَبْشِرْ إِنْ كُنْتَ صَادِقًا، فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: الْمُتَحَابُّونَ فِي جَلَالِي لَهُمْ مَنَابِرُ مِنْ نُورٍ يَغْبِطُهُمُ النَّبِيُّونَ وَالشُّهَدَاءُ قَالَ: فَخَرَجْتُ فَلَقِيتُ عُبَادَةَ بْنَ الصَّامِتِ فَقُلْتُ: يَا أَبَا الْوَلِيدِ أَلَا أُحَدِّثُكَ مَا حَدَّثَنِي بِهِ مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ فِي الْمُتَحَابِّينَ قَالَ: وَأَنَا أُحَدِّثُكَ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ يَرْفَعُهُ إِلَى الرَّبِّ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ: حَقَّتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَحَابِّينَ فِيَّ وَحَقَّتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَزَاوِرِينَ فِيَّ وَحَقَّتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَنَاصِحِينَ فِيَّ
Teks Indonesia
Abu Bakar bin Khallad menceritakan kepada kami, Al Harits bin Abu Usamah mengkabarkan kepada kami, Katsir bin Hisyam menceritakan kepada kami, ia berkata: Ja’far bin Burqan menceritakan kepada kami, ia berkata: Habib bin Abu Marzuq menceritakan kepada kami dari Atha` bin Abu Rabah, dari Abu Muslim Al Khaulani, ia berkata, “Aku masuk masjid Dimasyq, ternyata di sana ada sekitar tiga puluhan orang dari sahabat Nabi Di antara mereka terdapat seorang pemuda yang matanya bercela dan pakaiannya mengkilat, ia diam saja tidak berkata-kata. Bila orang-orang berdebat mengenai sesuatu, mereka menoleh kepadanya lalu menanyakan kepadanya, maka aku berkata kepada teman dudukku, ‘Siapa orang itu?’ Ia menjawab, ‘Mu’adz bin Jabal.’ Maka munculkan di dalam diriku kecintaan terhadapnya. Lalu aku pun menetap bersama mereka hingga mereka berpencar. Kemudian aku bersegera ke masjid, ternyata Mu’adz bin Jabal sedang berdiri melaksanakan shalat ke salah satu pagar, maka aku pun shalat. Kemudian aku duduk dan menutupi diriku dengan sorbanku, lalu ia duduk dan aku diam tidak berbicara kepadanya, ia pun diam tidak berbicara kepadaku. Kemudian aku berkata, ‘Demi Allah, sesungguhnya aku mencintaimu.’ Ia berkata, ‘Karena apa?’ Aku berkata, ‘Karena Allah Maka ia pun meraih bajuku dan menarikku sedikit kepadanya, kemudian berkata, ‘Bergembiralah jika engkau benar begitu, karena sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah bersabda, `Orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku, maka bagi mereka mimbar-mimbar dari cahaya sehingga para nabi dan para syuhada iri kepada mereka.` Kemudian aku keluar (dari masjid), lalu aku berjumpa dengan Ubadah bin Ash-Shamit, maka aku katakan kepadanya, ‘Wahai Abu Al Walid, maukah aku ceritakan kepadamu apa yang diceritakan oleh Mu’adz bin Jabal tentang orang-orang yang saling mencintai karena Allah?’ Ia berkata, ‘Dan aku akan menceritakan kepadamu dari Nabi yang beliau sandarkan kepada Rabb Kecintaan-Ku meliputi orang-orang yang saling mencintai karena Aku, kecintaan-Ku meliputi orang-orang yang saling mengunjungi karena Aku, dan kecintaan-Ku meliputi orang-orang yang saling menasihati karena Akd.n™>