Halaman 1993
Teks Arab
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ مُحَمَّدٍ، قَالَ: ثنا أَبُو زُرْعَةَ، قَالَ: ثنا سَعِيدُ بْنُ أَسَدٍ، قَالَ: ثَنَا ضَمْرَةُ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَطَاءٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: كَانَ أَبُو مُسْلِمٍ الْخَوْلَانِيُّ إِذَا انْصَرَفَ إِلَى مَنْزِلِهِ مِنَ الْمَسْجِدِ كَبَّرَ عَلَى بَابِ مَنْزِلِهِ فَتُكَبِّرُ امْرَأَتُهُ فَإِذَا كَانَ فِي صَحْنِ دَارِهِ ⦗١٣٠⦘ كَبَّرَ فَتُجِيبُهُ امْرَأَتُهُ وَإِذَا بَلَغَ بَابَ بَيْتِهِ كَبَّرَ فَتُجِيبُهُ امْرَأَتُهُ فَانْصَرَفَ ذَاتَ لَيْلَةٍ فَكَبَّرَ عِنْدَ بَابِ دَارِهِ فَلَمْ يُجِبْهُ أَحَدٌ فَلَمَّا كَانَ فِي الصَّحْنِ كَبَّرَ فَلَمْ يُجِبْهُ أَحَدٌ فَلَمَّا كَانَ عِنْدَ بَابِ بَيْتِهِ كَبَّرَ فَلَمْ يُجِبْهُ أَحَدٌ وَكَانَ إِذَا دَخَلَ بَيْتَهُ أَخَذَتِ امْرَأَتُهُ رِدَاءَهُ وَنَعْلَيْهِ ثُمَّ أَتَتْهُ بِطَعَامِهِ قَالَ: فَدَخَلَ الْبَيْتَ فَإِذَا الْبَيْتُ لَيْسَ فِيهِ سِرَاجٌ وَإِذَا امْرَأَتُهُ جَالِسَةٌ فِي الْبَيْتِ مُنَكِّسَةٌ تَنْكُتُ بِعُودٍ مَعَهَا فَقَالَ لَهَا: مَا لَكِ؟ قَالَتْ: أَنْتَ لَكَ مَنْزِلَةٌ مِنْ مُعَاوِيَةَ وَلَيْسَ لَنَا خَادِمٌ فَلَوْ سَأَلْتَهُ فَأَخْدَمَنَا وَأَعْطَاكَ فَقَالَ: " اللهُمَّ مَنْ أَفْسَدَ عَلَيَّ امْرَأَتِي فَأَعْمِ بَصَرَهَا قَالَ: وَقَدْ جَاءَتْهَا امْرَأَةٌ قَبْلَ ذَلِكَ فَقَالَتْ لَهَا: زَوْجُكِ لَهُ مَنْزِلَةٌ مِنْ مُعَاوِيَةَ فَلَوْ قُلْتِ لَهُ يَسْأَلُ مُعَاوِيَةَ يَخْدُمُهُ وَيُعْطِيهِ عِشْتُمْ قَالَ: فَبَيْنَا تِلْكَ الْمَرْأَةُ جَالِسَةٌ فِي بَيْتِهَا إِذْ أَنْكَرَتِ بَصَرَهَا فَقَالَتْ: مَا لِسِرَاجِكُمْ طُفِئَ؟ قَالُوا: لَا، فَعَرَفَتْ ذَنْبَهَا فَأَقْبَلَتْ إِلَى أَبِي مُسْلِمٍ تَبْكِي وَتَسْأَلُهُ أَنْ يَدْعُوَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَهَا أَنْ يَرُدَّ عَلَيْهَا بَصَرَهَا قَالَ: فَرَحِمَهَا أَبُو مُسْلِمٍ فَدَعَا اللهَ لَهَا فَرَدَّ عَلَيْهَا بَصَرَهَا وَمِنْ مَسَانِيدَ حَدِيثِهِ
Teks Indonesia
Muhammad bin Ahmad bin Muhammad menceritakan kepada kami, ia berkata: Abu Zur’ah menceritakan kepada kami, ia berkata: Sa’id bin Asad menceritakan kepada kami, ia berkata: Dhamrah menceritakan kepada kami dari Utsman bin Atha`, dari ayahnya, ia berkata, “Adalah Abu Muslim Al Khaulani, apabila pulang ke rumahnya dari masjid, ia bertakbir di depan pintu rumahnya, maka isterinya pun bertakbir. Bila ia di pekarangan rumah, ia bertakbir, maka isterinya pun menjawabnya. Dan bila ia mencapai pintu rumahnya, ia bertakbir, maka isterinya pun menjawabnya. Pada suatu malam ia pulang lalu bertakbir di depan pintu rumahnya, namun tidak seorang pun menjawabnya, lalu ketika di pekarangan ia bertakbir namun tidak seorang pun menjawabnya, lalu ketika sampai di pintu rumahnya ia bertakbir namun tidak seorang pun menjawabnya. Biasanya bila telah ia masuk ke rumahnya, isterinya mengambilkan sorbannya dan kedua sandalnya, kemudian membawakan makanannya. Namun kali ini setelah ia masuk rumah, ternyata di rumah tidak ada lampu, sementara isterinya sedang duduk di rumah sambil menunduk memainkan sebatang ranting,- maka ia pun bertanya kepadanya, `Ada apa denganmu?’ Ia berkata, ‘Engkau mempunyai kedudukan di sisi Mu’awiyah, tapi kita tidak mempunyai pelayan. Sebaiknya engkau meminta kepadanya agar ada orang yang melayani kita sehingga ia memberikan itu kepadamu.’ Abu Muslim berkata, ‘Ya Allah, siapa yang telah merusakkan isteriku terhadapku maka butakanlah penglihatannya.’ Sebelumnya ada seorang wanita yang mendatangi isterinya Abu Muslim, lalu ia mengatakan kepadanya, ‘Suamimu itu memiliki kedudukan di sisi Mu’awiyah, sebaiknya engkau katakan kepadanya supaya meminta Mu’awiyah memberi pelayan kepadanya, lalu ia akan memberinya sehingga kalian bisa hidup (sejahtera).’ Kemudian ketika wanita tersebut sedang duduk di rumahnya, tiba-tiba penglihatannya pudar, maka ia pun berkata, ‘Mengapa lampunya padam?’ Mereka (yang ada di rumahnya) berkata, ‘Tidak padam.’ Maka wanita itu pun tahun kesalahannya. Lalu ia pun datang menemui Abu Muslim sambil menangis, dan meminta agar berdoa kepada Allah supaya mengembalikan penglihatannya. Maka Abu Muslim pun merasa kasihan kepadanya, lalu ia pun berdoa kepada Allah, lalu Allah pun mengembalikan penglihatannya.” Di antara hadits-haditsnya yang musnad.