Daftar Kitab

Halaman 1183



Teks Arab

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ خَلَّادٍ، ثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِسْحَاقَ الْقَاضِي، ثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ حَمْزَةَ، عَنْ حَمْزَةَ بْنِ أَبِي مُحَمَّدٍ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ دِينَارٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، " أَنَّ رَجُلًا، أَتَاهُ يَسْأَلُهُ عَنِ السَّمَاوَاتِ، وَالْأَرْضِ، {كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا} [الأنبياء: ٣٠]، قَالَ: اذْهَبْ إِلَى ذَلِكَ الشَّيْخِ فَاسْأَلْهُ، ثُمَّ تَعَالَى فَأَخْبِرْنِي مَا قَالَ، فَذَهَبَ إِلَى ابْنِ عَبَّاسٍ فَسَأَلَهُ، فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: كَانَتِ السَّمَاوَاتُ رَتْقًا لَا تُمْطِرُ، وَكَانَتِ الْأَرْضُ رَتْقًا لَا تُنْبِتُ، فَفَتَقَ هَذِهِ بِالْمَطَرِ، وَفَتَقَ هَذِهِ بِالنَّبَاتِ فَرَجَعَ الرَّجُلُ إِلَى ابْنِ عُمَرَ فَأَخْبَرَهُ، فَقَالَ: إِنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ قَدْ أُوتِيَ عِلْمًا، صَدَقَ هَكَذَا كَانَتَا، ثُمَّ قَالَ ابْنُ عُمَرَ: قَدْ كُنْتُ أَقُولُ: مَا يُعْجِبُنِي جُرْأَةُ ابْنِ عَبَّاسٍ عَلَى تَفْسِيرِ الْقُرْآنِ، فَالْآنَ قَدْ عَلِمْتُ أَنَّهُ قَدْ أُوتِيَ عِلْمًا "

Teks Indonesia

Abu Bakar bin Khallad menceritakan kepada kami, Ismail bin Ishaq Al Qadhi menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Hamzah menceritakan kepada kami dari Hamzah bin Abu Muhammad, dari Abdullah bin Dinar, dari Ibnu Umar, bahwa seseorang datang kepadanya untuk bertanya tentang langit dan bumi yang dijelaskan dalam firman Allah, "Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. "(Qs. Al Anbiyaa" 21: 30) Ibnu Umar berkata kepada orang itu, "Pergilah dan temuilah syaikh ini, kemudian tanyakan masalah ini kepadanya. Setelah itu, kesinilah dan beritahu aku apa jawabannya." Orang kemudian itulah pergi menemui Ibnu Abbas untuk bertanya, lalu Ibnu Abbas menjawab, "Dahulu langit ini buntu, tidak meneteskan hujan. Dahulu bumi ini juga buntu, tidak mengeluarkan tumbuhan. Kemudian Allah melubangi yang ini dengan hujan, dan yang ini dengan tumbuhan." Laki-laki tersebut kembali ke tempat Ibnu Umar untuk memberitahu jawaban Ibnu Abbas. Ibnu Umar berkata, "Ibnu Abbas benar-benar telah dikaruniai ilmu. Dia benar, seperti itulah langit dan bumi dulu kala." Ibnu Umar kemudian berkata, "Dulu aku heran dengan keberanian Ibnu Abbas dalam menafsirkan Al Qur’an. Tetapi sekarang aku tahu bahwa dia memang telah dikaruniai ilmu."