Daftar Kitab

Halaman 991



Teks Arab

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ شِبْلٍ، ثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، ثَنَا مُعْتَمِرُ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ أَبِيهِ، ثَنَا أَبُو عُثْمَانَ، عَنْ أَبِي بُرْدَةَ، قَالَ: لَمَّا حَضَرَ أَبَا مُوسَى الْوَفَاةُ قَالَ: يَا بَنِيَّ اذْكُرُوا صَاحِبَ الرَّغِيفِ، قَالَ: " كَانَ رَجُلٌ يَتَعَبَّدُ فِي صَوْمَعَةٍ، أُرَاهُ قَالَ: سَبْعِينَ سَنَةً، لَا يَنْزِلُ إِلَّا فِي يَوْمٍ وَاحِدٍ، قَالَ: فَشَبَّهَ أَوْ شَبَّ الشَّيْطَانُ فِي عَيْنِهِ امْرَأَةً، فَكَانَ مَعَهَا سَبْعَةَ أَيَّامٍ أَوْ سَبْعَ لَيَالٍ، قَالَ: ثُمَّ كُشِفَ عَنِ الرَّجُلِ غِطَاؤُهُ فَخَرَجَ تَائِبًا، فَكَانَ كُلَّمَا خَطَا خُطْوَةً صَلَّى وَسَجَدَ، فَآوَاهُ اللَّيْلُ إِلَى دُكَّانٍ كَانَ عَلَيْهِ اثْنَا عَشَرَ مِسْكِينًا، فَأَدْرَكَهُ الْعَيَاءُ فَرَمَى بِنَفْسِهِ بَيْنَ رَجُلَيْنِ مِنْهُمْ، وَكَانَ ثَمَّ رَاهِبٌ يَبْعَثُ إِلَيْهِمْ كُلَّ لَيْلَةٍ بِأَرْغِفَةٍ فَيُعْطِي كُلَّ إِنْسَانٍ رَغِيفًا، فَجَاءَ صَاحِبُ الرَّغِيفِ فَأَعْطَى كُلَّ إِنْسَانٍ رَغِيفًا، وَمَرَّ عَلَى ذَلِكَ الرَّجُلِ الَّذِي خَرَجَ تَائِبًا فَظَنَّ أَنَّهُ مِسْكِينٌ فَأَعْطَاهُ رَغِيفًا، فَقَالَ الْمَتْرُوكُ لِصَاحِبِ الرَّغِيفِ: مَا لَكَ لَمْ تُعْطِنِي رَغِيفِي مَا كَانَ بِكَ عَنْهُ غِنًى؟ فَقَالَ: أَتُرَانِي أَمْسَكْتُهُ عَنْكَ؟ سَلْ: هَلْ أَعْطَيْتُ أَحَدًا مِنْكُمْ رَغِيفَيْنِ؟ قَالُوا: لَا، قَالَ: تُرَانِي أَمْسَكْتُهُ عَنْكَ، وَاللهِ لَا أُعْطِيكَ اللَّيْلَةَ شَيْئًا، فَعَمَدَ التَّائِبُ إِلَى الرَّغِيفِ الَّذِي دَفَعَهُ إِلَيْهِ فَدَفَعَهُ إِلَى الرَّجُلِ الَّذِي تُرِكَ، فَأَصْبَحَ التَّائِبُ مَيِّتًا، قَالَ: فَوُزِنَتِ السَّبْعُونَ سَنَةً بِالسَّبْعِ اللَّيَالِي فَرَجَحَتِ السَّبْعُ اللَّيَالِي، ثُمَّ وُزِنَتِ السَّبْعُ اللَّيَالِي بِالرَّغِيفِ فَرَجَحَ الرَّغِيفُ، فَقَالَ أَبُو مُوسَى: يَا بَنِيَّ اذْكُرُوا صَاحِبَ الرَّغِيفِ

Teks Indonesia

Abdullah bin Muhammad menceritakan kepada kami, Muhammad bin Syibl menceritakan kepada kami, Abu Bakar bin Abu Syaibah menceritakan kepada kami, Mu`tamir bin Sulaiman menceritakan kepada kami, dari ayahnya, Abu Utsman menceritakan kepada kami, dari Abu Burdah, dia berkata: Ketika Abu Musa Al Asy`ari kedatangan tanda-tanda kematian, dia berkata, "Anak-anakku! Ingatlah kalian akan cerita tentang seorang pemilik roti." Dia melanjutkan, "Dahulu ada seorang laki-laki yang beribadah di sebuah menara ibadah selama empat puluh tahun. Dia tidak turun dari tempat ibadahnya itu kecuali dalam satu hari." Dia melanjutkan, "Kemudian setan menjelma di hadapannya dalam wujud seorang perempuan, dan laki-laki itu bersamanya selama tujuh hari atau tujuh malam. Setelah itu kedok setan itu terbongkar oleh laki-laki tersebut, sehingga dia pun keluar dari rumah ibadahnya dalam keadaan bertaubat. Setiap kali dia melangkah satu langkah, maka dia shalat dan bersujud. Dalam perjalanannya itu, gelapnya malam membawanya pondokkan yang di dalamnya terdapat dua belas orang miskin. Dia keletihan sehingga dia menghempaskan di hadapan salah seorang dari mereka. Orang itu adalah rahib yang diutus kepada mereka untuk membawa beberapa potong roti. Kemudian setiap orang diberikan sepotong roti. Saat rahib itu melewati laki-laki yang bertaubat itu, maka dia mengiranya sebagai orang miskin sehingga dia memberinya sepotong roti. Lalu berkatalah orang yang tidak mendapat bagian kepada pemilik roti, "Mengapa engkau tidak memberikan rotiku? Apakah engkau membutuhkannya?" Sang pemilik roti berkata, "Apakah engkau melihatku menahannya? Tanyakan, apakah ada orang yang kuberi dua potong roti?" Mereka menjawab, "Tidak." Orang itu berkata, "Engkau melihatku menahannya darimu? Demi Allah, aku tidak memberimu apa-apa malam ini." Kemudian orang yang bertaubat itu mengambil roti yang diberikan kepadanya, lalu menyerahkan kepada orang yang tidak mendapatkan bagian, sehingga di pagi harinya orang yang bertaubat itu mati kelaparan." Abu Musa melanjutkan, "Kemudian ditimbanglah amalan tujuah puluh tahunnya dengan amalan tujuh harinya, dan ternyata amalan tujuh harinya itu lebih berat. Kemudian amalan tujuh hari itu ditimbang dengan amalan sepotong roti, dan ternyata amalan sepotong roti itu lebih berat daripada amalan tujuh hari." Abu Musa melanjutkan, "Anak-anakku, ingatlah cerita tentang pemilik roti!"