Halaman 46
Teks Arab
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ خَلَّادٍ، ثَنَا الْحَارِثُ بْنُ أَبِي أُسَامَةَ، ثَنَا دَاوُدُ بْنُ الْمُحَبَّرِ، ثَنَا نَصْرُ بْنُ طَرِيفٍ، عَنْ مَنْصُورِ بْنِ الْمُعْتَمِرِ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ سُوَيْدِ بْنِ غَفَلَةَ، أَنَّ أَبَا بَكْرٍ الصِّدِّيقَ، رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ خَرَجَ ذَاتَ يَوْمٍ فَاسْتَقْبَلَهُ النَّبِيُّ ﷺ فَقَالَ لَهُ: بِمَ بُعِثْتَ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: بِالْعَقْلِ , قَالَ: فَكَيْفَ لَنَا بِالْعَقْلِ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: إِنَّ الْعَقْلَ لَا غَايَةَ لَهُ , وَلَكِنْ مَنْ أَحَلَّ حَلَالَ اللهِ وَحَرَّمَ حَرَامَهُ سُمِّيَ عَاقِلًا , فَإِنِ اجْتَهَدَ بَعْدَ ذَلِكَ سُمِّيَ عَابِدًا , فَإِنِ اجْتَهَدَ بَعْدَ ذَلِكَ سُمِّيَ جَوَادًا , فَمَنِ اجْتَهَدَ فِي الْعِبَادَةِ وَسَمَحَ فِي نَوَائِبِ الْمَعْرُوفِ بِلَا حَظٍّ مِنْ عَقْلٍ يَدُلُّهُ عَلَى اتِّبَاعِ أَمْرِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ , وَاجْتِنَابِ مَا نَهَى الله عَنْهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْأَخْسَرُونَ أَعْمَالًا , الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
Teks Indonesia
Abu Bakar bin Khallad menceritakan kepada kami, Al Harits bin Abu Usamah menceritakan kepada kami, Daud bin Muhabbar menceritakan kepada kami, Nashr bin Tharif menceritakan kepada kami, dari Manshur bin Mu`tamir, dari Abu Wail, dari Suwaid bin Ghafalah, bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq RA pada suatu hari keluar rumah, lalu dia disambut oleh Nabi ﷺ. Abu Bakar bertanya kepada beliau, "Dengan apa kamu diutus, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Dengan akal." Abu Bakar berkata, "Apa yang kami perbuat dengan akal?" Nabi ﷺ bersabda, "Sesungguhnya akal itu tidak memiliki batasan. Akan tetapi, barangsiapa menghalalkan kehalalan Allah dan mengharamkan keharaman-Nya, maka dia telah disebut orang yang berakal. Dan apabila dia berijtihad sesudah itu, maka dia disebut abid (ahli ibadah). Apabila dia berijtihad sesudah itu, maka dia disebut jawwad (orang yang berbakti). Barangsiapa yang berijtihad dalam ibadah dan berlonggar-longgar dalam berbuat kebaikan tanpa ada dukungan sedikit dari akal yang menunjukkannya untuk mengikuti perintah Allah dan menjauhi larangan Allah, maka mereka itulah orang-orang yang paling merugi amalnya. Yaitu orang-orang yang sia-sia usaha mereka di kehidupan dunia, sementara mereka mengira bahwa mereka telah berbuat kebaikan."